Gawat, Puluhan Siswa 'Dianiaya', Disuruh Merangkak di Lantai
LINTAS PUBLIK - MAKASAR, Kepolisian Sektor Tamalate menelisik kasus dugaan penganiayaan terhadap puluhan siswa SMA 1 Gunungsari di Makassar. Kepolisian mengamankan lebih dari 40 siswa dan seorang guru yang diduga mengetahui ihwal penganiayaan saat pendidikan dasar Pramuka di sekolah yang terletak di Jalan Sultan Alauddin, Kecamatan Tamalate, Makassar, itu. Insiden tersebut terjadi Minggu dinihari, ( 1/11/ 2015).
Kepala Kepolisian Sektor Tamalate Komisaris Suaib A. Madjid menuturkan pihaknya sedang mengumpulkan keterangan para siswa dan seorang guru. "Kami masih memeriksa puluhan siswa dan guru perihal dugaan penganiayaan saat diksar Pramuka di SMA tersebut. Lebih dari 40 orang, baik siswa senior dan junior beserta seorang guru masih diamankan di Markas Polsek Tamalate," katanya, Minggu, 1 November 2015.
Dalam kasus dugaan penganiayaan itu, terdapat 23 siswa yang diduga mendapat tindakan kekerasan, baik fisik maupun verbal. Penganiayaan itu disebut dilakukan seniornya, sekitar 20 orang dan diketahui seorang guru. "Kasus itu dilaporkan lantaran tindakan seniornya dinilai kelewat batas. Mereka disuruh tiarap dan merangkak beberapa lantai di gedung sekolah," ujar dia.
Kepala Kepolisian Sektor Tamalate Komisaris Suaib A. Madjid menuturkan pihaknya sedang mengumpulkan keterangan para siswa dan seorang guru. "Kami masih memeriksa puluhan siswa dan guru perihal dugaan penganiayaan saat diksar Pramuka di SMA tersebut. Lebih dari 40 orang, baik siswa senior dan junior beserta seorang guru masih diamankan di Markas Polsek Tamalate," katanya, Minggu, 1 November 2015.
Dalam kasus dugaan penganiayaan itu, terdapat 23 siswa yang diduga mendapat tindakan kekerasan, baik fisik maupun verbal. Penganiayaan itu disebut dilakukan seniornya, sekitar 20 orang dan diketahui seorang guru. "Kasus itu dilaporkan lantaran tindakan seniornya dinilai kelewat batas. Mereka disuruh tiarap dan merangkak beberapa lantai di gedung sekolah," ujar dia.
Suaib mengatakan pihaknya masih mendalami dugaan penganiayaan terhadap puluhan siswa saat diksar Pramuka. Kepolisian disebutnya belum bisa menetapkan tersangka lantaran proses pemeriksaan masih berlangsung. Kepolisian terlebih dulu ingin memperjelas duduk masalah dan memastikan adanya tindak pidana dalam kegiatan ekstrakurikuler tersebut.
Salah seorang siswa SMA Gunungsari, AP, 15 tahun, mengaku dianiaya seniornya saat mengikuti diksar Pramuka. Ia disuruh tiarap dan merangkak sampai ke lantai empat gedung sekolahnya. "Kalau mengeluh sakit, ditanya kenapa berhenti. Saya dibilangi cengeng karena mengeluh. Katanya kok cowok baru disuruh begitu sudah mengeluh," tuturnya.
Tak hanya disuruh tiarap dan merangkak, AP juga mengaku ditetesi lelehan lilin yang panas. "Kalau tidak hapal Pancasila dan Dasadharma, dikasih tetesan lilin yang masih menyala. Semuanya diperlakukan seperti kami ini bukan manusia," ujarnya.
Kepala SMA Gunungsari Hasanuddin mengatakan tidak mengetahui adanya penganiayaan itu dan baru mengetahui kejadian itu saat puluhan siswanya ada di kantor polisi. Ia mengaku tidak menyangka bila benar ada penganiayaan lantaran ada lima guru yang mengawasi kegiatan ekstrakurikuler tersebut. "Ini kegiatan tahunan dan baru kali ada yang kejadian," ucapnya singkat. Hasanuddin adalah pihak yang memberikan izin kegiatan itu.
Editor : tagor
Sumber : tempo
Kepala SMA Gunungsari Hasanuddin mengatakan tidak mengetahui adanya penganiayaan itu dan baru mengetahui kejadian itu saat puluhan siswanya ada di kantor polisi. Ia mengaku tidak menyangka bila benar ada penganiayaan lantaran ada lima guru yang mengawasi kegiatan ekstrakurikuler tersebut. "Ini kegiatan tahunan dan baru kali ada yang kejadian," ucapnya singkat. Hasanuddin adalah pihak yang memberikan izin kegiatan itu.
Editor : tagor
Sumber : tempo
Tidak ada komentar