Header Ads



Rumput Bergoyang Ebiet G. Ade dan Daun Bergoyangnya Made

LINTAS PUBLIK, RUMPUT yang bergoyang, itu lagu lamanya penyanyi Banyumas, Ebiet G. Ade (berita pada kawan – Red). Tapi kalau daun yang bergoyang, itu penyakit lamanya Made Purwadi, 50, dari Karangasem (Bali). Dia hobinya memang selingkuh, dan baru ketahuan ketika “daun bergoyang” itu ketahuan tetangganya.

Mungkin Tuhan mulai bosan melihat tingkah kita, begitu kata Ebiet G. Ade lirik lagu “Berita pada kawan”. Oleh Allah pun kemudian diturunkan berbagai bencana di muka bumi, sebagai peringatan atas perilaku umatnya yang pada berlomba-lomba dalam kebajingan. Yang korupsi tak berkurang, meski sudah ada KPK dan tiap hari diceramahi ustadz di TV dan radio. Yang kena penyakit “subita” (suka bini tetangga) juga terus bertambah, meski sudah banyak yang dibantai oleh suami si wanita.

Ternyata Made Purwadi, warga Kecamatan Rendang, Karangasem, Bali ini makin memperpanjang daftar praktisi mesum dengan sasaran bini tetangga. Meski di rumah sudah ada bini dan anak-anak sudah berangkat remaja, melihat bini tetangga yang bernama Wayan Suwati, 40, masih resep juga. Lalu pikirannya yang mboten-mboten, membayangkan betapa asyiknya bermesraan dengan istri Putu Suwignya, 45, itu.

Perempuan usia 40 tahunan seperti Wayan Suwati, menurut Made Purwadi memang enak diselingkuhi dan perlu. Wajah sih biasa saja, tapi bodinya gan, sekel nan cemekel kata orang Jawa. Sudah lama Wayan memikirkan perempuan itu, tapi bagaimana caranya untuk bisa berkoalisi dan kemudian dilanjutkan dengan eksekusi. “Di mana ada kemauan, di situ ada jalan, Bleh…..” kata setan memberi semangat.

Made ingin mengadakan lobi-lobi kecil pada Wayan, tapi bagaimana caranya? Di rumah, sama saja bunuh diri, karena di situ ada anak dan suami. Lalu di mana? Made baru ingat, sesama petani Ny. Wayan ini suka pergi ke kebun bantu-bantu suami. Suami mencangkul, Wayan yang menebar benih. Wayang memanen jagung, suami yang kemudian memanggulnya dibawa pulang. Begitu selalu kerjasama nirlaba suami istri itu berlangsung.

Tidak selalu suami istri ini ke kebun bersama-sama. Ada kalanya Wayan sendirian. Nah, peluang ini segera dimanfaatkan Made untuk menggodanya. Namanya tetangga, mereka selama ini cukup akrab. Karenanya lebih mudah bagi Made untuk mengakses lebih jauh. Dari obrolan ngalor ngidul di tengah kebun, kemudian bisa melebar ke hal-hal khusus yang menjurus.

Setan selalu berpihak pada kroninya. Guyonan Made yang menjurus dan tendensius, lama-lama ternyata mendapat respon positip dari Wayan. Maka sekali waktu, ketika situasi di kebun singkong itu sangat aman terkendali, bini Putu Suwignya itu langsung disergap. Tadinya Made khawatir Wayan akan teriak panggil Hansip, ternyata malah bilang: sip, sip, siiiip!

Ya sudah, sejak itu keduanya sering bermesum ria di tengah kebun, di bawah rerimbunan pohon. Meski hanya beralaskan kain, rasanya bagi Made-Wayan seperti hotel berbintang tiga. Malah di sini lebih bebas, tak ada chek in dan chek out, tak harus ninggal KTP. Selesai berbuat tinggal gelang sipatu gelang, mari kita pulang bersama-sama.

Tapi sial beberapa hari lalu. Ketika keduanya sedang bercinta di tengah kebun tersebut, gerakan dedaunan yang bergoyang-goyang terlihat oleh seseorang yang sedang memetik jambu. Petani pemilik jambu itu mencoba melihat, apa yang telah terjadi. Begitu didekati, ya ampuuuun……, Made dan Wayan sedang begituan di bawah pohon. Petani jambu itu baru tahu kelakuan keduanya seperti itu. Dia segera panggil warga kampung, dan pasangan mesum itu digerebek lalu diserahkan ke Polsek Rendang.

Goyang Karangasem jan asem tenan!


Editor   : tagor
Sumber : poskota

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.