Header Ads



Pedagang eks Sukadame : Selesaikan Dulu Pasar Melanthon, Jangan Asal Minta Uang

LINTAS PUBLIK - SIANTAR, Puluhan pedagang di sekitaran terminal eks sukadame menyatakan ketidak sanggupan mereka dalam membayar DP (uang muka) kios yang ditawarkan PD PAUS. Sehingga ada kekuatiran, anak-anak para pedagang bisa terjun ke dunia prostitusi, karena tidak sangup memenuhi pembelian kios yang akan dibangun PD PAUS.

"Bukan artis saja, bisa-bisa anak pedagang pun terjun ke dunia prostitusi, hanya untuk menyanggupi DP Kios yang mencekik leher,"teriak Diego Maradona Malau,SH saat menyatakan keluhan kepada anggota DPRD Siantar di eks terminal sukadame,Senin (08/06/2015). BACA JUGA  Pembongkaran Kios di Sukadame Di Berhentikan DPRD

Eks Terminal Sukadame
Dikatakan Maradona, hal itu bisa saja terjadi karena para pedagang sukadame kehidupannya pas-pasan, bahkan untuk makan saja harus bangun pukul 02.00 pagi,untuk berjualan.

"Untuk memenuhi dapur saja, para pedagang disini harus bangun pagi dinihari, konon lagi membayar DP Rp. 25 juta,"tukas Maradona.

Karena itu para pedagang memohon kepada DPRD,untuk memediasi dengan PD PAUS untuk memperingan DP maupun angsuran.

"Kami memohon DP kios dibayar Rp. 5 juta, itupun dengan catatan dicicil selama setahun, dan pembayaran kios dengan cicilan 10 ribu perhari selama 30 tahun,"ucap Maradona ,langsung diteriaki pedagang dengan kata setuju.

Hal yang sama dikatakan Yakim Silalahi, sekretaris salah satu organisasi pedagang, dimana pedagang saat ini hidupnya sudah susah dan jangan ditambah lagi kesusahannya. 

"Tuntutan kami, agar DP kios diperingan itu saja. Sebelum ada keputusan yang mengikat, sampai kapan pun kami tidak setuju direlokasi,"tuturnya dengan bersuara lantang.

Pedagang lainnya br Hutagalung  mempertanyakan kinerja PD PAUS yang belum tuntas membangun Pasar Melanthon, dan seolah ada setengah hati untuk membangun.

"Unang annon hera pasar Melanthon, dijaloi hepenngnya, bangunan dang dope sae, sonari dibangon kios di terminal sukadame, dang tuntas sada, dibahen da nalain, boado PD PAUS on,"ucap pemilik KIB ini.

Sedangkan pedagang yang bernama Mak Iwan, meminta PD PAUS melakukan pembangunan tahun depan karena semakin dekatnya bulan Lebaran dan hari Natal.

"Inikan sudah bulan juni, sebentar lagi mau lebaran dan natalan, disitu kan banyak pembeli,"tutur pedagang ini.

Sementara sekretaris STA (Sub Terminal Agrobisnis) PD PAUS Bonar Hisar Simarmata membantah pihaknya tidak melakukan sosialisasi.

Menurutnya, telah ada 3 kali pertemuan dengan para pedagang. Pertama pertemuan PD PAUS dengan pemilik KIB,ke dua PD PAUS dengan pengontrak,serta ke tiga PD PAUS dengan pedagang tempel.

"Jadi tidak betul tudingan PD PAUS tidak pernah melakukan sosialisasi,"ujarnya
Lanjut Bonar, PD PAUS telah menyanggupi permintaan pedagang, dari DP Rp.25 juta diturunkan menjadi Rp.20 juta dengan pembayaran tanda jadi Rp.5 juta.
"Sudah ada kesepakatan soal itu, sisa DP 20 juta dicicil selama setahun dan perjanjian, selama 6 bulan sudah dibayar sisa DP 15 juta itu,"kata Bonar.

Mengenai harga kios dan cicilan juga, pihaknya telah bersepakat dari sebelumnya harga kios Rp.200 juta menjadi Rp.125 juta sedangkan cicilan dari sebelumnya Rp.60 ribu per hari menjadi Rp.30 ribu per hari selama 30 tahun.
Ketika ditanyakan,jika sudah bersepakat kenapa masih ada pedagang yang protes?, Bonar mengatakan bahwa pedagang yang protes itu adalah kompor,yang suka memanas-manaskan situasi.

"Kompor nya itu, bisa jadi pedagang itu yang menyewa kios dari pedagang tempel. Dengan arti lain,pedagang tempel yang ditempel,"tukasnya sembari menyebutkan bahwa pembongkaran kios dilakukan para pedagang.



Penulis        : franki
Editor          ; tagor

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.