Toba Dreams Bukan Film Biografi
LINTAS PUBLIK - MEDAN, Produser film ToBa Dreams, Rizal mengatakan filmnya bukan film biografi seseorang atau film dokumenter pariwisata, film ini adalah film yang mencoba mengangkat problem yang ada di masyarakat secara jujur terutama problem keluarga Indonesia yang masih berkutat seputar kesejahteraan, kehilangan figur seorang ayah, salah didikan, keretakan rumah tangga, jeratan korupsi, gangguan narkoba, pergaulan bebas, serta konflik beda agama.
"Bahkan lebih dari itu film ini menukik lebih tajam pada problem keluarga pensiunan tentara republik Indonesia yang hidupnya habis untuk mengabdi pada negara dengan meninggalkan anak istrinya bertahun-tahun tugas, hingga tidak terasa masa pensiun datang dengan segala problematika yang di hadapinya terutama masalah kesejahteraan dan kehilangan waktu emas melihat tumbuh kembang anak dan keluarganya," katanya.
Menurutnya, Film ini hadir bukan untuk menggurui atau menjadi super hero yang mencoba menyelesaikan masalah bangsa ini. Tapi film ini mencoba melihat dari sisi lain dan mencoba mendekati penyelesaian masalah bangsa ini dari sudut pandang seorang sersan Tebe yang apa adanya, jujur dan terkesan sebagai pensiunan tentara idealis dengan rela meninggalkan rumah dinasnya secara sukarela dan memilih pulang kampung membangun desa.
Produser,Rizaludin Kurniawan menjabarkan hidup tidak selalu indah dan semudah yang dibayangkan dituangkan dalam film ini. Seperti halnya yang terjadi di film ini, ketenangan sersan Tebe ini terusik oleh anak sulungnya yang selalu menentangnya. Sehingga sersan Tebe pun sempat berfikir jangan-jangan anak ini tertukar dengan bayi lain waktu melahirkan di puskesmas. Disinilah pertentangan keras terjadi antara ayah dan anak, sebuah dramaturgi yang menyentuh di suguhkan oleh Benni Setiawan sebagai penulis skenario dan sekaligus sebagai sutradara di film ini.
Menurutnya film ini menampilkan akting yang memukau antara aktor beda generasi Mathias Muchus sebagai sersan Tebe dan Vino G Bastian sebagai Ronggur anak sulungnya. Penonton seakan di suguhkan sebuah adu akting dua aktor kawakan yang seakan penonton dipaksa harus memihak dan menilai salahsatunya.
Di tengah polemik, hadirlah Kristin (Tri Yudiman) sebagai ibunya Ronggur, dan Andini (Marsha Timoty) sebagai istrinya Ronggur menjadi penengah, ibarat air dalam kobaran api dua laki-laki batak ini.
Ditanyai setting yang diangkat dalam film tersebut, executif produser, Duma Yanti menuturkan film Toba Dreams mengangkat setting danau Toba yang indah dan perkampungan sekitaran pinggiran Toba yang masih aseli dengan segala adat istiadatnya. selain itu, penonton juga disuguhkan sinematografi yang apik dan berkelas yang digarap langsung oleh Roy Lolang sebagai Director of photographi dan sentuhan musik etnik oleh Viky Sinipar.Trb/t

Menurutnya, Film ini hadir bukan untuk menggurui atau menjadi super hero yang mencoba menyelesaikan masalah bangsa ini. Tapi film ini mencoba melihat dari sisi lain dan mencoba mendekati penyelesaian masalah bangsa ini dari sudut pandang seorang sersan Tebe yang apa adanya, jujur dan terkesan sebagai pensiunan tentara idealis dengan rela meninggalkan rumah dinasnya secara sukarela dan memilih pulang kampung membangun desa.
Produser,Rizaludin Kurniawan menjabarkan hidup tidak selalu indah dan semudah yang dibayangkan dituangkan dalam film ini. Seperti halnya yang terjadi di film ini, ketenangan sersan Tebe ini terusik oleh anak sulungnya yang selalu menentangnya. Sehingga sersan Tebe pun sempat berfikir jangan-jangan anak ini tertukar dengan bayi lain waktu melahirkan di puskesmas. Disinilah pertentangan keras terjadi antara ayah dan anak, sebuah dramaturgi yang menyentuh di suguhkan oleh Benni Setiawan sebagai penulis skenario dan sekaligus sebagai sutradara di film ini.
Menurutnya film ini menampilkan akting yang memukau antara aktor beda generasi Mathias Muchus sebagai sersan Tebe dan Vino G Bastian sebagai Ronggur anak sulungnya. Penonton seakan di suguhkan sebuah adu akting dua aktor kawakan yang seakan penonton dipaksa harus memihak dan menilai salahsatunya.
Di tengah polemik, hadirlah Kristin (Tri Yudiman) sebagai ibunya Ronggur, dan Andini (Marsha Timoty) sebagai istrinya Ronggur menjadi penengah, ibarat air dalam kobaran api dua laki-laki batak ini.
Ditanyai setting yang diangkat dalam film tersebut, executif produser, Duma Yanti menuturkan film Toba Dreams mengangkat setting danau Toba yang indah dan perkampungan sekitaran pinggiran Toba yang masih aseli dengan segala adat istiadatnya. selain itu, penonton juga disuguhkan sinematografi yang apik dan berkelas yang digarap langsung oleh Roy Lolang sebagai Director of photographi dan sentuhan musik etnik oleh Viky Sinipar.Trb/t
Tidak ada komentar