Header Ads



4 Langkah Sederhana Memulai 'Self Love'

JAKARTA, Konsep mencintai diri sendiri alias self love belakangan kerap digaungkan. Ada yang merasa jajan atau menikmati kue favorit usai kerja keras berarti sudah mencintai diri sendiri. Ada pula yang merasa sudah mencintai diri sendiri kala memutuskan ke psikolog untuk membenahi kesehatan mental. Sebenarnya, self love itu seperti apa sih?

BACA JUGA  Lestarikan Budaya, Martahan Sitohang Bangun Galeri Musik Batak di Samosir

Ilustrasi Mencintai

Psikolog klinis Inez Kristanti menjelaskan self love memiliki inti sederhana yakni, mempunyai rasa bahwa diri sendiri layak dicintai dan diprioritaskan. Meski sederhana, ternyata praktiknya sulit dilakukan.

"Self love ini sebuah perjalanan, bukan tujuan. Kalau tujuan, begitu selesai, oh ya sudah selesai. Padahal ini sesuatu yang kita jalani sehari-hari. Kita merasa down, kadang marah, kadang sedih, susah melihat hal positif dalam diri. Tapi kita usaha, langkah apa yang bisa kita lakukan untuk mengingatkan diri kita bahwa kita berharga lho," ujar Inez dalam BincangShopee 2.2 COD Sale, Rabu (26/1/2022).

Dia pun memberikan beberapa langkah sederhana yang bisa dilakukan untuk bisa lebih mencintai diri sendiri.

Berikut 4 langkah sederhana memulai self love:

1. Mendengar kebutuhan diri sendiri

Saat baterai ponsel sudah sekarat, Anda otomatis panik dan segera mencari sumber listrik untuk kembali mengisi daya. Ibarat badan adalah ponsel, ada masanya 'baterai' tubuh harus kembali diisi.

"Ponsel itu ada tandanya kalau butuh diisi. Nah, kita dengarkan kapan kita merasa kita lagi butuh sesuatu untuk diri sendiri. Kita ingat bahwa kita butuh istirahat, tidurnya sudah cukup belum tiap malam, berkualitas atau tidak. Kemudian dalam pekerjaan, kita bijak memisahkan jam kerja dan jam istirahat," kata Inez.

2. Berani berkata 'Tidak'

Kerap merasa tidak enak ketika mau bilang 'Tidak'? Anda tidak sendirian. Ada rasa cemas akan dianggap jahat, tidak setia kawan, atau tidak solid ketika ingin menolak sesuatu. Padahal Anda hanya memiliki prioritas berbeda, sedang tidak memiliki kapasitas untuk memberikan bantuan atau ada tanggung jawab yang perlu diselesaikan.

"Berkata 'Tidak' bukan berarti kita jadi orang jahat. Jadi orang baik pun enggak selalu mengiyakan segala sesuatunya. Untuk berkata tidak, tipsnya, komunikasi yang asertif, bukan agresif. Kalau agresif misalnya, menyinggung. Kita tetap bisa menyampaikan keberatan dengan sopan tapi tegas," tutur Inez.

3. Me time

Me time seolah mitos buat kalangan orang tua. Bagaimana mau me time? Baru beberapa menit bersantap, anak sudah teriak memanggil. Inez menyarankan untuk mengubah pola pikir bahwa me time selalu memerlukan waktu lama. Sebaiknya tanamkan bahwa me time itu tidak harus lama. Intinya, aktivitas yang Anda lakukan adalah untuk diri sendiri. Memasak, misal, dijadikan me time karena masakan akan Anda nikmati dan ini sesuatu yang Anda suka.

"Orang tua kadang suka blur, berpikir kalau me time nanti merugikan anak. Padahal mungkin enggak harus begitu melihatnya. Anak perlu orang tua yang happy, istirahatnya cukup. Orang tua pun bisa meminta bantuan keluarga, orang lain, misal, menjaga anak sebentar [sementara orang tua me time]," katanya.

4. Menerima hal yang tidak bisa diubah

Sekarang zona waktu tidak hanya WIB, WITA dan WIT tetapi juga waktu Indonesia bagian overthinking. Istilah ini mengemuka di media sosial di mana kaum milenial punya zona waktu untuk memikirkan hal-hal yang cenderung pada hal yang tidak bisa diubah maupun dikendalikan.

Situasi pandemi, misal, ini sesuatu yang tidak bisa Anda ubah atau hentikan. Sebaiknya, untuk hal-hal yang tidak bisa Anda ubah, sedikit demi sedikit mulai diterima. Cukup fokus pada hal-hal yang bisa Anda lakukan dan Anda ubah misal, menerapkan protokol kesehatan, vaksinasi dan memperkaya diri dengan informasi yang benar seputar pandemi.

Itulah langkah sederhana memulai self love yang bisa Anda terapkan sehari-hari. CNN/t


Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.