Header Ads


Sosok Sharon, Ibunda Timothy Anugerah Saputra, Pilih Berdamai dengan Perundung Anaknya

Lintas Publik, Sosok Sharon, ibu dari almarhum Timothy Anugerah Saputra, kini menjadi sorotan publik. Setelah kehilangan putranya akibat kasus perundungan tragis, Sharon justru tampil dengan ketenangan dan kebesaran hati yang menginspirasi banyak orang. Di tengah gelombang duka dan kemarahan masyarakat, ia memilih jalan pengampunan, bahkan membuka hatinya untuk mengasuh salah satu anak pelaku perundungan.

BACA JUGA  Pemkab Simalungun Atasi Jalan Longsor Lintas Raya – Raya Kahean di Siporkas

Sosok Sharon, Ibunda Timothy Anugerah Saputra/ist
Sikap luar biasa itu membuat Sharon mendapat banyak apresiasi. Dalam berbagai kesempatan, ia mengungkapkan bahwa meski rasa kehilangan begitu dalam, dendam tidak akan membawa kedamaian bagi siapapun. Prinsip itu lahir dari nilai-nilai kemanusiaan dan empati yang ia warisi dari keluarganya.

Sharon berasal dari keluarga dokter ternama di Jawa Tengah. Kedua orang tuanya adalah tenaga medis dan pemilik rumah sakit keluarga yang telah berdiri puluhan tahun. Lingkungan inilah yang membentuk karakter Sharon—disiplin, peduli, dan menjunjung tinggi kasih terhadap sesama.

Setelah menempuh pendidikan tinggi di Jakarta, Sharon sempat berkarier di perusahaan swasta sebelum fokus mengurus keluarga. Ia menikah dengan seorang profesional asal Bandung dan dikaruniai putra tunggal, Timothy, mahasiswa Universitas Udayana (UNUD) Bali yang dikenal aktif dan berprestasi.

Dalam kesehariannya, Sharon dikenal lembut, religius, dan sering membagikan refleksi spiritual di media sosial. Jauh sebelum tragedi menimpa keluarganya, ia kerap menulis tentang makna pengampunan dan pentingnya kesehatan mental.

Pasca kepergian Timothy pada 15 Oktober 2025, Sharon tidak larut dalam kesedihan. Ia justru mengubah duka menjadi gerakan kasih dengan mendirikan komunitas edukasi anti-bullying serta menggandeng sejumlah lembaga pendidikan untuk membangun ruang diskusi kesehatan mental mahasiswa.

Lebih dari itu, Sharon kini membimbing dua mahasiswa yang terlibat dalam kasus perundungan tersebut. Ia meminta mereka membuat laporan perkembangan pribadi setiap bulan sebagai bentuk tanggung jawab moral dan pembelajaran hidup.

Ketenangan dan kebesaran hati Sharon membuat publik menaruh hormat. Ia menjadi simbol kekuatan seorang ibu yang mampu menyalurkan luka menjadi kasih, serta menjadikan pengampunan sebagai jalan menuju kedamaian. (red/tam)



Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.