Header Ads



Detik-detik Mahasiswi USU Ditemukan Tewas dalam Rumah Terkunci

Medan, Mahira Dinabila (19), mahasiswi Sosiologi Universitas Sumatera Utara (USU) ditemukan tewas di dalam rumahnya di Kompleks Rivera, Kota Medan. Mahira ditemukan dengan kondisi terlentang di ruang dapur dan sempat diduga bunuh diri.

Oky Andriansyah selaku pengacara sekaligus paman Mahira mengungkapkan kronologi awal penemuan mayat itu. Awalnya, pada 3 Mei 2023 ada seorang mahasiswa yang merupakan teman Mahira menghubungi istrinya.

Suasana rumah yang dihuni Mahira Dinabila (19), di Komplek Rivera, Kecamatan Medan Amplas, Kota Medan, Senin (22/5/2023). (Foto: Goklas Wisely/detikSumut)
"Kata temannya ini, Mahira sudah tidak masuk ke kampus selama 10 hari. Terus Mahira tidak bisa dihubungi," kata kata Oky kepada detikSumut, Senin (22/5/2023).

"Saya cek di handphone, terakhir saya komunikasi dengan Mahira itu 23 April sekitar pukul 11.00 WIB. Nah, dari situ kita bertanya-tanya ada apa dengannya," tambahnya.

Oky dan istrinya kemudian bergerak dari rumah menuju Komplek Rivera dengan mengendarai mobil sekitar pukul 22.00 WIB.

Setibanya di lokasi, suasana rumah yang dihuni Mahira didapatinya teramat gelap. Dia melihat ada seekor kucing Mahira yang berada di luar rumah.

"Jerjak besi rumahnya tergembok. Di teras rumah ada sepeda motor Scoopy cokelat dalam kondisi ban depannya kempes," ujarnya.

Istrinya berulang kali memanggil Mahira. Namun tidak ada suara yang menyahut. Merasa janggal, Oky bertemu dengan pihak keamanan komplek.

Setelah itu, ada seorang satpam yang turut mendampinginya ke rumah tersebut. Mereka sempat kesulitan masuk ke dalam rumah Mahira. Ketika itu, Oky melihat ada tangga di bagian luar rumah tetangga Mahira.

Lalu, dia menaiki tangga itu hingga sampai di lantai dua kediaman Mahira. Ia coba melihat dari cela gedung, rupanya tercium aroma bau busuk yang sangat menyengat.

Seketika ia merasa kejadian buruk pasti menimpa Mahira. Mereka memanggil kepala lingkungan ke lokasi untuk turut hadir. Sebab, ia berencana akan masuk dengan merusak gembok rumah Mahira.

Tak disangka, ia melihat ayah angkat Mahira, M, tiba-tiba ada di lokasi. M datang bersama istri dan seorang anaknya menggunakan sepeda motor.

"Nah, waktu itu istri M ini bilang sempat mutar-mutar di situ seminggu yang lalu. Lalu saya tanya kok gak masuk, diam dia," sebutnya.

Dia menyampaikan setelah itu mereka mengambil palu dan merusak gembok jerjak rumah Mahira. Setelah berhasil dibuka, ia langsung membuka pintu depan rumah Mahira yang ternyata dalam kondisi

 tidak terkunci.

 

Ia aktifkan senter dari handphone untuk menuntunnya melangkah. Oky sempat tersandung meja. Namun saat itu, M melangkah dengan cepat langsung ke arah dapur. Setelah dari situ M menyebutkan suatu pernyataan yang menurutnya janggal.

"Jadi M ini langsung masuk dalam keadaan gelap atau mati lampu dan dia orang pertama menemukan mayat Mahira. Tiba-tiba M keluar dari dapur dan bilang "Wah si Ira terpeleset Ki'," ungkap Oky.

Dia sampaikan ekspresi M malam itu datar dan tidak tampak histeris mengetahui anak angkatnya sudah tewas. Saat ia ke dapur, dilihatnya Mahira dalam keadaan terlentang. Kondisi di sekitar tubuhnya ada darah dan cairan diduga dari daging yang membusuk.

"Kepalanya tinggal tengkorak. Ada Baygon semprot di dekat tangan kanannya. Saya terkejut melihat kondisinya seperti itu," ujarnya.

Selanjutnya, pihak kepolisian dihubungi untuk datang ke lokasi. Tak berapa lama tim inafis datang untuk melakukan proses evakuasi. Mayat Mahira dibungkus dan dibawa ke RS Bhayangkara oleh ayah kandungnya bernama Pariono dengan ambulance.

Kanit Reskrim Polsek Patumbak AKP Ridwan sempat menjelaskan penemuan mayat Mahira kepada detikSumut. Ridwan menyebutkan Mahira sudah tinggal sendirian selama semingguan.

"Selama seminggu Mahira tidak keluar rumah. Makanya diduga korban bunuh diri seminggu lalu. Di sekitar mayat ditemukan ada botol Baygon. Diduga korban bunuh diri karena meminum Baygon itu," ucap Ridwan.

"Selain itu ditemukan juga di ruang tamu ada surat yang ditulis oleh korban. Isinya ia bunuh diri karena ditinggal sendiri di rumah. Bapaknya ini pergi ke Padang Sidempuan pada 21 April. Mahira sempat diajak tapi menolak," tambahnya.

Pihaknya pun melakukan identifikasi bersama tim Inafis Polrestabes Medan saat berada di lokasi. Mahira sempat dibawa ke RS Bhayangkara.

Namun, M mengaku tidak perlu dilakukan autopsi terhadap mayat Mahira. Jenazah Mahira langsung dikebumikan di rumah neneknya, di kawasan Perumnas Mandala.

Belakangan, Pariono yang merasa janggal atas kematian Mahira merasa ada dugaan dibunuh sehingga polisi harus dilakukan langkah autopsi.

Beberapa hari kemudian polisi mewujudkan permintaan Pariono dengan membongkar makam Mahira dan melakukan autopsi. Saat ini, polisi masih melakukan penyelidikan. detik.com/t


Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.