Header Ads

Sosok Rahayu Saraswati, Dari Dunia Hiburan, Aktivis, Sampai Pengunduran Diri dari DPR RI

Jakarta - Lintas Publik, Sosok Rahayu Saraswati Dhirakarya Djojohadikusumo, atau akrab disapa Sara, dikenal luas sebagai aktris, aktivis, dan politisi. Wanita kelahiran Jakarta, 27 Januari 1986 ini merupakan bagian dari keluarga besar Djojohadikusumo yang memiliki jejak panjang dalam sejarah politik dan ekonomi Indonesia.

Keluarga dan Pendidikan

Putri dari Hashim Djojohadikusumo dan Anie Hashim Djojohadikusumo ini tumbuh dalam lingkungan keluarga yang sarat akan pendidikan dan perjuangan. Ayahnya adalah pengusaha dan politisi, sementara pamannya, Prabowo Subianto, kini menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia. Kakek buyutnya, Raden Mas Margono Djojohadikusumo, adalah pendiri Bank Negara Indonesia (BNI), dan kakeknya, Prof. Dr. Soemitro Djojohadikusumo, dikenal sebagai begawan ekonomi nasional.

Rahayu Saraswati Dhirakarya Djojohadikusumo Keponakan Presiden Prabowo Subianto./ist

Sara mengenyam pendidikan dasar di SD Tarakanita II Jakarta, kemudian melanjutkan studi menengah di United World College of South East Asia (Singapura) dan Collège du Léman (Swiss). Ia meraih gelar sarjana di Universitas Virginia, AS, dengan jurusan Drama dan Peradaban Kuno, dan melanjutkan studi seni peran di International School of Screen Acting, London.

Karier di Dunia Hiburan

Namanya mulai dikenal publik lewat perannya sebagai Senja dalam film Merah Putih (2009), dan berlanjut ke beberapa film nasional dan internasional seperti Darah Garuda, Hati Merdeka, Dream Obama, dan Hanyut. Di dunia televisi, ia pernah menjadi presenter dalam program Talk Indonesia (Metro TV) dan Hot Indonesia (The Indonesia Channel).

Aktivisme Sosial

Pada tahun 2012, Sara mendirikan Yayasan Parinama Astha (ParTha), yang fokus pada pemberantasan perdagangan manusia (TPPO) serta perlindungan perempuan dan anak. Ia juga menjabat sebagai Ketua Jaringan Nasional Anti TPPO (JarNas Anti TPPO), yang menghimpun berbagai LSM dan aktivis dalam melawan kejahatan perdagangan manusia.

Perjalanan Politik

Sejak 2013, Sara bergabung dengan Partai Gerindra dan meniti karier politiknya. Ia terpilih menjadi anggota DPR RI periode 2014–2019 mewakili Dapil Jawa Tengah IV dan kembali terpilih pada periode 2024–2029 dari Dapil DKI Jakarta III dengan perolehan suara 52.932. Saat ini, ia menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, membidangi industri, UMKM, ekonomi kreatif, serta pariwisata.

Selain itu, Sara juga tercatat sebagai Wakil Ketua Umum Partai Gerindra periode 2020–2025, menunjukkan kepercayaan partai terhadap kapasitas dan visinya.

Kehidupan Pribadi

Rahayu Saraswati menikah dengan Harwendro Adityo Dewanto pada tahun 2014, dan dikaruniai dua anak: Narendra dan Wira. Ia menganut agama Kristen dan tetap aktif dalam berbagai kegiatan sosial maupun keagamaan.

Fokus Isu dan Prestasi

Komitmennya dalam memperjuangkan hak-hak perempuan dan anak membuatnya menjadi salah satu tokoh terdepan dalam pengusulan dan pembahasan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual (RUU PKS). Ia juga gigih dalam memberantas TPPO yang kerap menimpa kelompok rentan.

Pada tahun 2025, majalah Fortune Indonesia memasukkan namanya dalam daftar “40 Under 40”, mengakui kontribusinya dalam bidang sosial-politik dan kepemimpinan muda.

Dengan latar belakang yang kuat, pendidikan internasional, pengalaman di dunia hiburan, serta konsistensi dalam perjuangan sosial, Rahayu Saraswati menjadi contoh nyata wanita Indonesia yang mampu berkarya di berbagai bidang. Keberadaannya di parlemen diharapkan terus memberikan suara bagi kelompok yang paling membutuhkan perlindungan: perempuan dan anak-anak.

 Mengundurkan Diri dari DPR RI

Rahayu Saraswati Djojohadikusumo mengundurkan diri sebagai anggota DPR RI dari Fraksi Partai Gerindra periode 2024-2029. Ia menyampaikan pernyataan mundur sebagai anggota DPR periode 2024-2029 itu lewat akun Instagramnya pada Rabu (10/9/2025).

"Dengan ini saya menyatakan pengunduran diri saya sebagai anggota DPR RI kepada Fraksi Gerindra," kata Sara lewat unggahan di akun Instagramnya, Rabu (10/9).

Sara tak mengungkap dengan jelas alasan pengunduran dirinya. Namun, ia menyampaikan permintaan maaf atas pernyataannya yang sempat menjadi sorotan pada 28 Februari 2025 lalu (*/tam)


Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.