Warga Minta Tarif Mopen Diturunkan
LINTAS PUBLIK- Siantar , Sejumlah warga termasuk kalangan pelajar kota Siantar,
mendesak Pemko Siantar termasuk Organisasi Angkutan Daerah (Organda) agar
menurunkan tarif mobil penumpang alias Mopen.
Pasalnya, tarif tersebut tidak relevan lagi menyusul turunnya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang tadinya Rp8500 per liter menjadi Rp7600 per liter.
Penuturan Ningsih, ibu rumah tangga, tarif Mopen Rp4000 bagi penumpang umum jelas merugikan apalagi Pemerintah telah menurunkan harga BBM. "Harusnya Pemerintah dan Organda berlaku adil terhadap rakyat. Jangan saat BBM naik, para sopir ribut agar tarif Mopen dinaikkan dan sekarang harga BBM telah turun maka para sopir harus legowo menurunkan tarif Mopen,"ujar Ningsih diamini ibu rumah tangga lainnya, Br Saragih dan Br Purba kepada Lintas Publik Online, Minggu siang (11\1\2015), di jalan Lapangan Bawah Siantar.
Selain tarif Mopen, harga sembilan bahan pokok (Sembako) juga harus turun atau berpihak terhadap masyarakat.
Lagi - lagi, turunnya harga BBM menjadi dasar tuntutan para ibu rumah tangga ini.
Seperti Br Saragih, mengaku kecewa melihat harga Sembako yang melambung tinggi dan membebani masyarakat luas.
Menurut Br Saragih, pedagang memanfaatkan kenaikan BBM kemarin untuk menaikkan harga dagangan mereka seperti cabai, bawang, minyak goreng, beras dan lainnya.
"Maunya pedagang menurunkan harga sembako karena BBM udah turun,"harapnya diamini Br Purba.
Sedangkan Andi salah seorang pelajar SMK swasta di kota Siantar juga meminta kebijakan Pemerintah agar menormalkan tarif Mopen dan harga Sembako.
"Imbasnya juga kami rasakan bang, karena uang habis buat ongkos dan biaya keperluan sekolah juga melambung tinggi,"katanya.
Dia berharap agar Presiden Jokowi benar - benar pro terhadap rakyat miskin sehingga tidak ada masyarakat yang ditelantarkan akibat sebuah kebijakan.LPgun/t
Pasalnya, tarif tersebut tidak relevan lagi menyusul turunnya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang tadinya Rp8500 per liter menjadi Rp7600 per liter.
![]() |
Tarif angkutan di kota Pematangsiantar. Photo/LP/t |
Penuturan Ningsih, ibu rumah tangga, tarif Mopen Rp4000 bagi penumpang umum jelas merugikan apalagi Pemerintah telah menurunkan harga BBM. "Harusnya Pemerintah dan Organda berlaku adil terhadap rakyat. Jangan saat BBM naik, para sopir ribut agar tarif Mopen dinaikkan dan sekarang harga BBM telah turun maka para sopir harus legowo menurunkan tarif Mopen,"ujar Ningsih diamini ibu rumah tangga lainnya, Br Saragih dan Br Purba kepada Lintas Publik Online, Minggu siang (11\1\2015), di jalan Lapangan Bawah Siantar.
Selain tarif Mopen, harga sembilan bahan pokok (Sembako) juga harus turun atau berpihak terhadap masyarakat.
Lagi - lagi, turunnya harga BBM menjadi dasar tuntutan para ibu rumah tangga ini.
Seperti Br Saragih, mengaku kecewa melihat harga Sembako yang melambung tinggi dan membebani masyarakat luas.
Menurut Br Saragih, pedagang memanfaatkan kenaikan BBM kemarin untuk menaikkan harga dagangan mereka seperti cabai, bawang, minyak goreng, beras dan lainnya.
"Maunya pedagang menurunkan harga sembako karena BBM udah turun,"harapnya diamini Br Purba.
Sedangkan Andi salah seorang pelajar SMK swasta di kota Siantar juga meminta kebijakan Pemerintah agar menormalkan tarif Mopen dan harga Sembako.
"Imbasnya juga kami rasakan bang, karena uang habis buat ongkos dan biaya keperluan sekolah juga melambung tinggi,"katanya.
Dia berharap agar Presiden Jokowi benar - benar pro terhadap rakyat miskin sehingga tidak ada masyarakat yang ditelantarkan akibat sebuah kebijakan.LPgun/t
Tidak ada komentar