Header Ads

Gelar Pahlawan Nasional 2025 kepada 10 Tokoh, Soeharto dan Gus Dur Sampai Tuan Rondahaim Saragih

Jakarta - Lintas Publik,  Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto resmi menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional Tahun 2025 kepada sepuluh tokoh bangsa dari berbagai daerah di Istana Negara, Jakarta, Senin (10/11/2025). Penganugerahan ini merupakan bagian dari rangkaian Peringatan Hari Pahlawan ke-80 Tahun 2025.

Penetapan tersebut tertuang dalam Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 116/TK Tahun 2025 tentang Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional. Upacara dihadiri oleh para pejabat tinggi negara, keluarga penerima, serta tokoh masyarakat dari seluruh Indonesia.

Dua Mantan Presiden RI Ditetapkan Sebagai Pahlawan Nasional


Dalam daftar tahun ini, terdapat dua mantan Presiden Republik Indonesia yang ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional, yakni Presiden ke-2 RI Jenderal Besar TNI (Purn) Soeharto dan Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur).

Keduanya dikenal sebagai tokoh yang memiliki kontribusi besar dalam sejarah bangsa—Soeharto dalam bidang pertahanan dan pembangunan nasional, sementara Gus Dur dikenal sebagai tokoh pluralisme, demokrasi, dan pemersatu bangsa.

Profil Singkat 10 Tokoh Penerima Gelar Pahlawan Nasional 2025

  1. KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) – Presiden ke-4 RI, tokoh NU dan pendiri PKB, lahir di Jombang pada 7 September 1940 dan wafat di Jakarta pada 30 Desember 2009. Dikenal sebagai tokoh demokrasi dan pluralisme Indonesia.



  2. Jenderal Besar TNI Soeharto – Presiden ke-2 RI, lahir di Yogyakarta pada 8 Juni 1921 dan wafat pada 27 Januari 2006. Tokoh militer yang berperan besar dalam pembebasan Irian Barat dan pembangunan nasional.


  3. Marsinah (Jawa Timur) – Aktivis buruh perempuan yang gugur memperjuangkan hak-hak pekerja. Lahir di Nganjuk pada 10 April 1969 dan wafat secara tragis pada 8 Mei 1993.

     

  4. Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja, S.H., LL.M. (Jawa Barat) – Menteri Kehakiman (1974–1978) dan Menteri Luar Negeri (1978–1988). Pakar hukum internasional Indonesia yang berjasa dalam diplomasi dan hukum laut.

     
  5. Hajjah Rahmah El Yunusiyah (Sumatera Barat) – Pendiri Perguruan Diniyah Putri Padang Panjang, pejuang pendidikan perempuan, dan penerima gelar kehormatan dari Universitas Al-Azhar Kairo.


     
  6. Jenderal TNI (Purn) Sarwo Edhie Wibowo (Jawa Tengah) – Tokoh militer dan mantan Komandan RPKAD (Kopassus) yang berjasa menjaga stabilitas nasional di masa-masa sulit.

     
  7. Sultan Muhammad Salahuddin (Nusa Tenggara Barat) – Sultan Bima XIV (1915–1951) yang dikenal sebagai pejuang anti-penjajahan Belanda dan pemimpin bijaksana di wilayahnya.

     
  8. Syaikhona Muhammad Kholil (Jawa Timur) – Ulama besar, guru dari KH. Hasyim Asy’ari, dan tokoh spiritual yang berpengaruh dalam lahirnya Nahdlatul Ulama.

     
  9. Tuan Rondahaim Saragih Garingging (Sumatera Utara) – Raja Raya, pejuang Simalungun yang melawan kolonialisme Belanda dan mempertahankan kedaulatan wilayahnya hingga wafat tahun 1891.

     
  10. Sultan Zainal Abidin Syah (Maluku Utara) – Sultan Tidore dan Gubernur pertama Irian Barat (1956–1961), berperan besar dalam perjuangan integrasi wilayah Indonesia timur.

Pesan Presiden: Teladani Semangat Para Pahlawan

Presiden Prabowo Subianto menegaskan bahwa penganugerahan gelar ini adalah bentuk penghargaan negara kepada tokoh-tokoh yang telah memberikan pengabdian luar biasa bagi bangsa dan negara.

“Semoga semangat perjuangan dan pengabdian para pahlawan nasional ini menjadi teladan bagi generasi muda untuk terus mencintai tanah air dan berjuang demi kejayaan Indonesia,” ujar Presiden.

Dengan penetapan ini, pemerintah berharap nilai-nilai perjuangan, keteladanan, dan semangat nasionalisme para pahlawan tetap hidup di hati seluruh rakyat Indonesia. (red/tam)


Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.