Header Ads



Presiden Jokowi Memulai Hari Pertama 2016 dari Raja Ampat, Tekankan Soal Pariwisata

LINTAS PUBLIK - RAJA AMPAT, Presiden Joko Widodo memilih memulai hari pertama di Tahun Baru 2016 dari Raja Ampat, Papua Barat. Jokowi menyaksikan matahari terbit pertama 2016 di dermaga Pantai Waiwo, Raja Ampat, Jumat (1/1/2015).

Kantor berita Antara melaporkan, Presiden Jokowi keluar menuju dermaga sekitar pukul 06.15 WIT ketika matahari belum tampak seluruhnya. Presiden Jokowi mengenakan kemeja warna putih dan sarung tanpa mengenakan alas kaki. Sambil menyaksikan munculnya matahari, Presiden Jokowi tampak duduk di tepi dermaga dan memberi makan ikan.

Tampak ikut dalam kegiatan itu Gubernur Papua Barat Abraham Oktavianus Ataruri, Kepala Polda Papua Barat, dan Bupati Raja Ampat Markus Wanma. Lalu tema apa yang dibicarakan Jokowi di hari pertamanya memasuki 2016?

"Ada 10 destinasi pilihan sebagus Raja Ampat di Indonesia. Masak dengan destinasi bagus seperti ini enggak dapat 20 juta wisatawan," kata Jokowi. Presiden Jokowi memasuki hari pertama 2016 bersama Nyonya Iriana Joko Widodo.
Presiden Joko Widodo berbincang bersama putra ketiganya, Kaesang Pangarep, di Dermaga Waiwo, Pulau Waigeo, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat. Keduanya menikmati terbitnya matahari dari ufuk timur untuk pertama kali di tahun 2016, Jumat (1/1). Raja Ampat diproyeksikan menjadi kawasan eksklusif untuk wisata alam.

Pada malam perayaan Tahun Baru, Presiden Jokowi dan Nyonya Iriana Joko Widodo menghadiri acara pesta rakyat yang digelar di Pantai Waisai, Kabupaten Raja Ampat. Pesta rakyat diisi dengan hiburan yang menghadirkan artis penyanyi seperti Edo Kondologit. Pesta rakyat itu juga menampilkan sejumlah penyanyi yang melantunkan lagu dangdut.

Presiden Jokowi dan Nyonya Iriana Joko Widodo tiba di lokasi pesta rakyat sekitar pukul 22.20. Tampak Presiden Jokowi mengenakan kemeja putih.

Sesampai di lokasi acara, Presiden Jokowi langsung menyalami sejumlah warga yang menghadiri acara itu. Tampak hadir dalam acara tersebut antara lain Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki, anggota Tim Komunikasi Presiden Sukardi Rinakit, dan Gubernur Papua Barat Abraham Octavianus Atururi.

Sejumlah warga menyatakan senang dengan kehadiran Presiden di Raja Ampat. "Ada perhatian dari pemimpin negara ini terhadap kawasan timur Indonesia," kata Winda, yang mengaku datang dari Manokwari untuk menyambut Tahun Baru 2016.


Bicara target wisata

Dalam kunjungannya di Pantai Waiwo, Jumat, Presiden Jokowi optimistis target kunjungan wisatawan mancanegara sebanyak 20 juta orang dalam setahun pada 3-4 tahun mendatang akan tercapai.

"Masak kita enggak dapat 20 juta wisatawan. Kebangetan menterinya menurut saya kalau tidak bisa mencapai," kata Presiden Jokowi di Waisai, Kabupaten Raja Ampat. Negara tetangga yang destinasi wisatanya tidak sebanyak Indonesia bisa mendatangkan wisatawan mancanegara 24 juta orang hingga 27 juta orang.

"Gampang itu, Raja Ampat dan Labuhan Bajo dengan komodonya sudah terkenal, alamnya khas, hutannya enggak banyak, tetapi vegetasinya unik. Dunia mana ada yang punya komodo? Di sekitarnya juga bisa untuk diving dan snorkeling," katanya.

Menurut dia, untuk mencapai target itu tinggal perlu sentuhan kecil, tetapi memang perlu keputusan segera untuk dikerjakan," katanya.

Menurut Jokowi, ada tiga hal besar yang harus dilakukan untuk mengembangkan destinasi seperti Raja Ampat dan Labuhan Bajo. "Di sini yang harus disiapkan itu bandar udara, dermaga, dan kapal," katanya.

Jokowi menyebutkan, kapal diperlukan untuk akses antarpulau. Sebab, kalau tidak ada kapal, biayanya akan mahal. Ia menyebutkan, destinasi seperti Raja Ampat dan Pulau Komodo memang untuk kelas menengah atas.
Pengunjung menikmati pemandangan di atas puncak Bukit Painemo, Kabupaten Raja Ampat, Papua, Jumat (1/1). Pemerintah sedang meningkatkan sarana pendukung pariwisata di kawasan itu. Raja empat diproyeksikan menjadi kawasan wisata kelas dunia yang berbasis alam


"Tetapi memang perlu seperti kuota biar hutan dan lautnya tidak rusak, juga karena semua ingin melihat destinasi wisata ini," kata Presiden. Ia menyebutkan, untuk mengelilingi Raja Ampat diperlukan dana yang lumayan besar, yaitu sekitar Rp 30 juta.

Sehari sebelumnya, Jokowi dan Nyonya Iriana Joko Widodo meninjau pembibitan ikan kerapu di Pelabuhan Pariwisata Waisai. Begitu mendarat di Bandara Marinda, Raja Ampat, Presiden dan rombongan meninjau pembibitan ikan kerapu tersebut.

Pemerintah Kabupaten Raja Ampat merintis pembudidayaan ikan kerapu dengan membuat balai benih yang menyediakan benih-benih ikan kerapu untuk keramba milik kelompok nelayan. Target pasarnya adalah ekspor ke Tiongkok dan Hongkong.

Presiden juga meninjau proyek pembangunan Bandara Domine Eduard Osok, Sorong, Papua Barat, Kamis (31/12). "Saya mengecek dan 99 persen selesai," kata Presiden Jokowi di bandara tersebut.

Presiden dan rombongan meninjau bandara tersebut begitu tiba di Sorong setelah berkunjung ke Kabupaten Nduga dan sebelum melanjutkan perjalanan ke Raja Ampat.

Presiden berkeliling bandara didampingi Menteri Perhubungan Ignasius Jonan dan Gubernur Papua Barat Abraham Octavianus Atururi. Bagian yang belum diselesaikan dari bandara ini adalah pemasangan garbarata dan lahan parkir di bagian depan bandara. "Menghabiskan biaya total Rp 239 miliar dan anggaran pada 2015 sebesar Rp 170 miliar," ujar Presiden.

Presiden memuji pembangunan bandara ini dengan standar kualitas yang bagus, termasuk fasilitas untuk penumpang. Bandara ini dapat menampung penumpang 2,4 juta orang per tahun, saat ini baru mencapai 700.000 orang. "Sampai 10-15 tahun masih mampu menampung penumpang," ujar Presiden.

Presiden berharap pada Februari 2016 pembangunan bandara baru di Sorong telah rampung dan dapat diresmikan. Seusai meninjau bandara, Presiden Jokowi dan Nyonya Iriana Joko Widodo melanjutkan perjalanan ke Bandara Mandira, Distrik Waigeo Selatan, Kabupaten Raja Ampat, dengan menggunakan pesawat CN-295 milik TNI AU.



Editor    : tagor
Sumber : antara

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.