Header Ads


Kisah Inspiratif Mayor Infanteri Imam Buchori: Dari Anak Tukang Becak hingga Perwira Terbaik TNI AD

Lintas Publik, Mayor Infanteri Imam Buchori adalah sosok inspiratif yang membuktikan bahwa keterbatasan ekonomi bukanlah penghalang untuk meraih kesuksesan. Lahir di Malang dari keluarga sederhana, Imam tumbuh dalam kondisi sulit. Ayahnya bekerja sebagai penarik becak dengan penghasilan yang tidak menentu, kadang hanya Rp10 ribu hingga Rp20 ribu per hari, bahkan sering tanpa membawa pulang uang sama sekali.

BACA JUGA   HR Soeharto, Dokter Pribadi Bung Karno Diangkat Jadi Pahlawan Nasional

Kisah Inspiratif Mayor Infanteri Imam Buchori/ist
Sejak kecil, Imam dan keluarganya kerap berpindah-pindah rumah karena tidak memiliki tempat tinggal tetap. Kondisi itu tak membuatnya patah semangat. Saat duduk di bangku kelas 5 SD, Imam bahkan ingin bekerja sebagai loper koran demi membantu perekonomian keluarga. Namun, sang ayah menegaskan bahwa tugas utama Imam hanyalah belajar.

"Kamu tidak usah bekerja, tugasmu hanya sekolah, sekolah, dan sekolah. Urusan uang, biar bapak yang cari," kenang Imam menirukan pesan ayahnya.

Prestasi Akademik dan Karier Militer

Pesan itu terbukti berbuah manis. Imam berhasil masuk SMA Taruna Nusantara Magelang angkatan ke-11, kemudian melanjutkan pendidikan di Akademi Militer TNI. Pada tahun 2006, ia lulus dengan predikat Adhi Makayasa, penghargaan tertinggi bagi taruna terbaik.

BACA JUGA   Pesan Damai dari Aksi Berkuda Jokowi dan Prabowo...

tokoPerjalanan kariernya terus menanjak. Imam dikenal sebagai perwira dengan dedikasi tinggi di bidang Infanteri, khususnya di satuan elit Kopassus. Ia pernah menjabat sebagai Komandan Batalyon 14 Grup 1 Kopassus dan kini dipercaya sebagai Wakil Komandan Batalyon 12 Grup 1 Kopassus.

Tak hanya di medan operasi, Imam juga berprestasi dalam bidang akademik. Ia menamatkan Pendidikan Reguler LIX Seskoad Tahun 2020 dengan predikat lulusan terbaik. Berbagai penghargaan diraihnya, mulai dari penulis Taskap terbaik, penyusun naskah latihan terbaik, hingga penulis esai terbaik. Penghargaan tersebut langsung diserahkan oleh KSAD saat itu, Jenderal Andika Perkasa.

Inspirasi dari Anak Tukang Becak

Kisah hidup Mayor Infanteri Imam Buchori menjadi teladan bagi generasi muda Indonesia. Dari anak tukang becak dengan kondisi ekonomi sulit, ia membuktikan bahwa kerja keras, ketekunan, dan semangat pantang menyerah bisa mengantarkan seseorang mencapai puncak kesuksesan.

Perjuangan Imam bukan hanya tentang meraih pangkat dan prestasi, tetapi juga tentang menjaga prinsip hidup sederhana, menghargai jerih payah orang tua, dan tetap rendah hati meski telah berada di posisi terhormat di tubuh TNI Angkatan Darat. (BS/t)







Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.