Pakai BPJS Gagal, Anak Meninggal di Kandungan Ibunya 12 Jam Baru di Operasi
LINTAS PUBLIK-SIANTAR, Nasib Mungkur (26) warga Kecamatan Laguboti Kelurahan Pasar Lagu Boti Kabupaten Tobasa mengeluhkan sistem BPJS Kesehatan (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehtan) .
Pasalnya Istrinya Marida Siagian (32) sangat lama ditangani dokter Rumah Sakit Vita Insani untuk pengangkatan bayi yang telah meninggal dalam kandungan.
BACA JUGA Tragis,Orang Tua Tinggalkan Bayinya Tewas di RSVI
Saat berada di RS Vita Insani Lantai.6, Nasib Mungkur mengatakan sebelumnya istrinya mendapatkan perawatan di Rumah Sakit HKBP yang berada di Balige.
Namun, kata Nasib, berhubungan dengan perayaan Paskah, dokter kandungan tidak berada di tempat.
"Oleh perawat disana,disarankan untuk dirujuk ke Rumah Sakit Tarutung.Karena jaraknya jauh,ia pun memilih ke Rumah Sakit Vita Insani,"ujarnya, Selasa (29/3/2016) di Rs. Vita Insani jalan Merdeka Pematangsiantar.
Sesampai di Rumah Sakit Vita Insani pada Senin malam (28/3/2016),istrinya langsung diinfus.
"Kami nyampai pukul 23.00 WIB di RS Vita Insani. Kondisi bayi dalam kandungan istrinya telah meninggal saat berada di RS HKBP Balige,"ucapnya.
Dikatakan Nasib, meski telah ditangani dokter RS Vita Insani,dirinya meminta agar segera dioperasi untuk pengangkatan bayi dalam kandungan istrinya.
"Saya minta dioperasi untuk mengeluarkan bayi yang meninggal dalam kandungan istri saya,karena akan mengkuatirkan keselamatan istrinya,"ucapnya.
BACA JUGA BPJS Siantar “Gandeng” Lima Rumah Sakit
Namun,kata Nasib, dokter yang menangani istrinya mengatakan bisa dioperasi,tetapi tergantung BPJS Kesehatan soal biaya.
"Saat itu dokter dan pihak BPJS saling lempar.Dokter bilang tergantung BPJS, lalu BPJS kembali melempar bisa dioperasi tergantung dokter yang menangani," rincinya.
Hingga berkisar 12 jam lamanya,istrinya belum juga dioperasi.Disilimuti rasa kuatir yang begitu dalam, Nasib pun memilih jalur umum yakni operasi dengan paket biaya Rp 5.800.000.
"Saya tidak bisa menunggu terlalu lama.Kekuatiran saya adalah keselamatan jiwa istri saya.Saya tidak mau dua-duanya meninggal,"ujarnya dengan mata berkaca-kaca.
Saat dikonfirmasi dengan Humas RS Vita Insani Choki Pardede mengaku masih harus melihat rekam medis pasien bersangkutan dan mengkroscek keterangan dokter yang menangani.
"Nanti kuhubungi lagi,kulihat dulu rekam medisnya,"tutupnya melalui sambungan seluler.
Penulis : franki
Editor : tagor
Pasalnya Istrinya Marida Siagian (32) sangat lama ditangani dokter Rumah Sakit Vita Insani untuk pengangkatan bayi yang telah meninggal dalam kandungan.
BACA JUGA Tragis,Orang Tua Tinggalkan Bayinya Tewas di RSVI
![]() |
Nasib Mungkur menunjukan kartu BPJS nya di Rumah sakit Vita Insani Pematangsiantar. |
Namun, kata Nasib, berhubungan dengan perayaan Paskah, dokter kandungan tidak berada di tempat.
"Oleh perawat disana,disarankan untuk dirujuk ke Rumah Sakit Tarutung.Karena jaraknya jauh,ia pun memilih ke Rumah Sakit Vita Insani,"ujarnya, Selasa (29/3/2016) di Rs. Vita Insani jalan Merdeka Pematangsiantar.
Sesampai di Rumah Sakit Vita Insani pada Senin malam (28/3/2016),istrinya langsung diinfus.
"Kami nyampai pukul 23.00 WIB di RS Vita Insani. Kondisi bayi dalam kandungan istrinya telah meninggal saat berada di RS HKBP Balige,"ucapnya.
Dikatakan Nasib, meski telah ditangani dokter RS Vita Insani,dirinya meminta agar segera dioperasi untuk pengangkatan bayi dalam kandungan istrinya.
"Saya minta dioperasi untuk mengeluarkan bayi yang meninggal dalam kandungan istri saya,karena akan mengkuatirkan keselamatan istrinya,"ucapnya.
BACA JUGA BPJS Siantar “Gandeng” Lima Rumah Sakit
Namun,kata Nasib, dokter yang menangani istrinya mengatakan bisa dioperasi,tetapi tergantung BPJS Kesehatan soal biaya.
"Saat itu dokter dan pihak BPJS saling lempar.Dokter bilang tergantung BPJS, lalu BPJS kembali melempar bisa dioperasi tergantung dokter yang menangani," rincinya.
Hingga berkisar 12 jam lamanya,istrinya belum juga dioperasi.Disilimuti rasa kuatir yang begitu dalam, Nasib pun memilih jalur umum yakni operasi dengan paket biaya Rp 5.800.000.
"Saya tidak bisa menunggu terlalu lama.Kekuatiran saya adalah keselamatan jiwa istri saya.Saya tidak mau dua-duanya meninggal,"ujarnya dengan mata berkaca-kaca.
Saat dikonfirmasi dengan Humas RS Vita Insani Choki Pardede mengaku masih harus melihat rekam medis pasien bersangkutan dan mengkroscek keterangan dokter yang menangani.
"Nanti kuhubungi lagi,kulihat dulu rekam medisnya,"tutupnya melalui sambungan seluler.
Penulis : franki
Editor : tagor
Pertama saya ucapkan turut berduka.
BalasHapusKedua Bayi meninggal karna BPJS ato gmna tolong lebih jelas historisnya agar memberikan informasi yang tidak langsung menyalahkan satu pihak,
Ketiga harusnya kabupaten Toba yang beribukota kan balige sudah punya fasilitas kesehatan yang mumpuni jangan mengandalkan RS HKBP saja, mana pemerintahnya mana dinas kesehatan nya. Sampai kapan pasien harus dirujuk ke Siantar dan tempat yang lebih jauh, miris
Turut berduka cita atas meninggalnya si bayi.
BalasHapusYang perlu di cross check, apakah benar bayunya neninggal karena penanganan BPJS?, ataukah memang sudah meninggal dalam kandungan di rumah baru dibawa ke RS?
Sebaiknya media cross-check dulu dengan dokter yang merawatnya sebelum secara tersirat menuduh BPJS adalah penyebabnya.
Bayi yg sudah meninggal dalam kandungan secara medis tidak ada indikasinya untuk dikeluarkan secara emergensi.
Mudah2an pihak BPJS menanggapi kejadian ini, saya sebagai pengguna BPJS sangat berharap adanya perbaikan2 pelayanan BPJS kepada penggunanya..
Miris ny indonesia seakan qt yg miskin d larang sakit.. sbnr ny BPJS tu ap pungsi ny.. klo hnya mkn uang rakyat tp bgitu ad yg skit masing2 lmpar tanggung jwab..dr dokter sm BPJS..
BalasHapusMendingan bubarkan aj BPJS..
Bikin Penduduk Jadi Susah..
Kampret...
potret Indonesia, ini bukan lagi msalah bpjs, pemerintah atau pihak RS.
BalasHapusini lebih ke msalah kemanusiaan. semoga istri bpk sehat dan tidak dipersulit lagi.