Header Ads



Kalla Sarankan Calon Sering "Selfie" dengan Masyarakat agar Menang di Pemilihan

LINTAS PUBLIK - JAKARTA,  Wakil Presiden Jusuf Kalla berbagi pengalamannya dalam memenangkan suatu pemilihan kepada peserta rapat koordinasi nasional Partai Nasdem di Jakarta Convention Center, Rabu (23/9/2015). Menurut Kalla, pada dasarnya calon pemimpin suatu daerah yang dipilih adalah mereka yang dianggap mampu merealisasikan harapan-harapan masyarakat.
"Pada dasarnya yang dipilih adalah pemimpin yang baik, pemimpin adalah orang yang bisa mempengaruhi orang lain. Seorang pemimpin tidak hanya harus laksanakan hal-hal yang populer, tetapi justru yang tidak populer. Jika hanya melaksanakan yang populer, maka Anda hanya koordinator saja. pemimpin adalah memberikan perintah, bukan imbauan," ujar dia.
Inilah hasil foto selfie calon Presiden Joko Widodo bersama Jusuf Kalla, Sabtu (5/7/2014).
Foto ini diunggah di laman Facebook Jokowi.
Seorang pemimpin, lanjut Kalla, harus mampu berkomunikasi secara baik dengan warganya. Hal ini memang tidak mudah namun bertatap muka dengaan para warga dan memperkenalkan diri kepada warga merupakan cara efektif mengambil hati warga.

"Yang sangat penting ialah hubungan langsung dengan masyarakat. Saya selalu katakan, satu kali jabat tangan bisa mendapatkan satu suara, tapi satu kali foto bisa empat suara, jadi kan, ber-selfie saja. Lebih mudah dibandingkan pasang foto di mana-mana," ucap Kalla.
Kepada para calon kepala daerah Nasdem, Kalla mengingatkan bahwa pilkada berbeda dengan pemilihan legislatif. Saat pileg, masing-masing calon berpayung kepada partai politik yang mengusungnya. Namun dalam pilkada, kepribadian sang calon lah yang paling menentukan kemenangan.
"Dalam pilkada, partai dukung Anda tapi Anda lah yang diharapkan membuat perubahan dan masa depan daerah. Setelah ini Anda tidak bisa lagi mengharapkan partai, tentu partai bantu kampanye dan sebagainya tetapi pada dasarnya adalah pribadi Anda, cara Anda, masa lalu, dan harapan masa depan yang akan memenangkan pertarungan itu," tutur Kalla.
Pengelolaan anggaran
Dalam kesempatan itu, Kalla mengingatkan tantangan yang bakal dihadapi jika terpilih sebagai kepala daerah. Salah satunya adalah mengelola anggaran di daerah yang sekarang lebih besar dibandingkan di pusat. Pada tahun yang akan datang, kata Kalla, akan lebih banyak anggaran yang disalurkan ke daerah, termasuk dana desa.
Wapres juga menyampaikan bahwa pemerintahan yang sekarang tidak semudah yang dulu. Keterbukaan informasi, keberadaan media mainstream maupun media sosial menjadikan setiap langkah kebijakan seorang kepala daerah bisa dipantau masyarakat luas.
"Itu lah yang jadi balancing (penyeimbangan) di samping tentunya daripada masing-masing daerah punya peranan penting. Semua itu bagian bagaimana laksanakan pemerintahan yang baik di masa datang," sambung Kalla.
Di samping itu, ia menilai pemerintah daerah ke depannya perlu kerja keras mengingat kondisi ekonomi dunia yang melemah. Ekonomi nasional pun, kata Kalla, tidak sebaik sebelumnya. Pendapatan masyarakat cenderung berkurang dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
Pelemahan ekonomi ini, menurut Kalla, tak lepas dari pelemahan ekonomi dunia yang terjadi belakangan ini. Atas dasar itu, seorang kepala daerah akan menghadapi tantangan untuk bisa mendorong kreativitas masyarakat dalam meningkatkan produktivitasnya.
"Kalau zaman dulu, bupati di Kalimantan mudah karena ada tambang batubara, zaman sekarang tentu berbeda, demikian juga dengan di daerah lain, itu tantangan Anda. Karena masalah itu lah maka diperlukan kreativitas yang baik," kata dia.
Meskipun demikian, menurut Kalla, ada pula kemudahan yang diperoleh kepala daerah saat ini dibandingkan dengan masa sebelumnya. Kini, kepala daerah tidak perlu lagi berpikir keras mengenai kesejahteraan dan kesehatan warganya karena biaya kesehatan warga ditanggung pemerintah pusat. Demikian juga dengan biaya pendidikan yang sebagian besar ditanggung pemerintah.


Editor     ; tagor
Sumber  : kompas.com

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.