Capek Hidup, Pendeta Itu Doakan Dirinya Mati Sekeluarga di Pesawat
LINTAS PUBLIK - NATUNA, Masih terasa berita Jatuhnya Pesawat Hercules di Jalan Jamin Ginting Kota Medan Provinsi Sumatera Utara, Rabu (30/6/2015), ini dapat dirasakan masih banyaknya ucapan belangsungkawa kepada para keluarga yang turut menjadi korban, baik melalui media sosial face book, Twitter dan lainnya.
Berita itupun sampai saat ini masih terus menjadi berita peristiwa terhangat di Indonesia bahkan dunia. Bahkan beberapa jenazah masih sulit dikenali.
Sisih lain peristiwa ini menjadi tanda tanya, apakah benar doa orang benar selalu diterima Tuhan?. BACA JUGA Pengebumian Pdt. Sahat Martua Sinaga Diiringi Isak Tangis Keluarga
Alm. Pdt. Sahat Martua Sinaga saat merayakan 20 tahun pelayanannya sebagai pendeta (kanan), Keluaraga pendeta Martua, Istri dan 1 orang putrinya yang turut menjadi korban Hercules di Medan.. |
Pertanyaan itupun dapat di jawab oleh jemaat almarhum pendeta Pdt Sahat Martua Sinaga korban jatuhnya pesawat Hercules itu, bahwa doa orang benar selalu didengar oleh Tuhan.
Cerita Devina Parapat Natuna salah satu jemaat Pdt. Martua Sinaga di GPDI Natuna kepada media Online www.lintspublik.Com, Sabtu malam (4/6/2015) melalaui surat elektroniknya mengatakan bahwa, sebelum kejadian jatuhnya pesawat Hercules itu, om pendeta kotbahnya selalu berthemakan kematian, aku juga tidak menyangka sebelumnya, kenapa kotbahnya selalu kematian, tapi inilah jawaban itu, om pendeta “pergi”
Sekeluarga meninggalkan kami.
“Mei kmarin genap 20thun, kmi bru merayakannya, skalian mrayakan ulang tahun om ke 49. anaknya hnya 1, cwek 17 thun. gak trbilang lah sedihnya gmana, 5 org jemaat lgsung brgkat ke medan, sya baru kcelakaan dan patah kaki,jdi gak bsa ikut ke medan,”kata Devina yang tidak bisa ikut menghantarkan pendeta kesayangannya itu keperistrahatan terakhir.
Devina juga mengatakan, bahwa pendetanya itu sudah capek hidup, dan kalau bisa cepat dipanggil Tuhan,. Inilah ungkapan Devina Parapat Natuna disebuah akun face book Doa, kepada pendeta yang akrab kepada semua jemaatnya itu. “RIP om pendeta skeluarga... kmi jemaat GPDI Elshadai Natuna benar2 khilangan..... sbulan sbelum musibah ini, slalu khotbahnya tntang kmatian. "saya sudah capek, kalau bisa biar lah dpanggil Tuhan, tpi kalau bisa jangan sakit,tba2 jatuh dri pesawat,gak ngerasain sakit,lgsung mati, kalau bisa langsung lah kmi skeluarga,biar jangan ada yang nangis" trnyata omongan org percaya ddngar Tuhan,dan bnar tejadi. sakit banget khilangan mreka,tpi slalu ingat prkataan mreka, "mati adalah keuntunga". om,tante,adek iren, selamat jalan,tenang dsyurga,. mlayani smpai akhir hayat.”unkap Devina sedih karena sering bercanda kepada Iren anak pendeta ituy.
Di akun face book Alm. Irene Natalie Sinaga yang masih sekolah di SMA 1 Natuna dan naik ke kelas 3, banyak berdatangan ucapan belangsungkawa, seperti dikatakan Meiratni, bahwa dia telah mendapat kekuatan dan dukungan, serta tauladan dari pendeta Martua Sianaga, Meiratni Suciati trma kasih om sahat sinaga dan adek Iren buat pertemanan dan dukungannya serta teladan iman dalam pelayanan, perjumpaan kita tepat 2 tahun yg lalu telah memotivasi aku untuk tetap kuat dan setia melayani Tuhan.
Sampai berita ini diturunkan, masih saja ucapan simpati dan empati yang diberikan kepada keluarga pendeta ini, "selamat pendeta, semoga tauladan mu menjadi kekauatan kami,"kata akun yang lainnya.
Penulis : tagor
Penulis : tagor
Tidak ada komentar