Header Ads

DPRD Mengaku Kecolongan,  Emosi Ribuan Pedagang Memuncak

LINTAS PUBLIK-SIANTAR, Ribuan pengunjuk rasa dari Aliansi Pasar Tradisional mencoba meringsek masuk ke ruangan Ketua DPRD.

Hal ini dilakukan pedagang, karena Ketua DPRD Siantar tidak mau menandatangani tuntutan pedagang dalam tolak kenaikan retribusi 300 persen.

Keranda mayat diberikan kepada DPRD Siantar dari Aliansi Pedagang Tradisional Pematangsiantar
Pengunjukrasa memrasa tidak puas, karena penjelasan Ketua Komisi II DPRD Siantar Togar Sitorus mengaku kecolongan atas adanya kenaikan retribusi.

"Kita akan perjuangkan tuntutan para pedagang. Tapi yang jelas sebagai mitra PD Pasar Horas Jaya, kami kecolongan,"ucap Togar tanpa merasa bersalah,Rabu (6/4/2016) sekira pukul 11.45 WIB.

Atas hal itu, ribuan pedagang berteriak bahwa fungsi pengawasan DPRD Siantar lemah.

"Bagaimana ini fungsi pengawasannya,"teriak pedagang dengan sahutan, dengan mengatakan DPRD Siantar bodoh.

Hendra Pardede dan Tongam Pangaribuan anggota DPRD Siantar mengaku menolak kenaikan retribusi tersebut.

"Sebagai anak pedagang, kami berdua siap berdampingan dengan pedagang menolak kenaikan retribusi,"ucapnya dihadapan ribuan oedagang yang memadati kantor DPRD Siantar.

Eliakim Simanjuntak dan Timbul Marganda Lingga mengatakan akan menyurati pemerintah kota,karena lembaga DPRD bukan eksekutor melainkan hanya memediasi.

"Kita akan surati dulu,ini hanya masalah waktu,"ucap Eliakim.

Seakan tak percaya dengan jawaban Eliakiam,para pedagang bersuara lantang agar Pemerintah Kota dihadirkan detik ini juga.

"Kita mau detik ini dihadirkan Pemerintah Kotanya.Kita tidak mau ini jadi basi.Kami butuh keputusan,"teriak orator yang mendesak DPRD membatalkan kenaikan Ritribusi oara oedagang itu.

Eliakim yang mendengarnya mencoba menenangkan pedagang yang mulai memanas.

Seakan membela diri, Eliakim telah menelpon ajudan Pj Walikota,dimana Pj Jumsadi menghadiri pelantikan PPM di Siantar Hotel.

"Pj Walikota ada di Siantar Hotel.Sekda dan Asisten Nomor Handphone tidak aktif,"ucap Eliakim disahuti teriakan cemohan dari pedagang.

Dalam kesempatan itu pendemo memaksa Eliakim menandatangani penolakan kenaikan ritribusi, namun sampai beberapa kali hitungan pedagang,  Eliakim tidak menghiraukannya, sampai hitungan sepuluh lebih Eliakim Simanjuntak tak kunjung menandatangani tuntutan pedagang.

Tak ingin jadi bulan-bulanan, Eliakim memilih meninggalkan pengunjukrasa yang mencoba meringsek masuk dari pintu utama.

Penulis    : franki
Editor      : tagor 

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.