Header Ads



Rumah untuk Guru

LINTAS PUBLIK, INFO NASIONAL Guru merupakan pahlawan tanpa tanda jasa. Guru juga menjadi ujung tombak pembangunan bangsa dengan mencetak generasi muda berkualitas. Sayangnya, guru sering kali bernasib kurang beruntung. Salah satunya tidak memiliki rumah, yang merupakan satu dari beberapa kebutuhan pokok. “Guru layak diberi apresiasi karena di tangan mereka generasi muda penerus bangsa ini dibentuk,” kata Rita.

Program pengadaan rumah bagi pahlawan tanpa tanda jasa ini merupakan kelanjutan dari program yang telah dicanangkan sejak 2014. Tahun 2015, Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara mengalokasikan anggaran sebesar Rp 36 miliar untuk membangun 1.000 rumah. Saat ini, dari 13 ribu guru yang ada di seluruh kecamatan di Kabupaten Kukar, masih terdapat sekitar 7.000 guru yang belum memiliki rumah.
Masih terdapat sekitar 7.000 guru yang memiliki rumah di Kabupaten Kutai Kartanegara.
Masih terdapat sekitar 7.000 guru yang memiliki rumah di Kabupaten Kutai Kartanegara.
“Anggarannya masih akan dibahas lebih lanjut, menunggu verifikasi kelayakan penerima bantuan. Tapi akan selesai sebelum 100 hari kerja saya setelah dilantik nanti,” kata Rita yang berharap program ini selesai sebelum masa kepemimpinannya berakhir pada 2021 mendatang.

Rita menambahkan, program satu guru satu rumah ini memang memerlukan pendataan yang akurat. Terlebih, guru yang diprioritaskan menerima bantuan rumah ini tersebar di 18 kecamatan. Dari 7.000 guru, akan diseleksi lebih dalam untuk mengetahui apakah guru tersebut benar-benar masuk kriteria sebagai penerima bantuan rumah. Beberapa kriteria yang dimaksud, antara lain masa dinas guru (berapa lama bertugas), status rumah tinggal saat ini, dan prestasi selama menjadi pengajar.

Teknisnya, ujar Rita, bantuan diberikan dalam bentuk subsidi. Rita akan menggandeng Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara untuk melakukan pendataan terhadap guru yang berhak menerima bantuan. Rita juga akan mengajak Bank BTN sebagai mitra pemberi modal berupa pinjaman lunak untuk pembangunan rumah. Para guru nantinya dipotong gaji selama 10 tahun dengan cicilan bulanan yang tidak memberatkan.

Menurut Rita, dengan memiliki rumah yang layak huni, para guru juga semakin termotivasi dalam proses belajar-mengajar di kelas. “Intinya kami ingin membantu guru untuk memiliki rumah sehingga mereka mampu memberikan pelajaran yang lebih berkualitas di dalam kelas,” ujar Rita.

Perhatian Rita terhadap guru dan bidang pendidikan, khususnya, memang sudah terlihat sejak ia pertama kali memimpin Kabupaten Kutai Kartanegara. Untuk guru, sebelumnya Rita juga menghadirkan program Satu Guru Satu Laptop yang telah berakhir pada 2013. Maksud pembagian laptop ini untuk mendukung para guru dalam kegiatan mengajar dan meningkatkan kapasitas dalam penggunaan teknologi.

Kualitas guru juga mendapatkan perhatian serius. Bahkan Rita mengundang Cambridge University untuk datang ke Kabupaten Kutai Kartanegara agar dapat melihat apa yang dibutuhkan dalam membangun pendidikan di daerah tersebut. Dana yang dialokasikan untuk kerja sama ini mencapai Rp 25 miliar dengan masa kerja sama hingga 5 tahun.

Melalui kerja sama dengan Cambridge University ini, Rita berharap muncul sumber daya manusia berkualitas yang siap membangun Kutai Kartanegara di masa mendatang. Kerja sama ini juga menjadikan Kutai Kartanegara sebagai satu-satunya kabupaten di Indonesia yang melakukan kerja sama dengan Cambridge University.


Editor   : tagor
Sumber : tempo

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.