Wow, Dinas Pariwisata Targetkan Festival Budaya Siantar Jadi Agenda Tahunan Skala Nasional
SIANTAR - Dinas Pariwisata Kota Pematangsiantar akan menggelar Festival Semarak Budaya Siantar dalam rangka merayakan HUT Kota Siantar Ke-147. Konsep Festival Budaya yang dimulai 23-28 April 2018 menjadi pembeda dari tahun-tahun sebelumnya.
Kadis Pariwisata Kota Pematangsiantar, Fatimah Siregar mengatakan, Kota Pematangsiantar yang memiliki potensi multietnis yang bertoleransi dan banyak bangunan pusaka, tahun ini tak hanya sekedar merayakan hari jadi Kota Pematangsiantar. Target utama perayaan HUT kali ini untuk mempromosikan Festival Budaya Siantar menjadi agenda tahunan skala nasional, bahkan internasional.
"Tahun ini Siantar akan merayakan hari jadi ke-147 dengan konsep festival budaya, berbeda dari tahunztahun sebelumnya. Kita akan eksplor potensi budaya yang kita miliki dan begitu juga soal Siantar sebagai Kota Pusaka. Nanti akan ada tarian-tarian daerah, pertunjukan permainan Kids Zaman Old, dan kreasi anak Siantar seperti stand up comedy, pameran musik, talk show dan standzstand yang menampilkan karya asli Siantar," kata Fatimah Siregar di ruangan Jalan Singosari, Rabu (18/4/2018)
Festival Budaya Siantar nantinya akan diadakan di Lapangan Adam Malik, Dinas Pariwisata, dan Taman Bunga. Di Festival ini akan ditampilkan sebanyak delapan etnis budaya yang ada di Siantar, pengenalan permainan Kids Zaman Old kepada anak-anak muda untuk menanamkan budaya kearifan lokal.
"Selain sanggar seni dan beragam tarian, permainan Kids Zaman Old akan mengenalkan ke genarasi muda permainan khas nusantara yang selama ini mulai dilupakan, seperti Engklek, Patok Lele, Lomba Tempurung Kelapa, Pecah Piring, Marjalengkat, Margala. Dan saat kami tampilkan tutorial ke sekolah-sekolah, ternyata anak-anak muda menyukainya," ujar Fatimah.
"Kita bekerja sama denga Kreasi Anak Siantar dan sanggar dari seni dari USU, kita mau coba belajar dari mereka-mereka karena target kita skala nasional. Kita berharap Festival dilirik pemerintah pusat sehingga bisa jadi agenda tahunan. Dari agenda ini juga diharapkan komunitas-komunitas bisa bergabung agar nanti bisa dipandu Badan Ekonomi Kreatif. Dan pariwisata kita bisa dijangkau semua lewat link pariwisata se-Indonesia," jelasnya.
Festival ini juga akan menonjolkan ragam etnis dalam Khebinnekaan. Para penggiat seni akan menampilkan cerita-cerita rakyat yang dimiliki suku-suku dan etnis yang ada di Siantar. Begitu juga drama musikal kerakyatan.
Dari segi keagamaan, dalam Festival akan diambil salah satu tema bertajuk Kanvas Pluralisme. Program ini menampilkan kegiatan keagamaan dalam bentuk doa bersama semua perwakilan agama yang ada di Siantar, wujud Siantar Kota Toleransi yang tinggi antar umat beragama.
Sumber : tribun
Kadis Pariwisata Kota Pematangsiantar, Fatimah Siregar mengatakan, Kota Pematangsiantar yang memiliki potensi multietnis yang bertoleransi dan banyak bangunan pusaka, tahun ini tak hanya sekedar merayakan hari jadi Kota Pematangsiantar. Target utama perayaan HUT kali ini untuk mempromosikan Festival Budaya Siantar menjadi agenda tahunan skala nasional, bahkan internasional.
"Tahun ini Siantar akan merayakan hari jadi ke-147 dengan konsep festival budaya, berbeda dari tahunztahun sebelumnya. Kita akan eksplor potensi budaya yang kita miliki dan begitu juga soal Siantar sebagai Kota Pusaka. Nanti akan ada tarian-tarian daerah, pertunjukan permainan Kids Zaman Old, dan kreasi anak Siantar seperti stand up comedy, pameran musik, talk show dan standzstand yang menampilkan karya asli Siantar," kata Fatimah Siregar di ruangan Jalan Singosari, Rabu (18/4/2018)
Festival Budaya Siantar nantinya akan diadakan di Lapangan Adam Malik, Dinas Pariwisata, dan Taman Bunga. Di Festival ini akan ditampilkan sebanyak delapan etnis budaya yang ada di Siantar, pengenalan permainan Kids Zaman Old kepada anak-anak muda untuk menanamkan budaya kearifan lokal.
"Selain sanggar seni dan beragam tarian, permainan Kids Zaman Old akan mengenalkan ke genarasi muda permainan khas nusantara yang selama ini mulai dilupakan, seperti Engklek, Patok Lele, Lomba Tempurung Kelapa, Pecah Piring, Marjalengkat, Margala. Dan saat kami tampilkan tutorial ke sekolah-sekolah, ternyata anak-anak muda menyukainya," ujar Fatimah.
"Kita bekerja sama denga Kreasi Anak Siantar dan sanggar dari seni dari USU, kita mau coba belajar dari mereka-mereka karena target kita skala nasional. Kita berharap Festival dilirik pemerintah pusat sehingga bisa jadi agenda tahunan. Dari agenda ini juga diharapkan komunitas-komunitas bisa bergabung agar nanti bisa dipandu Badan Ekonomi Kreatif. Dan pariwisata kita bisa dijangkau semua lewat link pariwisata se-Indonesia," jelasnya.
Festival ini juga akan menonjolkan ragam etnis dalam Khebinnekaan. Para penggiat seni akan menampilkan cerita-cerita rakyat yang dimiliki suku-suku dan etnis yang ada di Siantar. Begitu juga drama musikal kerakyatan.
Dari segi keagamaan, dalam Festival akan diambil salah satu tema bertajuk Kanvas Pluralisme. Program ini menampilkan kegiatan keagamaan dalam bentuk doa bersama semua perwakilan agama yang ada di Siantar, wujud Siantar Kota Toleransi yang tinggi antar umat beragama.
Sumber : tribun
Tidak ada komentar