Danau Toba Jadi Pusat Dunia: Kejuaraan Dunia Aquabike 2025 Resmi Dibuka
Balige - Lintas Publik, Kejuaraan Dunia Aquabike 2025 resmi dibuka di Balige, Danau Toba. Acara pembukaan berlangsung meriah dengan dihadiri perwakilan atlet, ofisial, serta pejabat daerah dan nasional. Kegiatan dimulai pukul 08.30 WIB dengan pembukaan paddock, dilanjutkan dengan registrasi dan pemeriksaan teknis kategori Endurance pada pukul 10.00 hingga 12.00 WIB.
Indonesia mengirimkan 10 atlet terbaik untuk berlaga dalam dua kategori utama, yakni Endurance dan Pro Circuit World Championship. Kompetisi ini dijadwalkan berlangsung selama 6 hari, dari 12 hingga 17 Agustus 2025, dan diharapkan menarik perhatian dunia internasional.
F1 Powerboat Juga Akan Digelar, Persiapan Capai 95 Persen
Setelah Aquabike, Danau Toba juga akan menjadi tuan rumah F1 Powerboat World Championship 2025 pada 22 hingga 24 Agustus. Pemerintah Provinsi Sumatera Utara menyatakan bahwa persiapan untuk event ini telah mencapai 95 persen. Sejumlah infrastruktur, termasuk lintasan lomba, dermaga, dan area penonton telah disiapkan sesuai standar internasional.
1.100 Personel Dikerahkan untuk Pengamanan
Untuk menjamin keamanan selama dua event internasional tersebut, Polda Sumut mengerahkan 1.100 personel, termasuk dari Polres Toba, Brimob, Ditlantas, dan instansi pendukung lainnya. Fokus pengamanan meliputi arena lomba, area penginapan atlet, bandara, serta jalur-jalur transportasi utama.
Dukungan Medis Disiapkan oleh RSUP H. Adam Malik
Tim medis dari RSUP H. Adam Malik turut ambil bagian dalam mendukung pelaksanaan event. Rumah sakit rujukan nasional tersebut menyiagakan tenaga medis, peralatan gawat darurat, serta ambulans laut dan darat. Koordinasi dengan Dinas Kesehatan dan BNPB juga telah dilakukan.
Waterfront Pangururan Masih Perlu Sentuhan Serius
Sementara itu, kawasan Waterfront City Pangururan di Pulau Samosir kembali menjadi sorotan. Meski memiliki potensi pariwisata luar biasa, kawasan ini dinilai belum maksimal dari segi fasilitas dan konektivitas. Pengamat pariwisata menyebut bahwa pengembangan kawasan harus melibatkan pendekatan budaya dan ekologi agar lebih berkelanjutan. (*/ts)
Tidak ada komentar