Hubungan dan Keterangan AKBP Basuki Tragedi Kematian Dosen Untag
Semarang - Lintas Publik, Penyelidikan atas kematian dosen muda Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Semarang, Dwinanda Linchia Levi, memasuki fase baru setelah AKBP Basuki, perwira menengah Polda Jawa Tengah yang diketahui berada di kamar hotel saat jenazah ditemukan, menyampaikan keterangan resminya kepada publik.
BACA JUGA Dr. Ferdinand Lumban Tobing: Menteri, Pejuang, dan Pelopor Transmigrasi Indonesia
![]() |
| Hubungan dan Keterangan AKBP Basuki Tragedi Kematian Dosen Untag /ist |
Menurut laporan pojokbaca.id, AKBP Basuki (56), yang bertugas di Ditsamapta Polda Jateng, berada di lokasi saat jasad korban pertama kali ditemukan. Ia menegaskan bahwa hubungan dirinya dengan korban “hanya sebatas simpati dan pertemanan”, membantah adanya hubungan khusus sebagaimana berkembang di publik. Basuki mengaku kedekatan keduanya bermula dari rasa simpati setelah Dwinanda kehilangan kedua orang tuanya, bahkan ia turut membantu biaya wisuda doktoral yang bersangkutan.
Basuki juga mengungkap kondisi kesehatan korban. Menurutnya, Dwinanda memiliki riwayat penyakit gula darah tinggi dan hipertensi. Pada Minggu sore, sehari sebelum kejadian, korban disebut mengalami muntah hebat dan menunjukkan tanda-tanda fisik yang melemah. “Terakhir saya lihat dia masih memakai kaus biru-kuning dan celana training,” ujarnya, dikutip Kamis (20/11).
Keesokan paginya, ia mengaku terkejut mendapati korban sudah tidak bernyawa di lantai kamar dalam kondisi tanpa busana. Basuki beralasan situasi tersebut dapat terjadi sebagai reaksi fisiologis menjelang kematian. “Saya sudah tua. Tidak ada hubungan seperti yang orang pikirkan,” tegasnya.
Dwinanda Linchia Levi Heningdyah Nikolas Kusumawardhani dikenal sebagai dosen muda produktif. Ia meraih gelar doktor dari Universitas Diponegoro pada periode 2015–2019, aktif mempublikasikan artikel ilmiah sepanjang 2022–2024, dan disebut sebagai salah satu peneliti muda yang menonjol di bidang hukum pidana. Kepergiannya mengejutkan komunitas akademik Untag Semarang.
Hingga kini, Polda Jawa Tengah masih melakukan penyelidikan mendalam untuk memastikan penyebab kematian, termasuk menelusuri lebih jauh keterangan AKBP Basuki serta kemungkinan faktor lain yang belum terungkap. Publik menantikan kejelasan kasus yang menyita perhatian ini.



Tidak ada komentar