Di Bangun PAUS, 80 Persen Pedagang Setuju Pembangunan STA
LINTAS PUBLIK-SIANTAR, Permasalahan kemacetan yang kerap kali dikeluhkan oleh masyarakat, khususnya di daerah Pasar Dwikora, Parluasan Kecamatan Siantar Utara, merupakan permasalahan klasik yang tak kunjung dapat diselesaikan. Kemacetan itu terjadi dikarenakan banyak pedagang kaki lima yang berjualan di tepi jalan, bahkan hampir mencapai di tengah-tengah jalan.
Masalah ini langsung dilirik oleh Perusahaan Daerah Pembangunan dan Aneka Usaha (PD PAUS) dengan memanfaatkan aset yang telah diberikan oleh pemerintah kota (Pemko) Siantar, yakni Sub Terminal Agrobisnis (STA), yang mana kondisi lokasi tersebut sangat memprihatikan , dimana jika hujan kondisi jalan bagaikan sebuah kubangan kerbau.
PD PAUS pun menawarkan solusi dengan melakukan pembangunan kios dan perbaikan total untuk STA, namun tawaran tersebut bukan tak mendapatkan masalah, awal digaungkannya pembangunan, langsung mendapatkan pro dan kontra dari masyarakat.
Kehadiran Ketua DPRD Kota Siantar Eliakim Simanjuntak pada saat awal rencana pembangunan STA di lokasi dikarenakan adanya riak yang terjadi diantara pedagang dengan PD PAUS.
Riakpun berlangsung tak hanya di lokasi STA saja, bahkan pedagang melakukan aksinya sampai ke Kantor Walikota dan DPRD Kota Siantar. Hal ini membuat pembangunan STA menjadi terkendala, dan terpaksa diberhentikan terlebih dahulu.
Selama proses pemberhentian pembangunan, PD PAUS terus melakukan pertemuan dengan pedagang yang ada di STA untuk membicarakan harga yang cocok dan solusi yang dapat menguntungkan kedua bela pihak, yakni pedagang dan PD PAUS serta investor.
Pertemuan itu akhirnya membuahkan hasil. Sampai saat ini, Selasa (05/04/2016), sudah 80 persen pedagang yang telah sepakat dengan harga dan solusi yang ditawarkan oleh PD PAUS, bahkan mereka menginginkan agar pembangunan segera dilaksanakan, karena melihat kondisi STA yang sangat memprihatinkan.
"Sudah 80 persen pedagang yang mau, bahkan tokoh masyarakat yang ada disini (STA) selalu menanyakan kapan akan dilikukan pembangunan, karena mereka sangat ingin STA ini menjadi tempat yang layak untuk berdagang," kata Kepala Unit (Kanit) STA Tony Sinaga ketika ditemui di STA.
Untuk pedagang yang berjualan di tepi jalan, Tony mengatakan mereka akan dibawa ke dalam STA, sehingga dapat mengurai kemacetan yang selalu menjadi polemik di Pasar Dwikora.
"Rencananya, pedagang yang berjualan di pinggir jalan itu, akan kita berikan tempat untuk berjualan di sekitaran STA, ini juga solusi untuk mengurai kemacetan yang selalu menjadi masalah di Pasar Dwikora ini," kata Tony
Sedangkan untuk angkutan Umum sendiri, PD PAUS juga memiliki solusi, yaitu dengan menerapkan sistem dorong.
"Kalau untuk angkutan, kita akan terapkan sistem dorong, contoh yang bisa parkir lima, nah kalau masuk satu, satu harus keluar," jelasnya.
Penulis : franki /rel
Editor : tagor
Masalah ini langsung dilirik oleh Perusahaan Daerah Pembangunan dan Aneka Usaha (PD PAUS) dengan memanfaatkan aset yang telah diberikan oleh pemerintah kota (Pemko) Siantar, yakni Sub Terminal Agrobisnis (STA), yang mana kondisi lokasi tersebut sangat memprihatikan , dimana jika hujan kondisi jalan bagaikan sebuah kubangan kerbau.
PD PAUS pun menawarkan solusi dengan melakukan pembangunan kios dan perbaikan total untuk STA, namun tawaran tersebut bukan tak mendapatkan masalah, awal digaungkannya pembangunan, langsung mendapatkan pro dan kontra dari masyarakat.
Kehadiran Ketua DPRD Kota Siantar Eliakim Simanjuntak pada saat awal rencana pembangunan STA di lokasi dikarenakan adanya riak yang terjadi diantara pedagang dengan PD PAUS.
Riakpun berlangsung tak hanya di lokasi STA saja, bahkan pedagang melakukan aksinya sampai ke Kantor Walikota dan DPRD Kota Siantar. Hal ini membuat pembangunan STA menjadi terkendala, dan terpaksa diberhentikan terlebih dahulu.
Selama proses pemberhentian pembangunan, PD PAUS terus melakukan pertemuan dengan pedagang yang ada di STA untuk membicarakan harga yang cocok dan solusi yang dapat menguntungkan kedua bela pihak, yakni pedagang dan PD PAUS serta investor.
Pertemuan itu akhirnya membuahkan hasil. Sampai saat ini, Selasa (05/04/2016), sudah 80 persen pedagang yang telah sepakat dengan harga dan solusi yang ditawarkan oleh PD PAUS, bahkan mereka menginginkan agar pembangunan segera dilaksanakan, karena melihat kondisi STA yang sangat memprihatinkan.
"Sudah 80 persen pedagang yang mau, bahkan tokoh masyarakat yang ada disini (STA) selalu menanyakan kapan akan dilikukan pembangunan, karena mereka sangat ingin STA ini menjadi tempat yang layak untuk berdagang," kata Kepala Unit (Kanit) STA Tony Sinaga ketika ditemui di STA.
Untuk pedagang yang berjualan di tepi jalan, Tony mengatakan mereka akan dibawa ke dalam STA, sehingga dapat mengurai kemacetan yang selalu menjadi polemik di Pasar Dwikora.
"Rencananya, pedagang yang berjualan di pinggir jalan itu, akan kita berikan tempat untuk berjualan di sekitaran STA, ini juga solusi untuk mengurai kemacetan yang selalu menjadi masalah di Pasar Dwikora ini," kata Tony
Sedangkan untuk angkutan Umum sendiri, PD PAUS juga memiliki solusi, yaitu dengan menerapkan sistem dorong.
"Kalau untuk angkutan, kita akan terapkan sistem dorong, contoh yang bisa parkir lima, nah kalau masuk satu, satu harus keluar," jelasnya.
Penulis : franki /rel
Editor : tagor
Tidak ada komentar