GPH Djatikusumo, Pahlawan Nasional dan Kasad Pertama RI dari Keraton Surakarta
Jakarta – Lintas Publik, Gusti Pangeran Hario (GPH) Djatikusumo merupakan salah satu tokoh penting dalam sejarah militer dan pemerintahan Indonesia. Beliau tercatat sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Kasad) pertama sekaligus dianugerahi gelar Pahlawan Nasional atas jasa-jasanya dalam perjuangan kemerdekaan dan pembangunan negara.
BACA JUGA Jokowi Anugerahkan Gelar Pahlawan Nasional kepada 6 Tokoh
Lahir di Surakarta, Jawa Tengah, pada 1 Juli 1917, GPH Djatikusumo wafat di Jakarta pada 4 Juli 1992. Ia dimakamkan di Kompleks Makam Imogiri, Bantul, Yogyakarta, tempat peristirahatan terakhir para bangsawan dan tokoh penting dari Kasunanan Surakarta dan Kesultanan Yogyakarta.
Dari Bangsawan Keraton ke Medan Perang
GPH Djatikusumo merupakan putra dari Sunan Paku Buwono X dan Kirono Rukmi, sehingga memiliki darah biru dari Keraton Surakarta. Meski berasal dari lingkungan bangsawan, ia memilih berjuang di garis depan demi kemerdekaan Indonesia.
Ia mengenyam pendidikan di berbagai lembaga bergengsi, termasuk sekolah teknik tinggi di Delft, Belanda, serta sekolah militer CORO di Bandung. Pada masa pendudukan Jepang, ia mengikuti pendidikan militer PETA (Pembela Tanah Air) di Bogor.
Karier Militer dan Pemerintahan
Perjalanan karier GPH Djatikusumo sangat panjang dan penuh kontribusi penting. Ia sempat menjabat sebagai:
- Anggota Tim Penasihat Presiden untuk Pengamalan Pancasila (Tim P-7)
- Komandan Batalyon BKR Surakarta
- Panglima Divisi IV dan V TNI
- Direktur Akademi Militer Yogyakarta
- Kepala Staf TNI Angkatan Darat Pertama (1948–1949)
- Menteri Perhubungan Darat dan PTT dalam Kabinet Kerja I–III
- Duta Besar RI untuk Malaysia, Maroko, dan Prancis
- Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Agung (DPA)
Dalam bidang militer, Djatikusumo dikenal aktif memimpin perlawanan terhadap penjajah. Ia terlibat dalam pertempuran melawan Jepang di Ciater, Bandung, serta memimpin perlawanan terhadap Belanda saat Agresi Militer II bersama para taruna Akademi Militer.
Dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional
Atas pengabdiannya, Presiden Republik Indonesia menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada GPH Djatikusumo melalui Keputusan Presiden RI No. 073/TK/Tahun 2002 yang dikeluarkan pada 6 November 2002.
Ia juga menerima pangkat kehormatan Jenderal (Purnawirawan) sebagai bentuk penghargaan atas dedikasinya di bidang militer.
GPH Djatikusumo adalah sosok yang patut dijadikan teladan. Ia membuktikan bahwa latar belakang bangsawan tidak menghalangi niat tulus untuk berjuang demi rakyat dan negara. Dari medan tempur hingga panggung diplomasi, jejak langkahnya mencerminkan semangat nasionalisme dan pengabdian tanpa batas.
Riwayat Pendidikan
- ELS (Europeesche Lagere School), Solo – 1921-1931
- HBS dan Sekolah Teknik Tinggi Delft, Belanda – 1936-1939
- Institut Teknologi Bandung (ITB) – 1940-1941
- Sekolah Militer CORO, Bandung – 1941-1942
- Bo’ei Giyugun Kanbu Renseitai (PETA), Bogor – 1944-1945. (berbagai sumber/ts)
Tidak ada komentar