Header Ads



Gawat !!! Seminar ISPI Tanpa Panitia

LINTAS PUBLIK - SIANTAR , Pelaksanaan seminar nasional yang diprakarsai Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) Siantar – Simalungun pada Selasa (3/2/2015) lalu, memang “amburadul”.

Terungkap, seminar itu dilaksanakan tanpa panitia penyelenggara. Namun oleh pihak ISPI (ketua dan sekretaris ISPI Siantar- Simalungun), kegiatan itu dibuat seakan – akan ada panitianya.
Hal itu dibuktikan dari undangan menghadiri seminar nasional yang disebarkan pihak ISPI kepada sejumlah organisasi dan instansi di kota Siantar.
Surat Undangan ISPI dalam acara Seminar.
Photo/LP.
Pada surat undangan tertanggal 20 Januari 2015 tersebut, seperti amatan Lintas Publik Online, Minggu (15/2/2015), tidak ada kelihatan ketua dan sekretaris panitia. Apalagi stempel panitia, sama sekali tidak ada.

Yang tertera pada undangan bernomor : 13/Pan.Sem.ISPI/I/2015 itu, yaitu, korps atau kepala surat yang bertuliskan panitia seminar nasional dan penganugerahan ISPI Award 2015 Cabang Siantar – Simalungun.

Lalu ada tandatangan Ketua ISPI Siantar – Simalungun, Drs Marolop Panjaitan MPd dan Sekretaris, Rudiarman MPd, berikut stempel ISPI Siantar – Simalungun.

Anehnya, Marolop dan Rudiarman seakan mengaku sebagai panitia dengan menyebutkan “Hormat Kami Panitia” yang tertera di atas tandangan mereka.

Seharusnya, sebuah kegiatan harus ada panitia pelaksana dan tidak etis langsung ditangani oleh pengurus inti sebuah organisasi.

Pada sebuah undangan kegiatan besar seperti seminar nasional ISPI kemarin, harusnya dalam undangan ada panitia pelaksana seminar seperti, ketua dan sekretaris serta stempel panitia.

Sedangkan pihak ISPI (ketua dan sekretaris) dalam undangan itu harusnya sebatas mengetahui yang juga turut menandatangani dan membubuhi stempel.

Ketika hal itu dikonfirmasi via ponsel, Minggu (15/2/2015), baik Ketua ISPI maupun Sekretaris ISPI tidak memberikan jawaban.

Bukti lain, “kacaunya” seminar ISPI itu, dengan dilibatkannya mahasiswa FKIP HKBP Nommensen untuk menerima tamu, membagikan snack dan nasi.BACA JUGA 
Mahasiswa FKIP HKBP Nommensen Siantar Tuntut Uang Dikembalikan

Sehingga para mahasiswa itu jadi terganggu mengikuti jalannya seminar, padahal sudah bayar mahal yaitu Rp80.000 per mahasiswa. Belum lagi, ratusan  mahasiswa harus terlantar karena tidak dapat kursi, akhirnya para mahasiswa menuntut uangnya kembali, tapi belum mendapat jawaban dari pengurus  ISPI. tim

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.