Pemimpin Dalam Era Globalisasi
Oleh : Rinson Ambarita
Pada Era globalisasi kita dihadapkan pada perubahan nilai-nilai lama terhadap nilai-nilai baru seperti, kebudayaan-kebudayaan asing yang masuk Indonesia, tidak semuanya sesuai dengan kepribadian kita. Selanjutnya pada saat ini kita dihadapkan kepada tantangan bidang ekonomi, yaitu ASEAN Community, MEA (Masyarakat Ekonomi Asean).Tantangan di era globalisasi yang juga harus dihadapi pemuda yaitu perubahan atau kemajuan IPTEK, yang memudahkan komunikasi dapat dilakukan oleh siapapun dan dimana pun tanpa dibatasi ruang.
Oleh sebab itu mahasiswa yang menjadi kader sekaligus suatu corong perubahan di tengah tengah masyarakat harus mampu menyaring segala hal hal yang masuk ke negara kita ini. Dalam hal tersebut tentu kita harus mempersiapkan diri kita secara matang matang supaya tidak tergilas oleh jaman era globalisasi ini.
Rinson Ambarita |
Dalam menanggapi hal tersebut maka sangat dibutuhkan peningkatan kualitas yang merupakan sumber daya manusia untuk mampu bersaing dengan negara asing.
pemahaman masyarakat terhadap dampak globalisasi khususnya yang menyentuh
hak dan kehidupan orang banyak masihlah sangat rendah. Dalam era globalisasi
banyak terjadi perubahan struktural maupun perubahan istitusional, industri
teknologi dan imformasi. Untuk mengatasi hal demikian maka marilah berpacu
bersama untuk meningkatkan sumber daya kita masing- masing seiring dengan
mengikuti perubahan jaman secara perlahan.
Selain dari mengisi sumber daya manusia kita harus juga memastikan gerakan dan tindakan kongrit yang harus mampu kita kerjakan dengan kinerja pribadi lepas pribadi serta tetap memperhatikan seluruh kinerja agar berkualitas, sehingga memiliki daya saing yang tinggi.
Seorang pemimpin jga harus memiliki kapabilitas, dimana kapabilitas ini berguna untuk mendorong kemampuan dari keterampilan yang dimiliki sebagai pemimpin. Keterampilan dan kemampuan inilah yang nantinya menjadi harapan yang ditunggu di depan masyarakat karena pemimpin yang dibutuhkan pada sekaramg adalah pemimpin yang mampu memberdayakan masyarakatnya dari segi sumber daya manusianya. Seperti soft skill, akademik, leadership, enterpreneurship dan lain lain.
Memiliki kemampuan akademik yang propesional dan serta kemampuan kepemimpinan yang tanggap terhadap kebutuhan pembangunan serta pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Di samping itu, mampu juga melahirkan manusia yang berjiwa penuh pengabdian dan memiliki rasa tanggung jawab yang besar terhadap masa depan bangsa dan negara.
Era globalisasi ditandai oleh perubahan yang sangat cepat dimana pasar makin terbuka yang berarti persaingan pun kian makin tajam. Masyarakat yang tidak mampu bersaing akan tenggelam di telan gelombang persaingan. Persaingan itu sendiri ditentukan oleh kemampuan atau kualitas sumber daya manusia (SDM). Oleh sebab itu tantangan utama bangsa kita adalah era pasar bebas dan meningkatkan SDM kita.
Dalam menghadapi era globalisasi tersebut maka sangat dibutuhkan pemimpin yang enerjik dan memiliki jiwa ksatria yang tangguh yang harus mampu menjadi tempat sandaran bagi rakyat. Pemimpin bukanlah sekedar masalah prestise pada jabatan yang dimiliki, bukan hanya posisi atau seberapa besar gaji yang di proleh dan bukan sekedar memiliki pengetahuan intelektual yang tinggi.
Kepemimpinan adalah sebuah tindakan nyata, dan lebih merupakan hasil dari proses panjang perubahan dan pengembangan karakter atau transformasi internal dalam diri seseorang. Ketika kita menemukan visi dan misi hidupnya, membentuk karakter yang kokoh dan ketika setiap ucapan dan tindakannya mulai memberikan pengaruh terhadap lingkungannya serta mendorong perubahan, pada saat itu jugalah telah lahir seorang pemimpin sejati.
Kepemimpinan menuntut suatu tranformasi dari dalam hati dam perubahan karakter seseorang. Untuk menjadi pemimpin harus mampu meraih kesuksesan yang sangat di perlukan lebih dari sekedar memiliki kemampuan intelektual kepemimpinan. Harus ada keseimbangan antara kemampuan intelektual dan kepemilikan karakter pribadi yang di bangun dari pengembangan kualitas kemampuan emosional dan spritual.
Namun yang terpenting adalah seorang pemimpin yang harus mempunyai kerendahan hati karena pada umumnya seorang pemimpin yang sering mengunggulkan diri pada umumnya sering jatuh. jadi kepemimpinan yang sejati adalah kepemimpinan yang lebih mendasarkan kepada kerendahan hati.
Tugas kita adalah mempersiapkan kader yang tangguh melalui berbagai program kegiatan dengan memperbanyak keterlibatan kita dalam berbagai aktivitas pembangunan, pelatihan-pelatihan dan pendampingan maupun aktivitas kemasyarakatan lainnya sehingga melahirkan kader yang berkarakter, inspiratif dan kompetitif.
Penulis adalah mahasiswa Fak Hukum USI
Presidium gerakan kemasyarakatan
(PGK) PMKRI Siantar-Simalungun
Tidak ada komentar