Header Ads



RE Vs Hulman, Jauhlah !

LINTAS PUBLIK - Siantar, Kepemimpinan Hulman Sitorus SE dalam menahkodai kota Siantar akan segera berakhir pada tahun 2015 ini, lalu apa yang telah berubah dengan kota ini???. Pertanyaan itu dilontarkan masyarakat dan termasuk pengamat pemerintahan dan kota.

Kata mereka, jika dihadapkan dengan sosok Ir RE Siahaan, maka kepemimpinan Hulman dinilai sangat jauh ketinggalan.

Salah seorang pemerhati pemerintahan dan kota, Torop Sihombing yang juga politisi Partai Demokrat, beranggapan, mantan Wali Kota Siantar, RE Siahaan lebih berani membuat terobosan dan kota Siantar banyak berubah dipimpinnya.


Dicontohkannya, RE berhasil merelokasi pedagang taman bunga sehingga keindahan Siantar Hotel terjaga, pembukaan jalan tembus dari Jalan Sutomo menuju jalan Pane, yang saat ini dinamakan jalanVihara.

 Penataan pedagang Siantar Square, perbaikan infrastruktur jalan,  termasuk jalan Gereja menuju jalan MH.Sitorus. Pembukaan jalan ring road dari Jalan Medan menuju jalan Parapat via terminal Tanjung Pinggir, pengoptimalan terminal Tanjung Pinggir hingga tukar guling SMAN 4 Siantar yang akhirnya terbengkalai karena tingginya muatan politis dan kepentingan pihak Ketiga.

"Kita lihat keberhasilan RE.Siahaan, kini dapat dinikmati masyarakat Siantar, misalnya penataan pedagang Taman bunga, yang dulunya tidak teratur, kini menjadi ikon jajanan dipusat kota. Yang lebih menonjol yaitu jalan tembus Sutomo ke jalan Pane, atau saat ini jalan Vihara, demikian juga pembangunan RS.Djasamen Saragih, RE.Siahaan yang memiliki konsepnya, sekaligus memberi nama Rumah Sakit Umum Siantar menjadi Rumah sakit Djasamen Saragih,"kata Torop Sihombing kepada Lintas Publik Online ketika dihubungi, Kamis (22/1/2015) menunjukan fakta-fakta pembangunan di kota Siantar.

Disamping itu, lanjutnya, masa RE saat ada kuda kereta alias sado yang dianggap sebuah program positif untuk memajukan kota ini, baik dari sektor ekonomi maupun wisata.

Ditambahkan Torop, RE juga pintar melobi anggaran ke pusat makanya tak heran jika masa RE banyak kucuran dana datang, seperti untuk proyek peremajaan pasar Horas, bangunan mewah RSUD dr Djasamen Saragih dan meningkatkan anggaran Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk rehab gedung sekolah.

Soal gaya kepemimpinan, kata Torop, sosok RE dikenal ramah dan selalu terbuka bagi siapa saja serta tegas dalam memimpin, kelihatan begitu banyak kritik kepada RE, tapi suasana kritik menjadikan RE lebih jitu bersikap, beda dengan Hulman, sedikit tersingung kata-katanya akan menyakiti warga, bahkan seorang kepala daerah mampu berkata kotor di hadapan Publik.

"RE tidak kaku dalam memimpin, dia selalu berupaya bersahabat dengan pegawai dan masyarakatnya. Makanya hingga kini nama RE masih ada di hati masyarakat luas,"ujarnya.

Perihal akhirnya RE harus berurusan hukum, menurutnya, hal itu tidak terlepas dari sebuah konsekuensi kepemimpinan namun yang perlu dicatat bahwa RE menyelesaikan tugasnya dengan baik dan maksimal.

"Ketika RE.terbentur dengan hukum, itu sudah menjadi resiko pemimpin,"jelas Torop.Tim/LP/t

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.