Header Ads

Terbengkalai, Monumen Juang 45 Rantau Prapat Butuh Perhatian Pemerintah

Catatan   : Harkit M. Sihombing - Rantau Prapat

Ir. Soekarno pada pidato Hari Pahlawan 10 Nopember 1961 telah menyatakan " Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya". Dengan semnagat kemerdekaan juga  Ir. Soekarno dan Mohammad Hatta mengproklamasikan bangsa Indonesia atas nama rakyat Indonesia pada 17 Agustus 1945.

Pasati sudah tampak pudar dan tulisann didalamnya tidak jelas lagi.
photo / harkit
Demikian juga Daerah Rantauprapat merupakan ibukota Kabupaten Labuhan Batu yang berada di Propinsi Sumatera Utara,daerah ini terkenal dengan penghasilan Kelapa Sawit dan Karetnya. Melihat kekayaan alam daerah ini, banyak yang ingin menguasainya termasuk Belanda dan Jepang pada masa penjajahan dulu.

Kota Rantauprapat dibagi dua kecamatan yaitu Rantau Utara dan Rantau Selatan. Kota Rantauprapat ini merupakan kota panas meskipun ada di bawah kaki Bukit Barisan Torpisangmata. Kantor Bupati yang megah saat ini berada di Kelurahan Ujung Bandar, Kecamatan Rantau Selatan, sekitar 3,5 km dari kantor Bupati Labuhan Batu melalui jalan Juang 45 di Kelurahan Lobu Sona arah Bukit Barisan, ditempat  ini ada terlihat bangunan bersejarah monumen Juang 1945.

Monumen itu terlihat sangat  indah di kaki Bukit Barisan, dan terasa sangat sejuk di kelilingi pohon kelapa sawit dan pohon karet yang rindang. Terlihat Prasasti Perjuangan 1945 di tandatangani pada 17 Agustus 1996 oleh H Banua Ispensyah Rambe dan pejabat Bupati masa itu M Djamaluddin Tambunan ayah dari Bapak Amri Tambunan mantan Bupati Deli Serdang.

Monumen Juang 45 di kota Rantau Prapat tidak terawat

Penulis yang ditemani Rendy, Jufri, Saud Nainggolan, M. Usrianto pada 18 Februari 2016 menceritakan, bahwa monumen ini adalah monumen perjuangan rakyat Indonesia (Rantau Prapat) untuk mempertahankan  kemerdekaan dan menegakkan Negara kesatuan  Republik Indonesia ( NRI ), dinamakalah tugu ini Tugu  Proklamasi 17 Agustus 1945, dan monumen ini juga menceritakan, bahwa di tempat ini pernah  berdiri kantor pemerintahan Militer Kabupaten Labuhan batu.

Didalam gedung inilah dahulu para pejuang Indonesia yang berasal dari Labuhan Batu dan beberapa pejuang Asahan mengadakan perundingan dan bergerilya melawan penjajah. Tidak ada lagi benda - benda yang terlihat di dalam gedung ini terkecuali photo-photo perjuangan 1945 yang terjadi di Labuhan Batu.

Photo-photo ini di pajang di dinding gedung, terlihat warna bangunannya pun sudahkusam dan  pudar, tetapi replika lukisan tentang perjuangan Pahlawan yang tepat berada di depan gedung ini masih menunjukan, bahwa perjuangan bangsa Indonesia sangat berat untuk menuju kemerdekaannya, sehingga photo-photo ini dapat memotivasi para pengunjujng, sehingga kecintaan terhadap negeri yang diperjuangakan dengan darah dan air mata ini dapat terus dipertahankan anak cucu pada masa yang akan datang.

Beberapa sisi ditempat bersejarah ini terlihat tidak terurus. Mulai dari bangunannya tidak terawat, warna cat sudah pudar dan lantainya berdebu. Bisa kita pastikan sangat jarang orang kelokasi ini untuk berkunjung menggali nilai sejarah yang terkandung didalamnya. Namun sayang monumen ini terkesan terbengkalai dan sama sekali tidak dirawat.

Tempat “Mesum dan “Bolos”

Gedung ini dahulu di pagar keliling dengan besi, namun pagar itu sudah tidak ada lagi, informasi yang penulis terima, pagar-pagar itu di curi orang yang tidak bertanggung jawab. Parahnya tempat sering dijadikan tempat orang berpacaran, bisa saja lokasi ini dijadikan lokasi mesum karena tempatnya sepi dan jarang dikunjugi orang.

“parah tempat ini bang, kayak ngak berharga perjuangan para pahlawan kita, kita duga tempat ini jadi tempat mesum, karena sepi pengunjunya,” ujar sahabat penulis yang bernama Rendy saat mendampingi kami kelokasi Monumen perjuagan itu.

Bukan tempat pacaran dan mesum saja, tempat yang cukup bersejarah ini juga sebagai tempat anak sekolah bolos.

“Itulah banyak anak sekolah bolos dari sekolah, jadi tempat ini daerah bolos anak sekolah tanpa ada pemerintah yang memperhatikannya,”terang Rendy merupakan putra asli Rantau Prapat, dan menunjukan bahwa sebelum sampai ke Monumen  juang 45 ini, banyak berdiri kafe - kafe dan hiburan malam, sehingga mengesankan dilokasi Tugu Juang 45 ini hanya tempat “Mesum”.



Diharapankan pemerintah daerah maupun pusat mem perhatikan kondisi tempat bersejarah ini, sehingga generasi muda, cikal bakal  penerus  penerus perjuangan bangsa dapat menggali dan memperdalam kecintaan terhadap perjuangan Pahlawan dan Negara.*

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.