Header Ads

Jumat Agung di HKIP Sion, Memperingati Penderitaan dan Kemerdekaan

LINTAS PUBLIK - SIANTAR, Memperingati Jumat agung yang benar-benar Agung adalah perayaan yang harus kita banggakan, dan perayaan ini adalah kabar sukacita bagi semua umat kristen didunia. Karena pada Jumat Agung itu Yesus harus mati untuk kita (umatnya), dan melalui penderitaannya kita dibebaskan dari upah dosa.

Pdt. PM. Simangunsong memberikan sebuah anggur dalam memperingati Perjamuan Kudus
 di HKIP Sion Simpang dua Pematangsiantar, Jumat ( 25/3/2016).
Kabar sukacita ini menjadikan kita agar terus merefleksikan diri, sudah bagaimana kita melayani Tuhan (Yesus) dalam kehidupan sehari-hari. Apakah dalam kehidupan sehari-hari kita sudah “seperti” Yesus melayani umatnya?, dengan cinta kasih dalam perbuatan?.

“Yesus mati dikayu salib, itu adalah kabar sukacita, yang benar-benar harus kita renungkan, bukan hanya pada saat peringatan ini saja (Jumat Agung). Kita bahagia Yesus harus mati untuk menanggung dosa-dosa kita, seharusnya proses penyaliban itu dapat menjadi kekuatan bagi hidup kita sehari-hari, dengan mau berkorban untuk orang lain, dan saling mengasihi,”kata Pdt. PM. Simangunsong, M.Div dalam kotbahnya di HKIP Sion Simpang dua memperingati Jumat agung di jalan Sisingamangaraja Pematangsiantar, Jumat pagi (25/3/2016).

Pdt. PM. Simangunsong dalam kotbahnya yang diambil dari nats Alkitab Johanes 19 : 28-30 menambahkan, pada saat peringatan Jumat Agung banyak orang yang merefleksikan diri dengan membuat Tritikal Via Dalorosa atau perjalan salib. Dan ada pula orang yang rela benar-benar dicampuk, dan disalibkan bagaimana sebenarnya seperti tertulis dalam Alkitab, Yesus benar-benar menderita, dicaci, ditendang dan dicambuk.

“Kenapa orang mau berperan sebagai Yesus dalam sebuah peringatan perjalanan Salib, ini membuktikan bahwa dia (pemeran) menunjukan jati diri mau mengorbankan diri untuk orang lain, dan merasakan penderitaan yang sesunguhnya. Bagaimana dengan kita, apakah kita merasakan hal itu,”ungkap Pdt. PM. Simangunsong agar umat kristen mau menyerahkan diri sepenuhnya untuk pelayanan seperti diajarkan Yesus pada masa hidupnya, yaitu melayni sesama, sambil menunjukan kalau saja Yesus hadir tersalib di altar gereja haruskah kita hanya menangisinya, dan bukan berbuat apa sebenarnya tujuan perjalan salib itu, yaitu penderitaan agar ada kebebasan (Kemerdekaan) setiap umat manusia.

Dengan terjadinya peristiwa perjalanan Salib, maka kita harus tetap menyerahkan diri sepenuhnya terhadap penyertaan dan perlindungan Tuhan. Bila hidup kita mendapat cobaan, cibiran, cacian, hinaan untuk kemuliaan namanya, Kita harus berserah kepadaNya (Yesus), biarlah Yesus yang “bekerja” buat kita, biarlah kehendaknya yang terjadi, bukan kehendak kita.

“Marilah kita hayati kematian Yesus, menjadi sukacita bagi kita, agar orang-orang percaya dapat diselamatkan, agar semua umat didunia dapat dibebaskan dari dosa. Karena itu untuk menguatkan pekerjaan kita setiap hari, haruslah kita berserah (berdoa) memohon, dan biarlah Tuhan bekerja buat kita,”ujar Pdt. Simangunsong agar anak tetap menghormati orang tua, dan masyarakat tetap mendoakan pemerintah, sehingga tercapai Damai sejahtera dibumi dan di Sorga.

Pantauan www.lintaspublik.com acara ibadah Jumat Agung dilanjutkan dengan perjamuan kudus pada pukul 14 : 00 Wib yang di ikuti jemaat HKIP Sion Simpang dua yang memadati gereja tersebut, terlihat satu persatu jemaat menerima sebuah roti dan meminum anggur memperingati perjamuan kudus, seperti diajarkan Tuhan Yesus terhadap murid-muridnya.


Penulis : tagor

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.