Header Ads



Berkat Sembako dari Gereja Simalungun

LINTAS PUBLIK-JAKARTA, Matahari membakar ubun-ubun di siang terik itu. Jam menunjukkan hampir pukul 13.00, tapi banyak warga berkumpul di depan pagar gereja yang masih ditutup. Mereka datang berbondong-bondong, mulai anak-anak sampai orang tua. Panitia kemudian membatasi warga yang masuk agar antrean dalam gereja tidak terlalu panjang dan mudah diatur.

Itulah suasana di Gereja Kristen Protestan Simalungun (GKPS) di Jalan Layur, Rawamangun, Jakarta Timur, Jumat (18/7). Semua warga yang datang membawa sebuah kupon biru. Itu adalah kupon potongan harga untuk membeli sembako dengan harga murah.

Satu kupon berlaku untuk sepaket sembako yang dibungkus kantong plastik hitam. Setiap paket berisi 2 liter beras, 1 liter minyak goreng, sebotol sirup, 1 kilogram gula, dan 200 gram mi telur.

Menurut panitia, harga sepaket sembako tersebut sekitar Rp 50.000. Namun, warga yang sebelumnya sudah diberi kupon dapat membeli paket tersebut dengan harga Rp 10.000.   Total sembako yang dibagikan ada 700 paket, semuanya untuk warga sekitar gereja di empat rukun tetangga (RT) yang dinilai perlu dibantu, apalagi mengingat di dekat gereja tersebut terdapat perumahan mewah.

Dalam persiapannya, panitia dibantu penjaga gereja dan pemuda karang taruna daerah tersebut. Masyarakatnya meliputi RT 009/011, RT 017/005, RT 008/011, dan RT 007/011. Mereka meminta data jumlah warga dari masing-masing RT, lalu panitia menyerahkan kupon potongan harga yang dibagi sesuai jumlah warga setiap RT kepada para ketua RT.

Di sela pembagian berkat itu, terlihat Pendeta Rumanja Purba (53) mengenakan kemeja putih dan celana bahan abu-abu. Ia ikut menemani panitia yang sedang membagikan sembako. Menurutnya, kegiatan seperti itu untuk menjunjung nilai kebersamaan dan keberagaman dalam masyarakat.

Dialog Antarwarga
Rumanja berharap, pada masa mendatang, gereja dapat lebih mengembangkan kegiatan lain untuk membangun solidaritas yang terus-menerus, tidak hanya temporer seperti setiap menjelang hari raya.

“Dialog antara warga dengan jemaat itu penting, dalam hal apa pun. Mungkin dialog soal keluarga, ekonomi, bahkan acara pilpres (pemilihan presiden) penting. Kalau yang seperti ini (pembagian sembako menjelang Lebaran-red) kan temporer, terkesan hanya kulitnya, sementara kita nggak tahu apa masalah mereka di rumah,” ucapnya.

Selain dialog, ia mengharapkan gereja menjalin hubungan baik dengan umat beragama lain dalam hal kegiatan lain. Itu misalnya kalau ada pembangunan masjid, diharapkan ada  jemaat GKPS yang juga membantu, bukan hanya dalam hal materi tetapi juga tenaga. “Uang bukan segalanya,” tutur Rumanja.

Salah seorang warga yang membeli sembako murah tersebut, Badru (46) mengaku, ini bukan kali pertama ia membeli sembako di GKPS Layur. Sudah tiga kali selama tiga tahun terakhir ia mendapat jatah kupon untuk membeli sembako dengan harga murah. “Pasti membantulah, senang ada acara seperti ini. Harapannya sih lanjut terus,” ujar warga RT 009/011 itu.

Hal senada diungkapkan Suhaeti (48). “Ini udah keberapa kali, tiap tahun ikut kok, senang ada bagi-bagi begini,” tuturnya. Tentu ia pun berharap, ke depan acara seperti ini berjalan lebih baik.

“Acara ini sudah tujuh kali sejak gereja pertama berdiri di sini,” ucap Rusman Purba (68), ketua pembangunan gereja yang selalu hadir mewakili jemaat dalam acara tersebut.

Ia menjelaskan, jemaat gereja melakukan kegiatan seperti itu tidak hanya saat Lebaran, tetapi juga saat Idul Adha, dengan memberikan hewan kurban kepada masyarakat setempat. Sembako juga dibagikan untuk petugas keamanan dan kebersihan yang ada di sekitar gereja.

“Ini kan program tahunan jemaat,” tutur Efendi Purba (44), Ketua Panitia acara Berbagi Sembako Murah 2014. Ia mengakui, acara tersebut bertujuan berbagi kasih tanpa memandang latar belakang siapa yang memperoleh tanda kasih itu. Waktunya sengaja dipilih pada Jumat kemarin. Kalau sudah mendekati Lebaran, dikhawatirkan umat muslim sudah mudik ke kampung halaman.SH/t

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.