Header Ads



Warga Siantar Digusur, Kemana Mereka Tinggal?

Tahun ini atau baru-baru ini, berita penggusuran ada dimana-mana. Tak ketinggalan Kota Pematangsiantar telah melakukannya dibantaran sungai dijalan Nias Pematangsiantar. Tentunya hal itu dilakukan karena ada tujuan tertentu (dalam hal ini punya maksud baik). Seperti demi ketertiban, demi kebersihan, agar menghindari banjir dan lain sebagainya.

BACA JUGA  Warga Serang Satpol PP karena Bongkar Pemandian Umum

Perabotan rumah tangga warga bantaran sungai Toge dijalan Nias Pematangsiantar
 berserahkan ketika 22 rumah yang dihuni 22  kepala keluarga dirobohkan Satpol PP Siantar.
Kita tahu Kota Jakarta telah berhasil mengggusur pemukiman liar dan bangunan-bangunan yang membuat macet jalan-jalan di ibukota. Tapi tahu kah anda, bahwa penggusuran yang dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahya Purnama atau yang biasa dipanggil AHOK beserta jajajarannya (Satpol PP) telah memikirkan efek sampingnya. Seperti masyarakat yang digusur tinggal dimana dan apa pekerjaan mereka.

Pemda DKI Jakarta sebelum menggusur, telah menyediakan rumah tinggal semantara, yaitu berupa RUSUNAWA atau RUSUNAMI. Bahkan tak tanggung-tanggung disediakan juga alat untuk mencari nafkah. Ah... saya tidak perlulah menceritakan disini lebih lanjut, toh saban hari fenomena penggusuran di Jakarta disiarkan di televisi nasional, artinya anda dan saya melihat hal itu.

Lalu bagaimana dengan Kota Pematangsiantar?

Saya begitu miris melmbaca media-media lokal dari Siantar. Pemko Pematangsiantar telah melakukan penggusuran di berbagai titik. Meski tidak seheboh ibukota negera Republik Indonesia, tapi tentunya telah membuat warga yang digusur resah dan gelisah.

Resah yang kami maksud disini adalah mereka tidak tahu mau tinggal dimana lagi. Gelisah, bahwa tidak ada lagi tempat untuk istirahat untuk tidur, untuk santai dan lain sebagainya.
Seperti yang kami katakan tadi, bahwa penggusuran tersebut sangatlah baik dan punya tujuan yang baik pula. Semuanya demi kepentingan kota. Tapi... ya mbok diperhitungkan jugalah efek kedepannya.

BACA JUGA   Pembongkaran Rumah di Jalan Nias Gunakan Alat Berat Escavator

H br Rumapea (24) menangis sejadi-jadinya saat rumahnya dibongkardi Jalan Nias Kelurahan Toba Kecamatan Siantar Selatan,Kamis (26/5/2016).
Sudahkah warga yang digusur sudah disediakan tempat tinggal yang layak? setidaknya mereka bisa tidur dan masak atau mereka menyewa tempat tinggal lainnya?.

Ayolah Pak Pjs. Walikota (Jumsadi Damanik), jangan hanya mencontoh sebagian saja dari ibukota, (Menggusur saja) tapi contohlah seluruhnya (Gusur mereka tapi tempatkan mereka ditempat yang layak) . Dimana hati nurani Anda pak....

Itu saja yang bisa kami sampaikan, sebenarnya masih banyak... tapi gak tega kami menulisnya.... Salam Hormat Kami untuk Bapak/Ibu pejabat di Kota Pematangsiantar. Horas.


Penulis : Marojahan Siringoringo, pengamat media sosial – tinggal di Bandung
               penulis dapat dihubungi melalui face book atas nama Hans Ringo (Si Bos)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.