H Teruna Jasa Said, Pendiri Berita Sore dan Tokoh Pers Sumut Tutup Usia
Medan - Lintas Publik, Dunia jurnalistik Tanah Air kembali kehilangan sosok penting. H Teruna Jasa Said bin Haji Mohammad Said, atau yang akrab disapa Bang Una, tutup usia pada Minggu (9/11/2025) pagi di usia 77 tahun.
BACA JUGA Dua Polisi Ditangkap karena Jadi Calo Penerimaan Akpol, Korban Rugi Rp2,6 Miliar
![]() |
| H Teruna Jasa Said, Pendiri Berita Sore dan Tokoh Pers Sumut Tutup Usia/ist |
Almarhum lahir pada 3 September 1948 dan dikenal sebagai jurnalis visioner yang melahirkan berbagai inovasi di dunia media. Meski mengalami pasang surut, Berita Sore tetap bertahan secara digital berkat tangan dinginnya. Kini, sosok yang begitu disegani itu telah berpulang, meninggalkan banyak kenangan bagi dunia pers dan insan jurnalisme Indonesia.
Jenazah almarhum disemayamkan di rumah duka Jalan Sembada V No. 21/23 Komplek Koserna, Medan, dan akan dimakamkan ba’da Ashar di pemakaman Muslim Jalan MH Thamrin, Medan.
Ketika Harian Berita Sore masih terbit dalam bentuk cetak, Bang Una dikenal turun langsung mengawal redaksi. Ia selalu menyeleksi berita utama halaman pertama (headline) dengan teliti. Bahkan saat peristiwa jatuhnya pesawat yang menewaskan Gubernur Sumut HT Rizal Nurdin dan mantan Gubernur Raja Inal Siregar, almarhum memerintahkan seluruh wartawan untuk meliput dengan detail dan akurat.
Dalam memimpin, Bang Una dikenal tegas namun hangat. Ia kerap memberi arahan dengan gaya khasnya: “Judul itu jangan panjang-panjang. Pendek saja tapi mengena,” ujarnya suatu kali — pesan yang terus diingat para wartawan hingga kini.
Bang Una juga dikenal gemar mengangkat isu-isu luar negeri yang relevan dengan konteks lokal. “Kalau Bang Una sudah masuk ke redaksi, semua ingin tahu apa kejutan beritanya hari itu,” kenang Hendrik Prayitno, rekan redaksi yang pernah mendampingi almarhum di beritasore.co.id.
Sepanjang kariernya, almarhum telah menerima berbagai penghargaan di bidang jurnalistik dan berkesempatan melakukan perjalanan ke Eropa, Amerika Serikat, dan berbagai belahan dunia lainnya. Ia selalu membawa angle berita yang menarik, ringan, namun berbobot — ciri khas yang melekat pada dirinya.
Saat terjadi bom Bali pertama, Bang Una langsung mengutus wartawan Laswiyati Wakid dan Dedi Syahputra untuk meliput langsung dari lokasi. Begitu juga ketika terjadi tsunami Aceh dan gempa di Padang, ia memastikan liputan Berita Sore hadir cepat dan akurat di tengah masyarakat.
Di lingkungan redaksi, Bang Una dikenal sangat dekat dengan wartawan dan karyawan. Ia memimpin dengan candaan yang mengena dan petunjuk yang jelas. “Kalau salah, beliau tidak memarahi, tapi menegur dengan humor yang membuat kami introspeksi,” kenang salah satu karyawan.
Dua bulan sebelum wafat, setelah keluar dari RS Adam Malik, beberapa wartawan Berita Sore sempat menjenguk almarhum di rumah. “Bang Una kepingin dendeng,” kata Fitri, salah satu karyawan rumahnya. Dengan penuh semangat, mereka mencarikannya hingga dapat, dan terlihat betapa bahagianya almarhum menikmati makanan favoritnya itu.
Bang Una bukan hanya pimpinan dan pemilik media, tapi juga sosok abang bagi kami semua, kenang para wartawan Berita Sore dan Waspada.
Selamat jalan, Bang Una. Semoga amal dan dedikasimu di dunia jurnalistik menjadi ladang pahala. Semoga engkau husnul khatimah dan tenang di sisi Allah SWT. (red/Wol/tam)




Tidak ada komentar