Tinggalkan Pekerjaan Lama Demi Alusi Tao Toba, Togu Dianggap Bodoh
LINTAS PUBLIK - MEDAN, Pendiri Yayasan Alusi Tao Toba, Togu Simorangkir, punya latar belakang pendidikan yang cukup mentereng. Tapi beberapa orang justru menganggapnya bodoh. Mengapa?.
Tahun 1994, Togu kuliah di Fakultas Biologi Universitas Nasional dan lulus tahun 1998. Empat tahun kemudia ia mengikuti program beasiswa Konservasi Primata di Oxford Brookes University dan lulus tahun 2003.
"Tapi saya enggak pernah pakai gelar ini. Ini gelar saya persembahkan ke mama saya," tutur Togu Simorangkir, Senin (8/8/2016).
Setelah merampungkan pendidikan S2, Togu Simorangkir bekerja selama tujuh tahun di Yayasan Orang Hutan Indonesia di Kalimantan. Kemudian ia memutuskan pulang kampung dan mendirikan Alusi Tao Toba sembari bertani.
"Saya menolak tawaran beasiswa S3 dan bekerja di Uni Eropa dengan gaji 2.000 Euro. Saya bilang ke mereka kalau saya mau mendirikan Alusi Tao Toba bagi peningkatan pendidikan anak di tanah batak," kata pria kelahiran 26 November 1976 ini sembari tertawa.
Togu mengaku bukan dari kalangan mampu. Selain bertani, sehari-hari ia berjualan air minum Alusi Hexagonal untuk membiayai Alusi Tao Toba dan keluarganya.
"Saya jualan air. Setiap penjualan untungnya Rp 2.000. Saya bagi Rp 1.000 untuk Alusi Tao Toba dan Rp 1.000 untuk keluarga saya. Puji Tuhan, tahun 2011 sudah muncul donasi untuk Alusi Tao Toba, jadi keuntungan jualan air murni untuk kebutuhan keluarga saya. Saya juga mulai bertani sayuran organik dan jualan telur bebek," ungkap Togu.
Tak sedikit keluarganya yang mencibir keputusan Togu meninggalkan pekerjaannya yang lama dan tawaran berbagai perusahaan.
"Banyak, banyak sekali yang bilang bego. Tapi prinsipku, sukses bukan berapa banyak uang dan jabatan, tapi seberapa bermanfaat kita," katanya.
Editor : tagor
Sumber : tribunmedan
Tahun 1994, Togu kuliah di Fakultas Biologi Universitas Nasional dan lulus tahun 1998. Empat tahun kemudia ia mengikuti program beasiswa Konservasi Primata di Oxford Brookes University dan lulus tahun 2003.
"Tapi saya enggak pernah pakai gelar ini. Ini gelar saya persembahkan ke mama saya," tutur Togu Simorangkir, Senin (8/8/2016).
 |
| Founder Alusi Tao Toba Togu Simorangkir saar acara finali Gramedia Reading Community Competition 2016 Regional Sumatera di Santika Dyandra Medan Hotel, Sabtu (6/8/2016). |
"Saya menolak tawaran beasiswa S3 dan bekerja di Uni Eropa dengan gaji 2.000 Euro. Saya bilang ke mereka kalau saya mau mendirikan Alusi Tao Toba bagi peningkatan pendidikan anak di tanah batak," kata pria kelahiran 26 November 1976 ini sembari tertawa.
Togu mengaku bukan dari kalangan mampu. Selain bertani, sehari-hari ia berjualan air minum Alusi Hexagonal untuk membiayai Alusi Tao Toba dan keluarganya.
"Saya jualan air. Setiap penjualan untungnya Rp 2.000. Saya bagi Rp 1.000 untuk Alusi Tao Toba dan Rp 1.000 untuk keluarga saya. Puji Tuhan, tahun 2011 sudah muncul donasi untuk Alusi Tao Toba, jadi keuntungan jualan air murni untuk kebutuhan keluarga saya. Saya juga mulai bertani sayuran organik dan jualan telur bebek," ungkap Togu.
Tak sedikit keluarganya yang mencibir keputusan Togu meninggalkan pekerjaannya yang lama dan tawaran berbagai perusahaan.
"Banyak, banyak sekali yang bilang bego. Tapi prinsipku, sukses bukan berapa banyak uang dan jabatan, tapi seberapa bermanfaat kita," katanya.
Editor : tagor
Sumber : tribunmedan
Tidak ada komentar