Header Ads



Bertani Jadi Langkah Produktif di Tengah Pandemi

LINTAS PUBLIK, Pandemi Covid-19 yang sedang melanda dunia, tak seharusnya menghentikan kreativitas masyarakatnya. Khusus kepada warga yang tinggal di DKI Jakarta.

Mereka diajak untuk bisa terus berkarya dalam bentuk apapun, selama itu bisa menghasilkan sesuatu yang bermanfaat.

Pertanian perkotaan tanaman hidroponik rumah kaca Kelurahan Sunter Agung.

Ajakan untuk terus berkarya, digaungkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui program menjaga ketahanan pangan untuk pengembangan usaha pertanian padi. Program tersebut, akan mendorong kreativitas untuk menghadirkan pangan yang dibutuhkan oleh masyarakat.

Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria mengatakan, kreativitas menjadi kunci dari semua kegiatan di masa pandemi ini. Terutama, karena Provinsi DKI Jakarta dihadapkan pada kondisi keterbatasan lahan untuk pertanian.

Bagi dia, kerja sama antara Pemprov DKI Jakarta dengan TNI Angkatan Udara untuk mengelola secara bersama lahan sawah seluas 6,2 hektare yang berlokasi di dalam area Landasan Udara TNI AU Halim Perdanakusuma (HLP) di Jakarta Timur, menjadi bukti kreativitas untuk pertanian.  

“Ini menjadi bukti bentuk perhatian, kesungguhan, dan keuletan para petani di lahan persawahan di sini,” ucap dia.

Agar pengembangan usaha pertanian yang mencakup area di Lanud HLP tersebut, Pemprov memberikan bantuan dan pembinaan kepada para petani, agar dapat produksi secara optimal, hingga menghasilkan sendiri benih padi.

Menurut dia, kolaborasi untuk sektor pertanian di DKI Jakarta menjadi sangat penting untuk saat itu. Penyebabnya, karena areal persawahan padi saat ini sudah semakin terbatas. Bahkan, yang tersisa saat ini luasnya tak lebih dari 414 ha.

Produksi padi yang ada di areal milik Lanud HLP tersebut diklaim bisa menyumbangkan gabah kering giling (GKG) dan kebutuhan beras untuk penduduk DKI dengan perkiraan rerata 0,3 kilogram per hari.

Pasokan tersebut menjadi angin segar, karena pandemi COVID-19 dikhawatirkan memicu krisis ketahanan pangan.

Ahmad Riza Patria menyebutkan, dengan masih berlangsungnya pandemi, maka warga DKI harus bisa bersiap lebih dini untuk menghadapi segala kemungkinan.

Untuk para petani, bagaimana caranya agar kegiatan bertani bisa tetap berlangsung dengan berbagai inovasi yang dilakukan. “Memastikan untuk (terus) meningkatkan intensifikasi dan ekstensifikasi petani,” jelas dia.

Di sisi lain, keberadaan areal persawahan yang ada di Lanud LHP juga diharapkan bisa menjadi sumbangan baru untuk sektor pariwisata dengan agroeduwisata. Kegiatan wisata tersebut fokus untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman tentang pertanian secara lebih detail.

Jadi, siswa sekolah datang ke lokasi persawahan untuk menanam dan memanen padi, menaruh dan menanam bibit tanaman, dan yang lainnya. Konsep tersebut kini tengah dikembangkan oleh Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Perikanan (KPKP) DKI Jakarta.

Kepala Dinas KPKP DKI Jakarta Darjamuni menjelaskan, meski luas areal persawahan yang ada di DKI tak lebih dari 414 ha saja, namun keberadaannya sudah memberikan manfaat yang banyak untuk program ketahanan pangan. 

Adapun, luas lahan tersebut saat ini dikelola oleh 15 kelompok tani yang tersebar di empat wilayah kota. Sementara, luas lahan yang ada di setiap kota yang disebut, adalah 45 ha di Kecamatan Kalideres (Jakarta Barat) dan Kembangan (Jakarta Barat).

Kemudian, seluas 341 ha di Kecamatan Cilincing (Jakarta Utara, dan 28 ha di Kecamatan Cakung (Jakarta Timur). Seluruh areal sawah tersebut, bukan hanya berfungsi sebagai tempat penanaman padi saja, namun menjadi ruang terbuka hijau (RTH), dan daerah resapan air.

Untuk memulai musim tanam, para petani melakukannya selama dua kali, sekitar Agustus-September dan Maret-April.

Pemilihan waktu tersebut, karena lahan sawah di Jakarta merupakan tadah hujan yang pengairannya bergantung pada ketersediaan air hujan.


sumber   : ant


Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.