Pesan Terakhir Murid SD ke Ibunya Sebelum Meninggal Diduga karena Bullying di Pekanbaru
Lintas Publik – Riau, Kasus dugaan bullying kembali memakan korban. Seorang murid sekolah dasar (SD) berinisial MAR, warga Kelurahan Tangkerang Labuai, Kecamatan Bukitraya, Kota Pekanbaru, Riau, meninggal dunia diduga akibat tindakan perundungan yang dialaminya di sekolah.
MAR, murid kelas 6 di salah satu SD negeri di Pekanbaru, diduga menjadi korban bullying yang dilakukan teman sekelasnya. Sebelum mengembuskan napas terakhir, bocah tersebut sempat menyampaikan pesan mengharukan kepada ibunya yang belakangan diketahui sebagai pesan terakhir.
BACA JUGA Calon Suami Hilang di Hari Pernikahan, Wanita Muda Laporkan Kekasihnya
![]() |
| Ilustrasi Bullying /ist |
“Korban menyampaikan pesan kepada ibunya, minta untuk dimandikan dan digelarkan tikar karena nanti rumah akan ramai,” ujar Suroto di Pekanbaru, Minggu (23/11/2025) malam dilansir kompas.com.
MAR meninggal dunia pada Minggu sekitar pukul 02.00 WIB saat keluarga sedang tertidur.
Menurut keterangan kuasa hukum, insiden bullying terjadi pada Kamis (13/11/2025) ketika MAR dan beberapa temannya sedang belajar kelompok di dalam kelas. Salah satu murid berinisial FT diduga menendang kepala MAR secara tiba-tiba.
Saksi lain, murid berinisial ARK, melaporkan kejadian tersebut kepada wali kelas yang berada di ruang kelas. Namun, wali kelas disebut hanya meminta para murid menunggu tanpa memberikan tindakan lanjutan.
Setibanya di rumah, MAR menangis dan menceritakan apa yang dialaminya kepada sang ibu.
“Korban bercerita sambil menangis. Dia tidak mau sekolah lagi akibat bullying tersebut,” jelas Suroto.
Keesokan harinya, kondisi MAR memburuk. Ia diduga mengalami gangguan pada otak setelah kepalanya ditendang. Karena keterbatasan biaya, keluarga sempat membawanya ke pengobatan alternatif, tetapi disarankan untuk dibawa ke rumah sakit.
Saat dibawa ke puskesmas, keluarga mendapati fasilitas kesehatan tersebut tutup karena hari Sabtu. MAR pun dirawat di rumah, tetapi kondisi semakin kritis hingga akhirnya meninggal dunia.
Tidak hanya sekali, MAR disebut pernah menjadi korban bullying pada Oktober 2025 oleh murid lain berinisial SM. Saat itu, MAR kerap dipukul di bagian dada sehingga sempat dirawat selama satu minggu di sebuah rumah sakit di Pekanbaru.
Pihak sekolah dikatakan sudah memediasi kasus tersebut dengan memanggil orangtua pelaku dan orangtua MAR, dan orangtua pelaku telah meminta maaf.
Keluarga Tunjuk Kuasa Hukum, Minta Pemerintah Turun Tangan
Awalnya keluarga korban tidak berencana membawa kasus ini ke ranah hukum. Namun setelah mendapatkan masukan dari berbagai pihak agar kejadian ini menjadi evaluasi bagi dunia pendidikan di Pekanbaru, keluarga akhirnya menunjuk kuasa hukum. Bantuan hukum diberikan secara cuma-cuma.
“Kami tidak ingin kejadian seperti ini terjadi lagi di sekolah-sekolah di Pekanbaru maupun di Riau,” tegas Suroto.
MAR dikenal sebagai anak yang baik, sopan, dan rajin beribadah di masjid dekat rumahnya. Warga sekitar mengenal MAR sebagai “anak masjid”.
“Kepergian korban bukan hanya meninggalkan duka bagi keluarga, tetapi juga warga sekitar,” tambah Suroto. (komp/ts)



Tidak ada komentar