Header Ads

Karirnya Dimulai Honorer, Bupati Sudewo di Demo Warganya Hingga Hak Angket

Pati - Lintas Publik,  Kebijakan Bupati Pati, Ir. Sudewo, S.T., M.T., yang menaikkan tarif Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) hingga 250 persen memicu gelombang protes dari masyarakat. Sejumlah elemen sipil menyatakan akan menggelar aksi besar-besaran dalam waktu dekat, menuntut pencabutan kebijakan yang dinilai tidak berpihak pada rakyat kecil.

Dalam konferensi pers yang digelar di Pendopo Kabupaten Pati pada Senin (11/8), Sudewo menegaskan bahwa kenaikan pajak dilakukan sebagai bentuk pembenahan tata kelola keuangan daerah. Menurutnya, PBB-P2 di Pati tidak pernah mengalami revisi sejak 2011.

"Kita tidak bisa membangun tanpa pembiayaan. Ini bukan sekadar pajak, tapi kontribusi nyata untuk masa depan Pati," kata Sudewo.

Namun, respons masyarakat jauh dari positif. Di beberapa kecamatan seperti Jakenan, Gabus, dan Winong, warga mengeluhkan surat tagihan pajak yang melonjak drastis dibanding tahun sebelumnya. Sebagian menilai pemerintah daerah kurang transparan dalam menyosialisasikan kebijakan tersebut.

"Saya biasanya bayar Rp80 ribu, sekarang jadi Rp280 ribu. Kami rakyat kecil, Pak. Ini memberatkan," ujar Nurhadi, warga Desa Kudukeras, Kecamatan Jakenan.

Rencana aksi protes kini mulai digalang oleh Forum Warga Pati Bersatu (FWPB) yang mengklaim akan mengerahkan hingga 10 ribu massa dalam waktu dekat. Aksi ini juga akan melibatkan kelompok petani, pedagang pasar, dan mahasiswa.

Menanggapi hal tersebut, Sudewo menyatakan tidak gentar.

“Kalau memang harus ada aksi, saya siap hadapi 50 ribu orang. Tapi mari berdiskusi dengan kepala dingin,” ucapnya dalam sebuah video yang kini beredar luas di media sosial.

Jejak Karier dan Visi Sudewo

Sudewo dilantik sebagai Bupati Pati pada 20 Februari 2025, menggantikan penjabat sebelumnya. Ia dikenal sebagai teknokrat dengan latar belakang kuat di bidang infrastruktur. Lulusan Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret (UNS) dan Magister Teknik Pembangunan Universitas Diponegoro (Undip) ini sebelumnya menjabat dua periode sebagai anggota DPR RI dari Partai Gerindra.

Sejak menjabat, ia langsung mengambil sejumlah langkah tegas, termasuk mengganti direktur RSUD RAA Soewondo dan membentuk tim pengawasan pembangunan infrastruktur. Meski langkah-langkah tersebut menuai pujian dari sebagian kalangan, kebijakan pajak menjadi titik balik yang menimbulkan kritik luas.

Banyak pihak menilai pendekatan yang digunakan terlalu teknokratis dan kurang mengedepankan komunikasi dengan rakyat, Pemkab Pati akan membuka posko pengaduan terkait pajak dan memberikan keringanan bagi warga kurang mampu. 


Di Demo Warga Hingga Hak Angket

Pada Rabu (13/8/2025) siang, Puluhan ribu warga Kabupaten Pati aksi demonstrasi menuntut pengunduran diri Bupati Sudewo buntut kenaikan PBB-P2 sebesar 250 persen. Situasi sempat memanas saat Sudewo mendatangi massa di Alun-alun Pati.

Sudewo menyampaikan permintaan maaf dari atas mobil taktis polisi, upayanya meredam ketegangan. Namun, massa yang marah justru melempar botol air mineral, tomat busuk, hingga sandal jepit ke arahnya.

"Saya mohon maaf atas kebijakan yang menimbulkan keresahan. Saya terbuka untuk dialog," ujar Sudewo singkat sebelum diamankan petugas.

Akibat eskalasi protes, DPRD Kabupaten Pati resmi membentuk Panitia Khusus (Pansus) Hak Angket untuk menyelidiki kebijakan tersebut dan kemungkinan pemakzulan. Ketua DPRD menyebut langkah ini sebagai “tanggapan terhadap situasi krisis kepercayaan publik”.

Aksi massa dijaga ketat aparat gabungan TNI-Polri. Hingga sore hari, situasi berangsur kondusif meski ketegangan belum sepenuhnya mereda.

Profile & Pendidikan

Nama lengkap: Ir. Sudewo, S.T., M.T.

Tanggal lahir: 11 Oktober 1968, di Kabupaten Pati, Jawa Tengah. 

Pendidikan:

o SD Negeri 1 Slungkep

o SMP Negeri 1 Kayen

o SMA Negeri 1 Pati

o S1 Teknik Sipil, Universitas Sebelas Maret – lulus 1993

o S2 Magister Teknik Pembangunan, Universitas Diponegoro – lulus 2001 

Karier & Politik

Awal karier:

o Menjadi tenaga honorer hingga PNS di Departemen Pekerjaan Umum—berkarier di Kanwil Bali (1994–1995), proyek jalan dan jembatan di Bali (1995–1996), lalu Kanwil Jawa Timur (1997–1999), dan DPU Kabupaten Karanganyar (1999–2006)

Masuk politik:

o Awalnya mencoba maju sebagai Bupati Karanganyar (2002—tidak berhasil) 

o Menjadi Anggota DPR RI selama dua periode (2009–2013 dan 2019–2024) sebagai kader Partai Gerindra

o Menjabat Ketua Bidang Pemberdayaan Organisasi DPP Partai Gerindra sejak 2019

Jabatan sebagai Bupati

Mulai menjabat Bupati Pati sejak 20 Februari 2025, dengan Wakil Bupati Risma Ardhi 

Kebijakan & Kontroversi

Kenaikan PBB-P2 sebesar 250% pada tahun 2025—alasan: pajak tersebut tidak naik selama 14 tahun, dan kebijakan ini dimaksudkan untuk meningkatkan pendapatan daerah serta mendanai pembangunan infrastruktur dan pelayanan publik

Tindakan ini memicu protes dari masyarakat. Dalam video yang beredar, Sudewo menantang warga untuk demo: “Saya siap hadapi 50 ribu pendemo!”

Sejumlah kebijakan awal masa jabatannya mencakup:

o Mengganti Direktur RSUD RAA Soewondo dan jajaran dewan pengawasnya, demi meningkatkan layanan publik kesehatan. Dilakukan saat sebulan menjabat, Maret 2025

o Fokus utama pada pembangunan infrastruktur sebagai visi pemerintahan—ada latar belakang pengalaman di bidang infrastruktur yang mendukung pendekatan ini

Kehidupan Pribadi

Keluarga : Sudewo menikah dengan Atik Kusdarwati dan dikaruniai empat anak

Karakter : Dikenal sebagai pribadi yang tegas, berpendidikan teknik, dan memiliki latar belakang kuat dalam birokrasi serta infrastruktur. Kebijakan-kebijakannya menunjukkan orientasi pembangunan dan reformasi pemerintahan

Ringkasan Fakta

  • Lahir : 11 Okt 1968 di Pati
  • Pendidikan : S1 Teknik Sipil (UNS), S2 Teknik Pembangunan (UNDIP)
  • Karier Awal : PNS di PU (1994–2006)
  • Politik : DPR RI (2009–2013, 2019–2024)
  • Bupati Pati : Dilantik Feb 2025
  • Kebijakan Utama : Kenaikan PBB-P2 250%, reformasi RSUD, infrastruktur
  • Gaya Kepemimpinan :  Tegas, kontroversial, fokus pembangunan
  • Keluarga : Menikah, 4 anak ( berbagai sumber) 


Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.