Header Ads


Hulman, Walikota Penuh Kepalsuan

Catatan : Tagor Leo Sitohang, SH

Ketika kita bicara Walikota Siantar saat ini, pasti kita akan disuguhkan berita kontroversi, siapa sebenarnya Hulman Sitorus. Hulman sebenarnya orang yang hebat, tapi kata hebat yang saya maksud adalah hebat dalam bermain kepalsuan, artinya publik bertanya kasus yang menimpa Hulman Sitorus sampai saat ini belum ada kepastian hukum, apakah benar atau tidak. Kita sebut saja Uren palsu, Ijajah Palsu Sampai Voucher Palsu.

Kasus itu sampai saat ini tidak tahu kemana rimbanya, kita harapkan masyarakat Siantar harus lebih cerdas lagi memilih calon pemimpin  masa yang akan datang. Pemimpin kota Siantar diharapkan bukan penuh kepalsuan.

Masyarakat Siantar sampai saat ini masih menunggu apa sebenarnya yang terjadi terhadap Hulman Sitorus sebagai walikota Pematangsiantar. Catatan penulis, ketika Hulman Sitorus akan mencalonkan menjadi anggota DPRD
kota Pematangsiantar periode tahun 2009-2014 , Hulman Sitorus sempat diberitakan memiliki dugaan uren palsu.

Uren atau air seni Hulman sebenarnya diduga tidak ada dalam pemeriksaan tim medis, atau Hulman tidak hadir dalam pemeriksaan kesehatan di Rumah sakit umum Djasamen saragih sebagai syarat pencalonan DPRD ketika itu,  tapi ketika itu walaupun Hulman tidak hadir dalam pemeriksaan tim medis, namun nyatanya uren Hulman muncul dalam data pemeriksaan, dan hasilnya dinyatakan lulus memenuhi syarat mengikuti pemilihan legislativ. Kasus inipun sempat menghebohkan masyarakat kota pematangsiantar, bahkan sampai tingkat Nasional, tapi apa nyatanya, kasus ini kabur enta kemana rimbanya.
 
Berita yang tidak kalah hebohnya, ketika dalam pencalonan menjadi walikota Hulman sempat di beritakan diduga memiliki Ijazah palsu, bahwa Ijazah SMP Hulman tidak sesuai dengan apa yang dimiliki Ijazah teman seangkatannya, saksi-saksipun terus dicari sampai saat ini belum ada kepastian beritanya.

Dugaan ijazah palsu itupun tidak jelas, terakhir informasi yang beredar, bahwa status ijazah palsu itu sampai ke bareskrim Polri di Jakarta, dan pihak bareskrimpun sudah turun ke Siantar untuk mencari bukti-bukti baru, tapi hasilnya sampai saat ini masih penuh tanda tanya dan menjadi misteri buat rakyat Siantar. Tapi siap yang mau peduli terhadap itu, yang pasti rakyat masih menunggu kepastian hukumnya, apakah ijazah Hulman palsu, atau malah sebaliknya, ada orang yang memalsukan ijazah Hulman, sehingga membuat rakyat Siantar heboh dan terus menuntut kepastian hukum.

Yang lebih menarik lagi, ketika Hulman mencalonkan diri maju menjadi walikota Siantar periode tahun 2010 - 2015, rakyat Siantar di suguhkan tawaran menarik, yaitu pemberian "Voucher".

Voucher ini berisikan gambar Hulman Sitorus dan Koni Ismail Siregar, informasi pada saat itu bahwa, Voucher akan di cairkan pada saat hari pemilihan walikota Siantar, rakyat Siantarpun berebut, bahkan bisa saja saling sikut asal bisa mendapatkan Voucher yang katanya bernilai Rp.300 ribuan, yang pastinya siapa yang mendapatkan voucher haruslah memilih Hulman.

Tapi apa nyatanya, hingga Hulman terpilih pada tahun 2010 hingga pemilihan walikota tahun 2015 akan segera berlangsung, pencairan voucher itu belum dapat direalisasikan, dan Voucher itu hanya tinggal kenangan, kenangan pahit bagi rakyat Siantar yang memilikinya voucher palsu itu.

Dan terakhir, berita tentang kepalsuan Hulman diungkap oleh Koni Ismail Siregar sebagai wakil walikota yang mendampingi Hulman, bahwa mereka (Hulman-Koni) punya utang “dosa” pada saat pemilihan kepala daerah, utang dosa itu ialah mengadaikan tanah berharga milik mertua Koni Ismail seharga miliaran rupiah, untuk biaya operasional pilkada walikota saat itu.

Sampai saat ini hutang itupun katanya tak terbayarkan, dan parahnya surat tanah mertua Koni Ismail masih ditahan oleh pemberi hutang, jadi kepalsuan soal dana kampanye terungkap sudah, tapi siapa peduli persoalan itu?, biarlah waktu yang bicara.

Yang menjadi pertanyaan kita, apakah Hulman akan mencalon walikota lagi?, ataukah rakyat akan menghakimi Hulman pada saat Pilkada nanti?. Kesimpulannya mari kita lihat tanggal mainnya, rakyatkah berkuasa atau uang. Yang pasti rakyat Siantar tidak mengiginkan walikota penuh kepalsuan, catat itu!?.*

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.