Header Ads



Kisah Cosmas Batubara : Dari Simalungun ke Pentas Dunia, Ini Kata Tokoh dan Supir Pribadinya

LINTAS PUBLIK, Pernahkah Anda membaca "Angry Youngman" (Pemuda Pemberang), buku yang berkisah tentang heroisme anak-anak muda pemberani yang mempertaruhkan nyawa demi memperjuangkan idealisme dan kebenaran.

Buku ini mencatat, sebagian besar sejarah dunia digerakkan oleh kaum belia.

Sejak revolusi Bolshevik di Rusia, revolusi Perancis, revolusi Amerika sampai dua kali revolusi di Tanah Air (1966 dan reformasi 1998).

BACA JUGA  Cosmas Batubara Meninggal Setelah Berjuang Melawan Kanker

Buku Otobiografi Politik Cosmasbatubara
Bahkan, pengakuan terhadap eksistensi RI sebagai sovereign nation-state (negara-bangsa yang berdaulat), juga berawal dari desakan para pemuda yang "menyandera" proklamator Soekarno-Hatta di Rengasdengklok, Jawa Barat. Mereka memaksa kedua pendiri negara itu segera menggebrak proklamasi kemerdekaan.

Cosmas Batubara, adalah satu dari jutaan pemuda yang telah mengukir historisitas perjuangan pergerakan. Lintasan kisah aktivisme inilah yang direkam dalam buku "Cosmas Batubara: Sebuah Otobiografi Politik" (CBSOP). Aktivisme yang membawa putra Batak ini selama 15 tahun dipercaya (Presiden) Soeharto duduk di singgasana menteri era Orde Baru.

Cosmas Batubara adalah aktivis mahasiswa yang aktif di banyak organisasi kemahasiswaan seperti PMKRI dan sempat menjadi Ketua Umum Presidium Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) pada 1966.

Cosmas telah yatim pada usia delapan tahun. Ayahnya seorang mandor pembuat jalan. Anak ketujuh ini merantau ke Jakarta dalam usia 16 tahun. Dalam usia belia itu, Cosmas sudah berkeinginan mandiri.

Dia meninggalkan Purbasaribu, desa kelahirannya di Simalungun, Sumatera Utara, hanya berbekal ijazah sekolah guru (SGB).

Di Jakarta, dengan mandiri dia ingin menambah ilmu dan mencari pengalaman. Selain kuliah di Sekolah Tinggi Publisistik, Cosmas juga menjadi mahasiswa FISIP UI.

Saat itu terjadi pemberontakan G 30S/PKI, pada tahun 1965. Melalui KAMI, namanya mencuat sebagai aktivis pergerakan mahasiswa. Ketika itu, KAMI menjadi salah satu organisasi yang sangat berperan menumbangkan Orde Lama.

Pasutri Cosmas - Pudy bersama anak dan cucunya/dok.keluarga.
Dari Simalungun ke Pentas Dunia

Setelah Orde Lama kolaps, sejak 1966 Cosmas diangkat menjadi anggota DPR-GR (1967-1978) sebagai wakil mahasiswa. Namun kemudian, pada Pemilu 1971, dia memutar haluan menjadi politisi yang aktif berkampanye untuk Golkar.

Setelah tujuh tahun di DPR, Cosmas diangkat menjadi Menteri Muda Urusan Perumahan Rakyat (1978-1983) Kabinet Pembangunan III. Lalu, dipercaya sebagai Menteri Negara Perumahan Rakyat Kabinet Pembangunan IV (1983-1988) dan berlanjut menjadi Menteri Tenaga Kerja Kabinet Pembangunan V (1988-1993).

Bersamaan dengan itu, Cosmas didaulat sebagai Presiden ILO (International Labour Organization).
"Dengan dipilihnya saya sebagai Presiden ILO, dunia telah memperlihatkan kepercayaan kepada kemampuan kita untuk memimpin sebuah konferensi internasional," tulis Cosmas dalam bukunya itu.

Sebagai manusia biasa, Cosmas tak pernah membayangkan akan menjadi "orang besar". Dia mengaku hanya menjalankan konsistensi berpikir sebagai seorang aktivis dan pejuang pergerakan yang setia pada idealisme.

"Saat mengetuk palu dalam konferensi ILO, saya teringat tanah kelahiran di desa nun jauh di pelosok sana. Saya seperti sedang bermimpi. Begitu juga saat duduk di kursi menteri, saya merasa di dunia khayal karena tak percaya. Maklum saya hanya anak desa yang mendapat kesempatan mengaktualisasikan diri di Ibukota Negara," katanya dalam acara bedah buku setebal 332 halaman itu di Gedung CSIS, Jakarta.

Pria yang selalu tampak tenang namun pemberani itu setelah tidak lagi menjabat menteri, mengikuti Program Pasca Sarjana FISIP UI dan meraih gelar doktor di usia 74 tahun pada 22 Agustus 2002. Putra Simalungun kelahiran 19 September 1938 ini berhasil mempertahankan disertasinya dengan dengan predikat cum laude.

1964-Cosmas dan Pudy bertemu di Yogyakarta, dan menikah 17 Des' 67, 26 Des'67 Pudy mendapat Marga Boru Saragih
Nostalgia Angkatan 66

Sebagaimana kebanyakan buku otobiografi para tokoh, kronologi kisah kehidupan Cosmas dimulai sejak belia hingga pensiun dari panggung kekuasaan.

Cerita-cerita pergerakan Cosmas diurai dalam bab I yang berjudul "Era Pertarungan Ideologi". Bab ini mengupas seputar peristiwa "Demonstrasi Besar dan Tritura", "Dari Haranggaol ke Jakarta", "Menjadi Aktivis PMKRI", "Pertarungan Ideologi", "Aksi Mahasiswa Meningkat", "Makar 30 September", "Arief Rachman Menjadi Martir" hingga "Malam yang Mencekam".

Lalu bab II sampai IV lebih banyak menyorot "nostalgia" Cosmas semasa berkuasa. Bagian ini menjelaskan soal "Asam Garam di Lembaga Legislatif" (Bab II), "Ingat Perumnas, Ingat Cosmas" (Bab III) dan "Untuk Buruh Indonesia dan Dunia" (Bab IV).

Pada 17 Desember 2017, pasangan suami istri Cosmas Batubara dan Cypriana Puyati genap 50 tahun menikah. Pasangan ini menjadi teladan, tak hanya bagi keluarga tapi juga bagi banyak orang.

Pada masa ini, kawin dan cerai berkelindan. Media massa atas nama “berita” fasih menampilkan cerita kisah para pesohor yang kawin cerai. Perceraian bukan lagi sesuatu yang mengejutkan. Sudah lumrah. Di tengah dinamika zaman seperti itu, kisah 50 tahun pernikahan Cosmas Batubara dan Cypriana Pudyati Hadiwidjana begitu menyejukan.

Cosmas dikenal publik sebagai menteri di tiga kementerian berbeda era Orde Baru, tokoh gerakan mahasiswa dan politisi teladan. Cosmas di ruang publik ternyata bersumber dari ruang privatnya yang sahaja dan penuh kasih.

Ungkapan “di balik laki-laki hebat, ada perempuan luar biasa”, memang klise, tapi sungguh nyata dalam pribadi Cosmas-Pudy. Ini jugalah yang dikisahkan para sahabat, kolega dan keluarga dalam buku kenangan 50 tahun dan lewat wawancara.

Prisca Dewanti Batubara
Putri Kedua
“Perjalanan hidup orangtua kami adalah sebuah contoh betapa hebat rencana Tuhan. Merupakan berkat besar bagi anak, menantu, dan cucu, bahwa kami mempunyai panutan yang luar biasa, dalam menjalani kehidupan di dunia ini. Kesederhanaan dan saling menghormati adalah ajaran dasar dari orangtua kami, yang dijalankan secara langsung dalam kehidupan sehari-hari, bukan dengan perkataan saja.

Di tengah semua kesibukan, tidak pernah terlupakan untuk selalu mendoakan anak, menantu, serta cucu. Percaya dan taat kepada Tuhan menjadikan iman mereka kuat atas semua rintangan maupun kebahagiaan yang diterimanya. Penuh syukur dan dalam doa selalu, semoga orangtua kami bisa selalu menjadi garam dunia bagi sesama dan selalu menyebarkan benih cinta kasih di dunia ini.”

Profesor Emil Salim
Mantan Menteri Lingkungan Hidup
“Pasangan suami istri Cosmas-Pudy bagaikan ikan dengan air. Bung Cosmas berbicara santun, namun tegas, supel, dan pandai bergaul. Awal bertemu Bu Cypriana membuat hati kagum tercengang. Ia berjiwa halus, sebagaimana lazimnya putri Jawa. Beliau murah senyum memancarkan hatinya yang lembut.

Saya bisa mengerti bahwa perangai lembutnya menarik hati Bung Cosmas untuk menyuntingnya. Dan yang lebih mengagumkan lagi, bahwa sejoli Bung Cosmas dan Bu Cypriana, telah memasuki usia perjalanan perkawinan selama 50 tahun. Rukun, damai, akrab dan bahagia selama 50 tahun hidup sebagai suami-isteri tanpa bisikan celaan apa-apa.”

Fahmi Idris
Menteri Perindustrian di Kabinet Bersatu, kolega Angkatan 66
“Saya melihat Bung Cosmas patut diteladani, terutama kehidupan keluarganya. Kita semua berusaha menjadi bapak yang baik, tapi saya lihat, usaha Bung Cosmas berhasil, hingga usia 79 tahun. Jadi, pada intinya, beliau sangat cocok untuk diteladani.

Masa muda dulu, kalau ada perselisihan di antara teman-teman, yang bisa mendamaikan hanya Bung Cosmas. Karena dia tidak pernah ada kepentingan dan tidak berpihak. Itulah Bung Cosmas, seorang pendamai.”

Enggartiasto Lukita
Menteri Perdagangan Kabinet Kerja “Kehidupan keluarga beliau menjadi panutan bagi saya dalam berkeluarga; begitu serasi dengan latar belakang kultur yang berbeda. Tidak mudah, kultur Batak dan kultur Jawa menyatu. Tapi beliau menjalani kehidupan keluarga yang begitu harmonis.

Cosmas dan Ibu harmonis sekali. Di mana ada bapak, selalu ada ibu mendampingi. Dan Ibu selalu menempatkan dirinya sebagai istri menteri, istri pejabat, istri tokoh. Sehingga pada posisi saya sekarang, istri saya selalu mengingat bagaimana memposisikan dan membawa dirinya di lingkungan kami sekarang. Luar biasa! Saya kagum dan pengagum mereka.”

Ir Ciputra
Pengusaha
“Pada hari ini, bila kita melihat keindahan pernikahan Pak Cosmas dan Ibu Cypriana, pada ulang tahun pernikahan yang ke-50 dan sementara itu, ketokohan Bapak Cosmas Batubara masih dapat kita lihat dengan jelas, maka hanya rasa kagum dan ucapan selamat yang dapat saya sampaikan kepada Bapak Cosmas dan Ibu sekeluarga. Tampaknya, apapun yang terjadi di Indonesia maupun dunia, itu semua tidak dapat menggoyahkan persekutuan suci dan indah yang pernah Pak Cosmas dan Ibu Cypriana ikrarkan di depan altar. Kami ikut bersyukur kepada Tuhan dan doa kami, semoga bapak dan ibu menjadi teladan bagi lebih banyak pasangan-pasangan muda.”

Muslan
Supir
“Saya bekerja pada keluarga Bapak dan Ibu Cosmas Batubara sejak tahun 1979 hingga sekarang. Dengan waktu selama itu, saya merasa seakan baru beberapa tahun saja karena perlakuan beliau sekeluarga terhadap kami, sangat baik. Dengan demikian, tidak berlebihan barangkali saya merasakan sebagai bagian dari keluarga ini. Saya berdoa, semoga Bapak dan Ibu sekeluarga senantiasa dalam lindungan Tuhan.”

Meninggal Dunia

Informasi yang diterima dari pihak keluarga, Cosmas meninggal dunia sekitar pukul 03.27 WIB, Kamis (8/8/2019). Cosmas menghembuskan nafas terakhirnya di RSCM Kencana.

Jenazah selanjutnya akan disemayamkan di kediamannya di Jalan Cidurian no 3, Cikini, Jakarta Pusat. Jenazah akan tiba pukul 10.00 WIB pagi.

"Jadi beliau sudah hampir dua tahun ini berjuang melawan kanker Limfoma," ujar Putra Cosmas, Artur Batubara, ketika dihubungi Kamis (8/8/2019).

Artur menjelaskan sang ayah sudah menjalankan beberapa tahapan pengobatan Kemoterapi di Jepang. Hingga akhirnya meninggal di RSCM Kencana.

"Sudah melalui beberapa tahap pengobatan termasuk kemoterapi di Jepang dan juga penanganan yang baik di RSCM Kencana," ucapnya.

Penulis  : berbagai sumber
Editor    : tagor






Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.