Header Ads



USAID IUWASH Pastikan Kesiapsiagaan Kebutuhan Air, 1000 Hektar Penanaman Pohon di Danau Toba Dilakukan?

Siantar, Antisipasi pasokan air bersih untuk masyarakat, USAID IUWASH Tangguh mengadakan sosialisasi antisipasi dan kesiapsiagaan kebutuhan air dikala musim kering maupun perubahan musim.

Antisipasi pasokan air bersih untuk masyarakat, USAID IUWASH Tangguh mengadakan sosialisasi antisipasi dan kesiapsiagaan kebutuhan air dikala musim kering maupun perubahan musim./ist
Hal ini disampaikan, Agus Hernadi, Objective Lead Water Resource Management USAID IUWASH Tangguh disela acara USAID IUWASH Tangguh bersama pengiat sosial masyarakat tentang air bersih dan sanitasi aman Se-Sumatera Utara, Pemerintah propinsi Sumatera Utara, serta pelaku Perusahaan Air Minum.

"Kita harapkan air minum dan Sanitasi yang aman tetap tersedia untuk masyarakat. Kita berharap bila terjadi ancaman kebutuhan air minum para pelaku (perusahaan) air minum sudah dapat mengantisipasinya," kata Agus Hernadi di Sapadia Hotel jalan Diponegoro kota Pematangsiantar, Kamis (29/2/2024).

Acara yang digagas USAID IUWASH Tangguh ini menunjukan agar keberlanjutan kebutuhan air minum dan sanitasi aman di Sumatera Utara, bahkan di Indonesia tetap tersedia dalam kondisi apapun.

"Kebutuhan manusia akan air minum menjadi keharusan. Karena itu USAID IUWASH Tangguh memastikan keterkaitan kebutuhan air demikian bagaimana mengantisipasi iklim dan cuaca bagaimana kebutuhan air 30 bahkan 40 tahun mendatang," ungkap  Agus Hernadi, bangga akan ketersediaan air di kota Pematangsiantar sudah mencapai 97 persen.

"Saya bangga kota Siantar sudah dapat menyediakan air mencapai 97 persen untuk masyarakat, dengan kualitas air cukup baik," tahbahnya lagi.

Ditempat yang sama, Hadiyati Utami, MSi masyarakat harus mengantisipasi perubahan iklim dilingkungannya.

"Kita harus pertahankan fungsi hutan, sebagaimana kita ketahui hutan adalah pengatur tata air," kata Hadiyati Utami dari Pengendali Ekosistem Hutan Ahli, Direktorat Perencanaan dan Pengawasan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Hadiyati Utami menyarankan agar masyarakat juga mau menanam pohon dilingkungannya.

"Kita butuh memberi pemahaman kepada masayarakat tentang perlunya menanam pohon, pohon yang ditanam juga kita harapkan bukan tanaman semusim, tapi tanaman yang dapat bertahan hidup puluhan tahun agar membantu fungsi hutan," jelas Hadiyati.

Bencana di Danau Toba Sedang Dipetakan

Untuk Danau Toba sendiri yang terakhir terjadi bencana longgsor, menurut Hadiyati Utami dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan sebelumnya telah dilakukan penanaman pohon.

"Ada pemetaan tentang bencana longgsor disana (Danau Toba), dan pada tahun 2021 - 2023 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan telah menanam 1051 Ribu Hektar di perairan Danau Toba," jelas Hadiyati Utami, demikian juga ada rekomendasi pembuatan Drainase kanan kiri jalan.

Disinggung mengenai apa penyebab terjadinya longgsor di Danau Toba, Utami hanya menjelaskan bahwa bencana yang terjadi di Danau Toba masih dalam kajian.

"Kalau penyebab terjadi bencana di Danau Toba masih dalam kajian, apakah karena perumahan iklim, atau justru fungsi hutan yang telah ada perubahan," tutupnya. (tag/t)



Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.