Header Ads



Orang Tak Miskin Bisa Jatuh Miskin karena Sakit

LINTAS PUBLIK -JAKARTA, Selasa, 24 Februari 2015 , Tak sedikit fakta bahwa orang kaya pun kalau sakit kitis bisa jatuh miskin. Banyak kisah yang terjadi di tengah masyarakat.

Anggota DPRD DKI Jakarta, Sereida Tambunan menuturkan kisah pilu yang dialami oleh Asih Setya Ningrum, warga Warakas, Jakarta Utara. Saat ibunya sakit, keluarganya mengeluarkan biaya hingga ratusan juta. Awalnya, ibunya dirawat di RS Islam, kemudian di RS Purimedika.
Mirisnya, meski keluar uang banyak, nyawa ibunya tak bisa diselamatkan. Lebih miris lagi, kepergian ibunya meninggalkan beban utang Rp 89 juta lebih ke rumah sakit.
Sereida Tambunan
Dalam sebuah surat pernyataan bermaterai, keluarga pasien dipaksa menyicil 3 kali. Padahal, saat ibunya sakit, rumah mereka sudah digadaikan. Kalau keluarga pasien tidak menyicil, mereka siap dituntut pidana.
Kasus-kasus seperti ini banyak yang tak muncul ke permukaan. Keluarga pasien yang awalnya dianggap mampu membayar biaya pengobatan umum, ternyata harus benar-benar jatuh miskin. Seperti keluarga Asih Setya Ningrum, setidaknya mereka harus menyicil sekitar Rp 30 juta/bulan. Padahal, untuk biaya hidup Rp 5 juta per bulan pun, sering mereka tak mampu, meskipun ayahnya seorang ketua RW.
Asih Setya Nungrum kini pasrah saja diseret ke pengadilan oleh pihak rumah sakit. "Kalau sampai dia dan keluarganya diseret ke pengadilan, kami akan turun tangan menuntut rumah sakit itu," kata Ketua Bidang Kesehatan DPD PDIP tersebut.
Padahal, dalam kondisi seperti ini, pihak rumah sakit sejak awal harus berinisiatif mengarahkan pasien ke perawatan kelas III. Tak ada ruginya buat rumah sakit, jika merawat pasien yang didanai oleh pemerintah.
"Siapa bilang rumah sakit yang menyediakan banyak ruangan kelas III akan jatuh miskin? Ada fakta yang belum dilihat secara jernih oleh para pengelola rumah sakit. Mereka memandang pasien-pasien kelas III tak akan membawa keuntungan bagi rumah sakit. Karena itu, kerap kali mereka memusuhi relawan yang membawa pasien kelas III," katanya.
Nyatanya, beberapa rumah sakit menikmati keuntungan yang tak sedikit dari pasien-pasien kelas III. Contohnya RS Kartika, Pulomas dan RS Fatmawati, malah makin kaya karena menyediakan banyak ruang perawatan kelas III.
Sebelumnya, RS Kartika sepi, karena khusus untuk pasien elite. Setelah menerima pasien Kelas III, malah berkembang pesat. Mereka membuka kerja sama dengan relawan membawa pasien-pasien pemegang kartu sehat. Biaya pengobatan pasien-pasien kelas III toh akan dibayar oleh pemerintah.SP/t

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.