Header Ads



Emak-emak Pencuri yang Beraksi di Pasar Toba Diringkus Polisi, Penjual Babi Jadi Korban

Toba, Polisi menangkap sejumlah emak-emak karena mencuri di Pasar Tumpah, Kecamatan Balige, Kabupaten Toba, Sumatera Utara (Sumut). Seorang penjual babi menjadi korban.

Kasat Reskrim Polres Toba Iptu Wilson Panjaitan mengatakan emak-emak yang ditangkap itu, yakni RT (55), W (51), HT (50), dan DT (47). Selain para wanita itu, polisi juga menangkap dua pria inisial BB (43) dan LP (33).

BACA JUGA  Siapa Sebenarnya Guru Jason Saragih?, Sosok di Balik Berdirinya GKPS

Polres Toba saat memaparkan kasus pencurian di Pasar Tumpah Toba. (Foto: Dok. Polres Toba)
“Polres Toba menangkap pelaku pencurian yang dilakukan oleh enam orang di Pasar Tumpah Balige,” kata Wilson saat konferensi pers, Senin (4/9/2023).

Wilson mengatakan peristiwa pencurian itu berawal pada Rabu (30/8) sore. Saat itu, pelaku W pergi ke rumah RT untuk mengajak melakukan aksi pencurian di luar Kota Medan. Setelah itu, RT pun menghubungi DT.

Lalu, keesokan harinya sekitar pukul 23.00 WIB, RT, DT bertemu di kediaman RT. Saat itu, pelaku BB, LP juga ikut untuk menjadi sopir. Sementara, pelaku W dijemput oleh para pelaku.

“Kemudian para tersangka mempersiapkan perbekalan, dan media melakukan pencurian yaitu satu unit keranjang dan uang. Kemudian, para tersangka bergerak menuju kediaman HT yang meminta untuk ikut juga. Terkumpullah enam orang yang menjadi satu komplotan,” ujarnya.

Kemudian, sekitar pukul 02.00 WIB, para pelaku berangkat menuju Kabupaten Toba dengan menggunakan mobil rental. Para pelaku dari awal memang sudah merencanakan melakukan pencurian di Pasar Tumpah itu.

“Hal tersebut sudah diketahui oleh RT sebelumnya bahwa tiap hari Jumat ada Pasar Tumpah di Kota Balige. Sekaligus RT lah yang menjadi kepala grup atau Ketua komplotan,” kata Wilson.

Singkat cerita, sekitar pukul 10.00 WIB, para pelaku pun tiba di pasar itu. Empat orang perempuan itu pun turun dari dalam mobil, sedangkan dua laki-laki itu menunggu di mobil.

Para tersangka pun berjalan bersamaan ke arah pasar. Tibalah para pelaku di tempat jualan RS, penjual daging babi.

Lalu, para pelaku pun mengambil peran masing-masing, yakni DT, HT, dan RT berpura-pura sebagai penawar dan pembeli daging, sedangkan W berada di jarak sekitar lima meter dari para pelaku. Saat itu, RT sambil memantau barang yang bisa dicuri dari tempat itu.

“Beberapa menit kemudian, saat korban lengah dan silap mata, RT langsung melihat tas milik korban yang terletak di bawah meja jualan korban. Setelah barang curian terpantau, RT langsung memanggil W yang berjarak lima meter di dekat para pelaku, dengan mimik dan gesture wajah, yang memerintahkan untuk mendekatkan keranjang ke samping RT,” ujarnya.

“Tersangka RT mengambil tas lalu memasukkannya ke dalam keranjang. Setelah itu, W membawa keranjang yang sudah berisi tas curian, sembari menutupinya dengan sayur daun ubi,” sambung Wilson.

Setelah barang curian itu berhasil diambil, para pelaku langsung memberhentikan becak dan pergi menuju mobil tempat teman pelaku terparkir.

Di dalam mobil itu, para tersangka membuka tas curian itu dan menemukan uang Rp 850 ribu. Setelah itu, para pelaku kembali melancarkan aksinya dengan mencari penjual lainnya.

Kali ini, pelaku beraksi di tempat penjual buah di bundaran Balige. Kemudian, para tersangka melakukan aksi dan peran yang sama seperti sebelumnya, hingga akhirnya para pelaku mengamankan satu buah tas milik korban.

“Tersangka W yang membawa barang curian tersebut. Namun, belum sampai berjalan 20 meter dari lokasi, hal tersebut diketahui oleh masyarakat sehingga W dikejar dan tertangkap tangan oleh warga,” ujarnya.

Setelah itu, pelaku W diserahkan oleh warga ke Polres Toba, sedangkan pelaku lainnya pergi melarikan diri. Pihak kepolisian yang mengetahui kejadian itu lalu memburu keberadaan para pelaku lainnya hingga akhirnya berhasil diamankan di sebuah hotel di Kabupaten Tapanuli Utara pada 2 September 2023 sekitar pukul 01.00 WIB.

Usai ditangkap, para pelaku dibawa ke Polres Toba untuk diperiksa. Berdasarkan hasil penyelidikan, para pelaku merupakan komplotan yang sering melakukan aksi pencurian di wilayah Kota Medan,

“Motifnya karena perekonomian para tersangka yang kurang baik, sehingga merencanakan pencurian di luar kota yang sebelumnya para tersangka sering melakukan pencurian di Kota Medan sehingga sudah dikenali masyarakat,” pungkasnya. (detik/t)


Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.