Header Ads

Uskup Pertama dari Suku Batak, Mgr. Pius Datubara, Wafat di Usia 91 Tahun

Medan - Lintas Publik,  Kabar duka datang dari Gereja Katolik Indonesia. Uskup Emeritus Keuskupan Agung Medan, Mgr. Alfred Gonti Pius Datubara OFMCap, wafat dalam usia 91 tahun pada Jumat pagi (17/10/2025), pukul 09.13 WIB di Rumah Sakit Elisabeth, Medan.

BACA JUGA  Pengurus Literasi Siantar Dibentuk, Tagor Sitohang, SH Ketua


Mgr. Pius Datubara, yang dikenal sebagai uskup pertama dari suku Batak, meninggal dunia dalam damai setelah beberapa waktu menjalani perawatan kesehatan. Beliau merupakan tokoh penting dalam sejarah Gereja Katolik Indonesia dan menjadi simbol integrasi budaya lokal dalam kepemimpinan Gereja.

"Gereja Katolik Indonesia kehilangan seorang gembala yang rendah hati dan penuh dedikasi. Semoga warisan iman dan pelayanannya menjadi terang bagi generasi mendatang," demikian disampaikan dalam pernyataan resmi yang dirilis situs mirifica.net, media resmi Komisi Komunikasi Sosial Konferensi Waligereja Indonesia (KWI).

Imam Pertama dari Suku Batak

Mgr. Pius Datubara lahir di Lawe Bekung, Aceh Tenggara pada 12 Februari 1934. Ia ditahbiskan sebagai imam pada 22 Februari 1964 dan mulai melayani umat di Keuskupan Agung Medan. Karier kegembalaannya terus berkembang hingga pada 5 April 1975, ia diangkat menjadi Uskup Auksilier Medan dengan gelar Uskup Tituler Novi. Ia ditahbiskan sebagai Uskup pada 29 Juni 1975.

Hanya setahun berselang, tepatnya 24 Mei 1976, ia diangkat menjadi Uskup Agung Medan, menggantikan Mgr. Antoine Henri van den Hurk. Dengan demikian, Pius Datubara menjadi Uskup Agung pertama dari etnis Batak, sebuah tonggak penting dalam sejarah Gereja di Sumatera Utara.

Mgr. Pius menjabat sebagai Uskup Agung Medan selama lebih dari tiga dekade, hingga pensiun pada 12 Februari 2009. Kepemimpinan dilanjutkan oleh Mgr. Anicetus Bongsu Antonius Sinaga (+), dan kini oleh Mgr. Kornelius Sipayung OFMCap.

Warisan dan Kehidupan Pasca-Pensiun

Pasca pensiun, Mgr. Pius tinggal di Persaudaraan Kapusin, di kompleks Pastoran Paroki Santo Antonius Padua, Jalan Hayam Wuruk, Medan. Meski telah pensiun, beliau tetap aktif membimbing secara rohani dan menjadi panutan bagi para imam muda, religius, serta umat Katolik di Keuskupan Agung Medan.

Sepanjang hidupnya, beliau dikenal sebagai sosok yang sederhana, bersahaja, dan setia pada spiritualitas Fransiskan. Banyak umat mengenangnya sebagai “bapa yang penuh kasih” yang mampu menjembatani budaya Batak dengan nilai-nilai Injil.

Doa dan Penghormatan

Umat Katolik di seluruh Indonesia diajak untuk bersatu dalam doa, memohonkan kedamaian abadi bagi jiwa almarhum Mgr. Pius. Berikut kutipan doa tradisional yang dipanjatkan:

“Requiem aeternam dona ei, Domine, et lux perpetua luceat ei. Requiescat in pace. Amen.”
(Ya Tuhan, berilah dia istirahat kekal, dan sinarilah dia dengan cahaya abadi. Semoga ia beristirahat dalam damai. Amin.)

Informasi terkait jadwal misa requiem dan prosesi pemakaman akan diumumkan lebih lanjut oleh Keuskupan Agung Medan.

Profil Singkat Mgr. Pius Datubara:

Nama Lengkap: Alfred Gonti Pius Datubara, OFMCap

Tempat, Tanggal Lahir: Lawe Bekung, Aceh Tenggara – 12 Februari 1934

Tahbisan Imam: 22 Februari 1964

Tahbisan Uskup: 29 Juni 1975

Menjabat Uskup Agung Medan: 24 Mei 1976 – 12 Februari 2009

Pensiun dan Menjadi Uskup Emeritus: Sejak 2009

Wafat: 17 Oktober 2025 di Medan

Usia: 91 tahun.

 (red/tam) 


Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.