Header Ads



Meramal Jokowi vs Prabowo Pasca Pilkada Serentak 2018

LINTAS PUBLIK - JAKARTA, Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 kemungkinan akan kembali mempertemukan Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto. Meski masih setahun lagi, namun suasana Pilpres 2019 sudah terasa dalam Pilkada serentak 2018.

"Ibaratnya, dari survei yang ada, tokoh-tokoh ada yang masuk ke premiere league, ada dua nama yaitu Pak Jokowi dan Pak Prabowo, selebihnya hanya divisi 1 dan divisi 2," kata Waketum Gerindra Fadli Zon dalam acara Mata Najwa yang tayang di Trans7, Rabu (27/6/2018).

BACA JUGA  Antusias Warga Siantar Pemilihan Gubernur Sumut, Ini Vidionya

Jokowi dan Prabowo saat bertemu di Istana Merdeka. 
Jokowi yang saat ini masih menjabat sebagai Presiden RI telah mengantongi 5 dukungan partai politik yang duduk di parlemen. Kelima partai itu yakni PDIP, Golkar, NasDem, PPP, dan Hanura. Ada pula partai non-parlemen yang mendukung Jokowi yaitu PSI, Perindo, dan PKPI.

"Kami sudah sepakat bahwa setelah Pilkada serentak selesai, kami akan bicara sama-sama (untuk koalisi Pilpres)," ujar Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto di acara Mata Najwa.

Adapun Prabowo memang sudah dideklarasikan oleh partainya, Gerindra. Sejauh ini baru PKS yang kemungkinan besar akan merapat, namun belum melakukan deklarasi.

Meski di panggung nasional tampak sudah berkubu-kubu, rupanya komposisi parpol di panggung daerah jauh lebih cair. PDIP dan Gerindra berkoalisi di 48 Pilkada tahun ini, PDIP-PKS di 33 Pilkada, sedangkan PDIP-Gerindra-PKS di 21 Pilkada.

PDIP sebagai partai tempat Jokowi bernaung hanya menang di Pilgub Jawa Tengah versi quick count. PDIP kalah di Jawa Barat dan Jawa Timur dalam quick count. Tahun lalu, PDIP juga kalah di Pilgub DKI Jakarta dan Banten.

Untuk Pulau Jawa, jagoan Gerindra tahun ini malah kalah semua versi quick count. Namun Gerindra menggenggam kemenangan untuk Pilgub DKI dan Banten tahun lalu.

Walau kalah versi quick count di Pilgub Jawa Barat 2018, namun jagoan dari Gerindra-PKS mengalahkan jagoan PDIP. Meski demikian, perhitungan quick count di Jawa Barat memenangkan pasangan Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum yang didukung NasDem dan PPP. Kedua partai tersebut adalah pendukung Jokowi untuk 2019.

Koalisi yang diperkuat PDIP-Gerindra-PKS di Jawa Timur, Saifullah Yusuf-Puti Guntur Soekarno justru kalah. Di Jawa Timur dalam quick count dimenangkan oleh Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak yang di antaranya diusung Golkar, PPP, dan NasDem yang merupakan pendukung Jokowi.

Jumlah pemilih di Jawa Barat adalah 31 juta, Jawa Timur adalah yang terbanyak kedua dengan 30 pemilih, sedangkan Jawa Tengah berjumlah 27 juta yang menempati terbanyak ketiga. Jika dijumlah angkanya mencapai lebih dari 88 juta pemilih atau separuh lebih dari total DPT Pilkada serentak 2018.

Pemilihan Gubernur memang bukan hanya di Pulau Jawa. Untuk di Sumatera Utara, jagoan yang diusung PDIP-PPP-PKPI (Djarot Saiful Hidayat-Sihar Sitorus) kalah dari pasangan Edy Rahmayadi-Musa Rajekhsah yang diusung Gerindra-PKS dan partai lain. Di Pilgub Sumut tampak partai pendukung Jokowi mengusung Djarot-Sihar, tetapi NasDem yang juga mendukung Jokowi justru ada di kubu Edy-Musa. Pemilih di Sumatera Utara adalah yang terbanyak keempat yakni 9 juta orang.

Sekilas masih belum tampak mana yang jauh lebih unggul antara partai pendukung Jokowi atau Prabowo dari hasil Pilkada serentak 2018. Selain itu masih ada Partai Demokrat, PKB, dan PAN yang belum menentukan arah koalisi di Pilpres 2019 tapi memenangkan sejumlah Pilkada 2018.

Sumber   : detik 

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.