Siantar Butuh Wajah Baru, Jangan Terkesan Kumuh dan Jorok
LINTAS PUBLIK-SIANTAR, Masyarakat berkembang dari masyarakat primitive menuju masyarakat maju. Masa depan masyarakat dunia sudah jelas dan dapat diramalkan, bahwa kelak dalam masa pemerintahan yang panjang dunia akan menjadi masyarakat maju. Dan,membaurkan antara pandangan subjektifnya mengenai nilai dan tujuan akhir perubahan sosial.
Perubahan menuju bentuk masyarakat modern merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari. Perubahan ini berjalan secara perlahan dan bertahap. Perubahan dari masyarakat sederhana (primitive) ke masyarakat modern (complex) memerlukan waktu panjang dan bahkan berabad-abad untuk sampai pada tahapan terakhir.
Lalu, bagaimana dengan kota Siantar? yang sejak lama tidak disentuh dengan pembangunan yang signifikan sehingga merubah wajah kota ini menjadi lebih modern. Apakah warga setempat yang tidak menginginkan adanya perubahan pembangunan, yang dapat menjadi daya tarik tersendiri?
Direktur Utama (Dirut) Perusahaan Daerah (PD) Pembangunan dan Aneka Usaha (PAUS), Herowhin Sinaga mengungkapkan, Kamis ( 31/3/2016) di jalan Melanthon Siregar, bahwa hampir sebagian besar warga Siantar membutuhkan perubahan wajah melalui pembangunan yang terencana dengan baik, dan bukan melakukan pembiaran sehingga menimbulkan kesan kumuh dan jorok bagi pendatang atau penduduk setempat.
Karena itu, lanjutnya, selain membangun SOHO dan Siantar City Mall, PD PAUS juga telah merancang perubahan wajah di STA Parluasan di Jalan TB Simatupang, Suka Dame, Siantar Utara, yang menampung pedagang distributor 300 orang dan pedagang pengecer Lokal 600 orang, dengan produk perdagangan kentang, cabe merah, cabe hijau, cabe rawit, bawang merah, bawang putih, bawang bombay, kol, wortel, tomat, buncis, jahe merah, jahe putih, sayur putih, sawi, sayur pahit, jipang, bunga kol, brokoli, daun pre, daun sop, rimbang, kacang panjang, kacang tanah, daun serai, terong, terong hijau, sayur paret, asam, selada, mentimun, kunyit, kencur, dan lain sebagainya.
Menurutnya, bila diijinkan dan sepakat untuk dilakukan pembangunan di lokasi tersebut maka STA itu akan menjadi wajah baru bagi kota ini, yang memiliki potensi pusat distribusi komoditas agribisnis baik skala besar maupun skala kecil, menciptakan lapangan pekerjaan/pengusaha baru, meningkatkan pendapatan masyarakat, mempermudah pembinaan mutu hasil agribisnis, memperlancar kegiatan dan meningkatkan efiseinsi pemasaran komoditas agribisnis.
Kemudian, meningkatkan keunggulan bersaing hasil-hasil agribisnis, mendorong berkembangnya pengolahan hasil pertanian yang berbasis potensi bahan lokal, terfasilitasinya pemasaran pelaku agribisnis yang saling menguntungkan, dan membuka peluang kerjasama agribisnis secara regional, nasional dan internasional.
Saat ditanya, bagaimana dengan kendala yang dihadapi di lapangan untuk mewujudkan pembangunan tersebut? Herowhin mengatakan, dirinya bersama dengan Direksi dan Badan Pengawas telah melakukan pendekatan terhadap pedagang, serta menjelaskan arah dan tujuan dari pembangunan tersebut, kemudian mendengar berbagai masukan dan saran dari pedagang agar tercipta kerja sama yang sinergi.
“Banyak informasi yang tidak tepat beredar diantara pedagang, yang menyebabkan tidak terjalinnya komunikasi yang baik beberapa waktu yang lalu. Setelah dijelaskan secara terperinci, diharapkan ada pengertian dan kesadaran antara kami (PD PAUS) dengan pedagang, terkait luas kios yang akan dibangun dengan harga yang ditawarkan, dalam jangka waktu penggunaan (sewa) selama 30 tahun,” jelasnya kemarin.
Penulis : franki
Editor : tagor
Perubahan menuju bentuk masyarakat modern merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari. Perubahan ini berjalan secara perlahan dan bertahap. Perubahan dari masyarakat sederhana (primitive) ke masyarakat modern (complex) memerlukan waktu panjang dan bahkan berabad-abad untuk sampai pada tahapan terakhir.
Lalu, bagaimana dengan kota Siantar? yang sejak lama tidak disentuh dengan pembangunan yang signifikan sehingga merubah wajah kota ini menjadi lebih modern. Apakah warga setempat yang tidak menginginkan adanya perubahan pembangunan, yang dapat menjadi daya tarik tersendiri?
Direktur Utama (Dirut) Perusahaan Daerah (PD) Pembangunan dan Aneka Usaha (PAUS), Herowhin Sinaga mengungkapkan, Kamis ( 31/3/2016) di jalan Melanthon Siregar, bahwa hampir sebagian besar warga Siantar membutuhkan perubahan wajah melalui pembangunan yang terencana dengan baik, dan bukan melakukan pembiaran sehingga menimbulkan kesan kumuh dan jorok bagi pendatang atau penduduk setempat.
Karena itu, lanjutnya, selain membangun SOHO dan Siantar City Mall, PD PAUS juga telah merancang perubahan wajah di STA Parluasan di Jalan TB Simatupang, Suka Dame, Siantar Utara, yang menampung pedagang distributor 300 orang dan pedagang pengecer Lokal 600 orang, dengan produk perdagangan kentang, cabe merah, cabe hijau, cabe rawit, bawang merah, bawang putih, bawang bombay, kol, wortel, tomat, buncis, jahe merah, jahe putih, sayur putih, sawi, sayur pahit, jipang, bunga kol, brokoli, daun pre, daun sop, rimbang, kacang panjang, kacang tanah, daun serai, terong, terong hijau, sayur paret, asam, selada, mentimun, kunyit, kencur, dan lain sebagainya.
Menurutnya, bila diijinkan dan sepakat untuk dilakukan pembangunan di lokasi tersebut maka STA itu akan menjadi wajah baru bagi kota ini, yang memiliki potensi pusat distribusi komoditas agribisnis baik skala besar maupun skala kecil, menciptakan lapangan pekerjaan/pengusaha baru, meningkatkan pendapatan masyarakat, mempermudah pembinaan mutu hasil agribisnis, memperlancar kegiatan dan meningkatkan efiseinsi pemasaran komoditas agribisnis.
Kemudian, meningkatkan keunggulan bersaing hasil-hasil agribisnis, mendorong berkembangnya pengolahan hasil pertanian yang berbasis potensi bahan lokal, terfasilitasinya pemasaran pelaku agribisnis yang saling menguntungkan, dan membuka peluang kerjasama agribisnis secara regional, nasional dan internasional.
Saat ditanya, bagaimana dengan kendala yang dihadapi di lapangan untuk mewujudkan pembangunan tersebut? Herowhin mengatakan, dirinya bersama dengan Direksi dan Badan Pengawas telah melakukan pendekatan terhadap pedagang, serta menjelaskan arah dan tujuan dari pembangunan tersebut, kemudian mendengar berbagai masukan dan saran dari pedagang agar tercipta kerja sama yang sinergi.
“Banyak informasi yang tidak tepat beredar diantara pedagang, yang menyebabkan tidak terjalinnya komunikasi yang baik beberapa waktu yang lalu. Setelah dijelaskan secara terperinci, diharapkan ada pengertian dan kesadaran antara kami (PD PAUS) dengan pedagang, terkait luas kios yang akan dibangun dengan harga yang ditawarkan, dalam jangka waktu penggunaan (sewa) selama 30 tahun,” jelasnya kemarin.
Penulis : franki
Editor : tagor
Tidak ada komentar