Header Ads



Pengalaman Hendrick Situmorang Kawal Kampanye JK

LINTAS PUBLIK - Mungkin Hendrik Situmorang, satu dari ratusan ribu anggota Polri yang paling beruntung. Bagaimana tidak, ketika baru lulus Akpol 2013, dia sudah berkeliling Indonesia.

Selain perjalanan menelan biaya tak sedikit, juga membutuhkan waktu yang panjang. Pengalaman berharga inilah yang didapat Kompol Hendrick Situmorang, Kapolsek Cikarang Barat.

Tak lama menyandang pangkat Iptu, dia ditugaskan di Mako Brimob Kelapa Dua, Depok. Sambil menunggu penempatan tugas, mendadak dia ditugaskan mengawal kampanye capres dan cawapres 2014.

BACA JUGA  Lestarikan Sejarah, Tugu Situmorang di Revitalisasi, Ini Panitianya

Kompol Hendrick Situmorang
Hendrik terpilih menjadi pengawal kampanye Calon Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK), yang kala itu berduet dengan Calon Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

“Pengalaman unik, berharga sekaligus bahagia. Dari calon ratusan calon anggoat Polri, saya salah satunya yang terpilih. Saya keliling Indonesia mengawal Cawapres JK,” katanya.

Dalam mengawal JK yang kemudian menjadi Wakil Presiden itu, dia menceritakan pengalaman unik. Ketika mengawal rombongan tim sukses kampanye JK ke Papua, rombongan berebut kursi naik pesawat.

Sekejap seluruh kursi dalam pesawat terisi penuh. Sempat terjadi bersitegang. “Bahkan saya sempat tak bisa ikut. Beberapa anggota tim sukses akhirnya diminta keluar pesawat, tak bisa ikut kampanye. Mereka kecewa, bahkan ada yang menangis. Melihat itu, saya geli dan tertawa dalam hati,” kenangnya.

Banyak Belajar

Selama mengawal itulah, dia banyak mengenal berbagai karakter orang. Baik dari suku, demografi dan adat istiadatnya. “Saya banyak belajar. Bagaimana kami berhadapan dengan seseorang. Berdasarkan wilayah dan budayanya. Semuanya itu unik dan Indonesia benar-benar indah,”ujar pria kelahiran 1976 ini.

Tiga bulan Hendrik mengawal Cawapres JK, dia kembali ditugaskan di berbagai satuan Polri. Hingga akhirnya, 2017 dipercaya menjadi Kapolsek Cikarang Barat.

Di wilayah yang disebut-sebut kawasan indsutri terbesar di Asia Tenggara ini, dia mengaku mendapat tantangan baru. Selain bercokol 400 lebih perusahaan dalam negeri dan asing, juga masyarakat yang mayoritas pendatang dan heterogen.

Menghadapi masyarakatnya yang kompleks, tingkat kriminalnya juga tak bisa dipandang sebelah mata. “Pendekatan humanis penting. Terutama kepada kaum buruh yang kerap bergejolok menuntut kesejahteraan,” ujranya.

Komunikasi

Mencegah berbagai tindak kriminal dan aksi buruh, Hendrik mengajak para investor dan kaum buruh menggelar berbagai kegiatan bersama seperti olahraga yang dilakukan setiap Jumat atau Sabtu. Selain itu mempelopori berbagai kegiatan keagamaan. Di acara-acara seperti itulah di selipkan pesan-pesan menjaga Kamtibmas.

Alhasil, aksi buruh belakangn ini jarang terjadi, begitupula aksi kejahatan di kawasan industri atau pemukiman penduduk, angkanya turun dratis. “Intinya, komunikasi. Bangsa ini dibangun dari kerja keras dibarengi saling komunikasi. Sehingga setiap persoalan dapat diselesaikan secara musyawarah mufakat,” pungkasnya.

Sumber   : poskota 

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.